webnovel

tumbal lukisan

seperti gadis gadis yang hilang secara misterius sebelumnya di kota itu, Hani yang tak sengaja bertemu Dion dalam perjalanan pulangnya akhirnya terpilih menjadi daftar korban berikutnya

nhovia · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
21 Chs

part 11

pintu kamar mandi terbuka , seorang gadis keluar dari sana ,, ia memakai kemeja hitam polos yang dimasukan ke dalam rok span berwarna merah. potongan rambutnya pendek sejajar dengan telinganya

"Hani,, dia Nana, nanti kamu bisa bertanya banyak hal soal pekerjaan kepadanya, jangan sungkan untuk bertanya, oke"

Nana seolah tak perduli dengan Merlyn ataupun Hani, ia menarik kursinya lalu menyalakan komputernya, jari-jemarinya memencet tombol -tombol di keyboard dengan cepat

Hani mendekat ke arah Nana untuk berkenalan

"hai mba Nana, saya Hani saya karyawan baru,mohon bimbingannya"

"siapa yang perduli" jawab Nana cuek

"Nana, perlakakukan Hani dengan baik. kamu tahu kan kita saat ini sedang kekurangan karyawan. apa kamu mau lembur terus-terusan setiap hari?" ucap Merlyn sedikit kesal

"aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain" Nana masih cuek dengan komputernya

"Hani, kamu saja yang mendekati Nana oke, kalau ada apa-apa, masuk saja ke ruangan saya. ruangan saya ada disana" Merlyn membalik badannya lalu masuk ke ruangan di pojokan

mati aku, sekelas manager saja dilawan apalagi aku yang baru beberapa menit jadi karyawan

"saya ngerjain apa ya mba nana?"

Nana melirik gadis itu sebentar lalu bangkit berdiri mengambil tumpukan kertas-kertas dari bawah lacinya, membantingnya di atas mejanya sendiri

"masukin semua datanya ke komputermu, awas jangan sampai ada selisih angka, aku tidak akan memaafkan meski hanya selisih -50 " ancam Nana serius

Hani menghela nafasnya sedikit frustasi, inilah dunia kerja dimana senior menindas junior adalah hal yang lumrah

tenang Hani, sepuluh juta menantimu di akhir bulan

Hani membawa tumpukan kertas itu ke meja kerjanya sendiri. berantakan sekali, Hani harus menyusun ulang kembali dari tanggal terlama sampai yang baru sebelum memasukan data-datanya ke dalam komputer.

sepuluh juta, sepuluh juta aku menantimu Hani mendengungkannya berulang-ulang menyemangati dirinya

🌕🌕🌕🌕

matahari baru terbenam ketika Hani baru saja pulang dari kantornya. perutnya berbunyi lapar

"baru hari pertama kerja saja , aku tak sempat makan siang" ia memegangi perutnya yang keroncongan

pekerjaannya tadi di kantor sungguh melelahkan, Nana memberinya banyak tumpukan tumpukan kertas yang belum di selasaikan. dan Hani lah yang menginput semua datanya ke dalam komputer

ia merasakan kesepuluh jarinya pegal bukan main,

"ehhh seger kali ya kalau makan bakso di tempatnya Dion, aku juga mau ucapin terima kasih sama dia, berkat dia aku sudah dapat pekerjaan "

🌕🌕🌕🌕

Gerimis menyambutnya saat kedua kaki Hani baru turun dari bis. Ia mendongakan kepalanya ke atas, langit menjadi lebih gelap karena awan mendung menutupi sinar bulan dan bintang

Hawa dingin langsung menembus kulitnya,membuat tulang-tulangnya merasa ngilu

Hani memutuskan meneduh sebentar di depan sebuah bengkel yang sudah tutup. Tak ada satupun lampu penerangan disana . Keadaan menjadi sunyi sesaat sebelum dipecahkan suara langkah kaki terseok-seok dan suara batuk seorang gadis kecil . hani berjalan mengamati lebih dekat asal suara

Gadis itu mungkin berumur 10 tahun, ia tampak kepayahan berjalan dengan sebelah kakinya yang penuh lebam berwarna ungu. Wajah gadis itu berkeringat, kulit bibirnya mengelupas , ada garis-garis retak dengan bekas darah yang mengering di sekujur bibir gadis mungil itu

"Kamu kenapa dek? Orangtua kamu dimana?" Hani bertanya cemas

Gadis itu tak menjawab. Hani mendengar nafas gadis itu makin memberat lalu jatuh terkulai ke aspal .tubuh gadis kecil itu mulai bergetar hebat, kedua matanya membengkak penuh kesakitan, perutnya mengejang dan mulutnya terbuka mengeluarkan darah segar mengalir sampai kerah bajunya

Kedua mata kaki Hani terasa membeku, ia tak bisa menggerakannya untuk mencari pertolongan

"To...to...tolong....to....tolong " teriak Hani

Ia berharap ada orang lain yang mendengar teriakannya.

Tapi hanya suara gerimis dan hembusan angin malam yang menyahutnya