Amsterdam, 11 Januari 2021
Suasana Kota Amsterdam merupakan sebuah kota yang cukup sibuk sekali dalam kegiatan bisnis. Seluruh jalanan terlihat sangat macet sekali terutama di saat jam jam kerja khusus. Sebuah mobil Limousine pun berjalan menyapu jalanan Kota Amsterdam. Di dalamnya ada seorang pria tampan dengan rahang yang sangat kokoh dan wajah yang cukup datar sekali.
WUSH! Mobil mulai menyapu jalanan Kota Amsterdam terlihat pria itu mulai mengiritkan keningnya menjadi dua garis. Pria itu terlihat sangat sibuk sekali dengan ipad-nya. Dia mulai mengecek beberapa email untuk pekerjaan kantornya. Kemudian dia terlihat mendengus dengan sangat kesal sekali ketika melihat salah satu pesan email.
"DOUBLE SHITT!" dia mengumpat dengan menatap begitu tegas terhadap setiap detil laporan yang dikirim oleh pegawainya." Apa dia tidak bisa bekerja, sehingga dia menyepelekan semua tugas-tugasnya?" Pria itu mendengus sangat kesal sekali ketika melihat laporan keuangan yang terlihat pendapatannya semakin menurun." Apaan ini Laporan atau sampah? " Sikap pria itu terlihat sangat dingin sekali bagaikan suasana di kutub.
Kemudian Pria itu teringat dengan sebuah mimpi yang tadi malam. Seorang perempuan bergaun merah datang dalam mimpinya bahkan terlihat sangat pucat sekali. Pada awalnya dia menyepelekan mimpi itu karena perempuan itu mendadak hilang seketika ketika ada sebuah cahaya terang.
Sepuluh menit kemudian mobil Limousine telah sampai disebuah gedung perkantoran yang cukup tinggi dan mewah sekali. Fin corporate merupakan sebuah perusahaan memiliki taraf internasional penghasil sebuah mobil-mobil mewah.
Di dalam sana terlihat beberapa karyawannya yang menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengan seorang pria yang cukup.
"Halo, Presidir Finn!" Sapa salah satu karyawannya yang bekerja di perusahaannya namun pria itu tetap melewatkannya. Pria itu merupakan presiden dari Finn corporate. Bahkan setiap karyawan yang melewatinya tidak mampu menatap wajah datarnya.
Pria itu mulai berjalan menuju lift pribadinya yang terletak di ruangan khusus. Beberapa pengawalnya mengikuti langkahnya dari belakang.
*
Seorang wanita muda sedang duduk disebuah meja Kerjanya, dia mengecat kuku-kuku panjangnya dengan warna-warna yang cukup bagus sekali. Kemudian dia sontak terkejut melihat kedatangan bosnya, Akhirnya dia pun segera membereskan kutek nya ke dalam laci meja kerjanya.
"Selamat pagi, Pak Presidir!"
"Hmmm.... Fani Azzahra kamu ke ruangan saya setelah ini karena ada yang ingin saya bicarakan mengenai laporan keuangan perusahaan yang mengalami penurunan secara pendapatan. Dan Tolong kamu panggil semua staf marketing di ruangan saya!"
Fani Azzahra hanya mampu terdiam mendengarkan sebuah perintah dari bosnya yang terkenal sangat kejam sekali. Suara datarnya menggema hingga membuat dia hanya menundukkan kepalanya saja. Bibirnya mulai bergetar seketika ketika mendengar kata-kata itu. Dia pun mengangguk mengiyakan untuk segera cara menghubungi beberapa marketing dalam perusahaan FINN corporate. Dia hanya mampu menelan salivanya sendiri ketika mencerna sebuah kata-kata dari Presidir Finn.
Pria itu memiliki jabatan sebagai presiden namun tingkat keangkuhan dan kedataran bahkan tingkat dinginnya menyerupai kutub.
Beberapa karyawan mulai bergosip mengenai latar belakang dari Presidir FINN. Sebuah kabar mengatakan kalau pria itu tidak menyukai seorang wanita atau lebih tepatnya dengan sebut Gay.
*
Monica Finn terus mengawasi kondisi sebenarnya. Dia mengendus aroma yang tidak sedap di sebuah Finn corporate. Rumor itu membuatnya cukup resah sekali. Bahkan anak buahnya pun melaporkan kalau cucu kesayangannya itu penyuka sesama jenis bahkan tidak memiliki gairah untuk menyukai perempuan.
"Aku akan membuat sebuah rencana agar Emilio segera menikah dan menghapus sebuah rumor sampah ini. Aku tidak ingin nama baik keluarga ku menjadi buruk karena ulah cucuku."Monica pun mulai menggumam dalam hatinya Ia pun berencana untuk segera menekan agar cucunya segera menikah dengan seorang perempuan dan memberikan sebuah keturunan dalam keluarga besar Finn
Monica pun mendengarkan sebuah ketukan pintu dari ruang kerjanya lalu dia meminta seseorang yang di luar pintu ruang kerjanya itu agar segera masuk ke dalam.
" MASUK! " Monika pun memerintahkan seseorang itu di balik pintu ruang kerjanya agar segera masuk. Dia masih berpikir keras untuk menyusun sebuah rencana agar membersihkan sebuah rumor itu. Dia tidak ingin rumor itu terus berlanjut karena akan membuat bisnisnya terganggu.
"Selamat sore Nyonya Monica."
"Selamat sore, Gideon! "
Gideon adalah seorang kepercayaannya. Dia juga yang menyelidiki rumor yang menyebar di kalangan masyarakat mengenai cucu kesayangannya. Dia juga yang menyelidiki Siapa penyebar rumor itu tapi sampai sekarang belum juga diketahui sama sekali.
" Apa yang kamu ketahui tentang rumor yang membelenggu tuan muda Emilio? " Monica mulai bertanya tentang rumor tersebut. Kedua matanya pun condong kearah Gideon. Dia ingin kalau rumor itu segera dihapuskan. Dia tidak ingin nama baik keluarganya pun tercoreng dan rumor itu terdengar hingga ke kliennya.
Sebenarnya dengan adanya berita tersebut yang tersebar mengenai Emilio. Hal itu bisa mempermudah Monica untuk menekan Emilio agar segera mencari calon istri. Dia ingin sekali kalau Emilio segera menikah dengan perempuan baik-baik. Dia tidak peduli perempuan yang memiliki kesetaraan status sosial. Dia hanya ingin perempuan itu bisa memberikan hal yang terbaik bagi keluarganya.
" Saya hanya bisa menjelaskan berita itu. Dan saya masih menyelidiki siapa pelaku sebenarnya dalam kasus ini. " kata Gideon. " kalau begitu saya ingin pamit dahulu. Saya akan memberikan kabarnya segera kepada Nyonya Monica."
Fani pun tidak sengaja untuk lewat di sebuah ruang kerja Monica. Dia hanya mampu menelan salivanya sendiri karena berita tersebar lewat mulutnya. Dia merasa tidak tenang sekali. " mampus! Bagaimana kalau kasus ini diselidiki lebih dalam? Berita itu aku yang menyebarkannya. " dia mulai menggumam dalam hatinya lalu dia pun menjauh dari pintu ruang kerja Monica. Padahal sebenarnya dia ingin meminta sebuah tanda tangan untuk proyek selanjutnya. Dia hanya dapat menggigit ujung bibirnya.
Fani pun mulai melangkahkan kedua kakinya dengan sangat cepat sekali. Dia merasa cukup ketakutan sekali dengan konsekuensi yang akan didapatkan."Bagaimana dengan nasib Takdirku nanti kalau aku sebenarnya pelakunya? " dia mulai berkecamuk dalam pikirannya sambil melangkahkan kedua kakinya dan membawa sebuah map biru.
*
Emilio pun masih mondar-mandir di dalam ruang kerjanya. Dia mencoba menerka-nerka siapa pelaku sebenarnya penyebar rumor sampah itu. Dia sangat takut sekali apabila rumor itu terdengar di telinga neneknya.
"Siapa yang sebenarnya bermain-main denganku? apa mungkin pelakunya adalah salah satu karyawan di kantor ini? Awas aja kalau ketahuan aku akan memecat karyawan itu dengan tidak terhormat sama sekali!" Emilio pun mencoba memecahkan teka-teki tentang siapa yang menyebarkan berita itu. Kemudian dia pun kembali duduk di singgasananya. Dia pun menatap layar di laptopnya. Kemudian dia pun kembali untuk bekerja.
*
Halo pembacaku! Maaf kalau misalkan updateku agak lelet ya. Tapi ku usahakan update yaa. Pasti kalian penasarankan dengan siapa Aza? Tunggu jawabannya di chapter berikutnya.