Hari yang ditunggu tinggal sehari besok saja, ega dan hesti begitu antusias pergi untuk kegiatan ekstra kulikuler dari sekolah nya, mereka dijadwalkan akan menginap di sana dalam satu malam saja.
Ega dan hesti yang sudah menyiapkan bekal sejak jauh hari merasa senang akhirnya mereka akan segera berangkat.
"Semoga nanti jalannya nggak terjal kayak tempat yang dulu ya hes" kata ega
"Semoga nggak ga, kata nya kali ini kita akan berkunjung di sebuah tempat mirip persami dekat kota"jawab hesti yang telah mencari informasi tempat tujuan mereka.
"Besok jemput aku ya" kata hesti lagi
"Siap bos"jawab ega.
***
Petang itu ega segera menyiapkan diri memakai jaket dan celana panjang se sederhana itu saja, ia segera menggendong tas nya dan berpamitan dengan kedua orang tua nya dan segera berangkat, mereka akan berkumpul di sekolah setelah subuh, ega sudah bisa mengendarai motor sendiri meski ada sedikit trauma di hati nya.
Mereka telah disediakan dua mini bus untuk mengantar hingga tujuan.
Setelah absen dan pembekalan mereka segera berangkat, siswa perempuan dan laki laki menaiki bus yang berbeda.
Ega dan hesti duduk bersebalahan memilih kursi paling depan supaya leluasa melihat jalanan sekitar.
Terlihat semua siswa begitu bergembira.
Jalan yang mereka lalui kali ini sudah ber aspal halus sedikit bergelombang karena dekat pegunungan, dikelilingi hamparan sawah hijau yang luas.
" Seperti suasana di desa tempat ku tinggal"gumam ega
Setelah perjalanan kurang lebih 2,5 jam akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju.
Tempat itu terdiri dari beberapa rumah yang berbentuk sanggar dengan ruangan yang luas dan sudah modern, lengkap dengan area parkir dan kantin khusus, serta memiliki lapangan yang cukup luas.
Seperti biasa kelompok perempuan dan laki laki dipisah, memiliki ruang istirahat sendiri sendiri.
Ega dan rombongannya dipimpin oleh seorang senior, yaitu guru mereka sendiri, begitu pun juga kelompok laki laki memiliki senior dari guru mereka sendiri.
Kali ini mereka diberi waktu 30 menit untuk mempersiapkan diri untuk selanjutnya mengikuti acara.
Ega dan hesti hanya sedikit merapikan penampilan mereka dan membawa buku serta pena, sambil menunggu yang lain siap mereka berkeliling di lapangan yang kebetulan berada tak jauh dari ruang istirahat mereka.
"Ihh kok banyak kotoran sapi disini" celoteh ega kepada sahabatnya hesti
"Iya banyak banget" sambung hesti
"Mungkin ternak warga banyak yang dilepas disini karena memang rumput nya hijau subur" sambung ega lagi
Mereka sengaja mengelilingi sudut lapangan supaya lebih semangat mengikuti kegiatan.
Tak lama terlihat senior datang ke ruang istirahat untuk mengajak semua anggota baik laki laki dan perempuan untuk berkumpul di lapangan yang tadi ega dan hesti lewati.
Acara pertama, mereka mendapat pembekalan dan arahan di sebuah aula yang cukup besar, acara itu cukup lama karena itu merupakan acara inti.
Ega dan hesti sengaja duduk di barisan paling depan supaya lebih fokus dan menghindari ketiduran lagi seperti yang telah lalu.
Hingga akhirnya acara itu berakhir di sore hari.
Setelah acara tersebut selesai pembina membubarkan acara dan menyuruh semua anggota untuk beristirahat dan kembali berkumpul setelah 1 jam.
Mereka diberi kesempatan untuk membersihkan diri dan segera mengikuti agenda selanjutnya.
Ega dan hesti segera mengantri untuk mandi di kamar mandi khusus kelompok perempuan, mereka mandi dengan cepat karena masih banyak yang mengantri di belakang mereka, setelah selesai ega kembali ke ruang istirahat menyimpan baju kotor nya ke dalam tas, dan sedikit berdandan ala anak sekolah.
"Hes, kamu bawa makanan apa?" tanya ega seperti kelaparan.
Hesti mengambil kresek yang berada di dalam tas nya, menumpahkan semua isi nya diatas karpet, jajanan yang ia beli dengan ega waktu itu.
Ega sendiri mengikuti sahabat nya itu, menumpahkan semua jajannya diatas karpet, mereka makan bersama.
Setelah satu jam berlalu senior kembali ke ruang istirahat untuk mengajak semua anggota berkumpul di lapangan.
Ega dan hesti memasukkan kembali sisa makanan mereka dan segera datang ke lapangan.
Semua berkumpul dalam satu lapangan, baik anggota, senior serta pembina.
Ternyata mereka akan menghabiskan agenda malam di lapangan tersebut.
Ega yang kaget secara spontan mengatakan
"Aduh padahal disini banyak banget kotoran sapi"
Karena perkataan ega yang terdengar oleh senior membuat senior menjadi marah, sebenarnya ega hanya berbisik kepada hesti tapi tetap saja masih terdengar oleh senior.
"Siapa yang tadi bicara?" kata senior
Semua anggota terdiam, saling menatap.
Sebetulnya ega takut untuk mengakui tetapi dia tetap mengakui nya daripada semua anggota mendapat hukuman.
"Saya pak" jawab ega sambil mengangkat tangannya dengan wajah tertunduk.
Pembina yang seorang laki laki dengan tubuh tinggi kurus berjalan cepat menghampiri ega dengan marah.
"Sekarang kamu cari kotoran itu dan perlihatkan ke saya!" perintahnya dengan marah.
Ega merasa takut, tapi ia juga kesal karena pembina itu seakan tidak percaya dengannya.
Ega mengangkat wajah nya sambil mengernyitkan dahi nya.
Tak sengaja ia melihat ama yang juga sedang menatap nya.
Ega lupa jika ama juga ikut ekstra kulikuler itu.
Sementara ega mulai mencari kotoran sapi di atas rerumputan yang tadi pagi ia jumpai, semua anggota senior dan pembina memulai acara.
Mereka sengaja berpindah tempat dan membiarkan ega mencari kotoran sapi sendiri.
Ega sedikit kesulitan menemukan kotoran sapi itu karena hari sudah mulai gelap, sedangkan ia tidak membawa ponsel karena saat kegiatan semua anggota tidak boleh membawa ponsel.
Ega hanya bisa meraba raba
"Ya Tuhan, jorok banget" gumam ega kesal, sambil terus mencari kotoran sapi itu.
Saat ega menoleh untuk melihat kegiatan teman temannya tanpa sengaja ia melihat sesosok bayangan hitam.
"eh apa itu?" seru ega
Ega takut ia diam seperti patung berfikir itu makhluk apa, bayangan itu semakin mendekat seakan ingin menghampiri ega yang sedang sendirian di tengah gelap nya malam.
"ehh kok semakin dekat" seru ega
Makhluk itu seolah sedang menatap nya juga, semakin lama bayangan itu terlihat semakin besar terkena pancaran sinar rembulan, membuat bulu kuduk ega berdiri, tangan nya merinding ia tidak bisa bergerak jantung nya berdegup kencang saking takut nya, ia hanya bisa diam berdiri di tempat dan melihat makhluk itu semakin mendekati nya.
Semakin dekat dan dekat, sampai akhirnya sosok itu melewati bias lampu dari ruang istirahat perempuan.
Ega mengeneli sosok itu, dan itu bukanlah hantu seperti yang ia takutkan, ia merasa lega, karena ternyata sosok tersebut adalah ama.
Ama mendekati nya dan bertanya pada nya.
"Sudah ketemu kotoran sapi nya?"
"Eee belum nggak kelihatan soal nya" jawab ega terlihat gugup
"Aku bantu yaa," kata ama lagi
Ega hanya menganggukkan kepala nya, ama mulai jongkok dan mencari kotoran sapi itu, ega pun membantu nya.
Akhirnya ega menemukan kotoran sapi itu,
"Ma, udah ketemu, aku ke pembina dulu ya" kata ega meninggalkan ama
"Ini pak kotoran sapi nya" kata ega dengan wajah sedikit kesal
Pembina itu hanya menatap kotoran itu dan menyuruh ega membuang nya.
"Ya sudah sana cepat gabung ke acara" kata pembina itu.
Ega berlari dan ikut bergabung pada acara itu, tanpa cuci tangan.