webnovel

Tira dan Angga

Berawal dari sebuah bola yang tempar kehalaman belakang orang. Tira dan Angga dipersatukan seperti genangan air dan tinta pena. Untuk Tira, Angga adalah Pribadi yang Misterius namun, baik hati dan pintar. Menjadi teman dari orang seperti Angga merupakan tantangan sekaligus petualangan bagi Tira. Dan untuk Angga, Tira adalah anak kecil yang baik hati, cerdas, cerdik dan dewasa serta merupakan titik terang dari semua kegelapan yang terjadi dalam hidupnya. Angga punya banyak mistery yang ingin di ketahui Tira. Dan mungkin itu akan membaw masalah kedalam hidup tenangnya. Namun, Tira bukalah orang yang gampang menyerah. Dan Angga hanya ingin selalu bisa melindungi perempuan kecil yang di sayanginya itu. plot twist "Meski Anda menaruh tembok cina dan memanggil tentara roma sekalipun, saya Angga Mahesa tidak akan pernah takut untuk memperjuangkan cinta saya!!" Pekik Angga. "Aku hanyalah gadis bodoh yang ingin melindungi Sosoknya, yang aku cintai karena dia adalah Mimpi dan Cintaku..." ucap Tira lembut menatap ibunya. "Apalah artinya mimpi yang ku capai bila aku tidak bisa bersamanya, lebih baik mimpi ini musnah di bandingkan aku harus berpisah dengan dia..." ungkap Tira pada Ayahnya See ya...

Mira_suenaga2020 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
56 Chs

Jangan Cemburu Tiraku

Sudah berbulan-bulan berlalu sejak kejadian itu. Tira telah terbiasa dengan keberadaan Bu Linda. Bahkan, sekarang mereka saling menyapa setiap kali bertemu.

Sekarang Tira sedang bermain dan belajar bersama Angga di kediamanya seperti biasa. Gadis kecil itu melirik sekeliling rumah Angga bahkan, memperhatikan Angga yang terlihat lebih terurus dari yang sebelumnya.

Rumah Angga terlihat sangat rapih, dan badan Angga jauh lebih sehat dibanding sebelumnya yang terlihat sangat kurus kering.

"Om.." panggil Tira.

"Ya.." jawab pemuda itu singkat.

"Om program makan sehat ya..? keliatannya beda..." tanya gadis kecil itu, sambil memperhatikan pemuda yang ada didepannya itu.

"Tidak.. saya hanya makan masakan Bu Linda doang, sejak beliau tinggal disini... pelayannya selalu merapihkan rumah dan Bu Linda selalu memasak di dapur..." jelas pemuda dengan wajah yang terlihat gembira.

Gadia kecil itu merengutkan dahinya dia tidak mempercayai apa yang di dengarnya. Wanita tua yang di curigainya selama 3 bulan terakhir ini adalah orang yang lumayan baik.

"Apa aku... salah curiga padanya..?" batin Tira.

Tira melihat sekeliling rumah pemuda itu, rumah yang terlihat suram sekarang menjadi lebih hidup. Bahkan Om kesayangannya itu terlihat lebih sering tertawa.

Tira tidak pernah melihat wajah Angga secerah ini. Bahkan, melebihi saat pemuda bertubuh tinggi itu sedang bersamanya.

"Om, om senang ya.. Bu Linda tinggal disini?" tanya gadis kecil itu lembut.

"Ya.. senang aku jadi punya teman, bahkan berkat Bu Linda. Pamanmu Memintaku untuk kembali keperusahaan. Dan Bu linda akan membantuku untuk kuliah bagaimana aku tidak senang Tira..." jawba Angga tersenyum.

"Ya aku turut senang kalau om senang..." jawab Tira tersenyum datar.

Tira tidak tahu apa yang dirasakannya, perasaan senang. Namun, ada hal yang mengganjal dalam hatinya.

Gadis kecil itu merasa, bahwa sekarang dia bukan satu-satunya hal yang membuat Angga bahagia. Dan itu membuat merasa kehilangan, kehilangan sebuah posisi penting dalam hati Angga.

Gadis kecil itu tidak mengerti mengapa dia merasakan hal seperti itu tapi, dia bahagia untuk hidup Angga yang sekarang. Hanya saja dia masih merasakan perasaan mengganjal itu.

"Tira.. ada yang salah.." panggil Angga lembut.

"Tidak.." elak gadis kecil itu.

"Jangan bohong Tira, setelah 1 tahun mengalami kematian.. kamulah orang pertama yang membuat saya hidup lagi.. kamu berharga untuk saya dan seumur hidup saya dikehidupan kedua ini saya telah mengenalmu Tira.." Angga menatap Tira tidak pecaya, dia yakin gadis kecil itu menyembunyikan sesuatu.

Tira tersentak mendengar ucapan yang di katakan oleh pemuda tinggi itu. Dirinya tidak menyangka jikalau dia sangat berarti di mata pemuda itu.

"Aku.. a.. aku, aku takut.." aku gadis kecil itu menatap Angga dengan ekspresi manja yang selalu dia andal itu.

Angga terlihat sangat bingung dengan ucapan Tira, dia tidak mengerti apa yang gadia itu takutkan. Pemuda bertubuh tinggi itu hanya bisa menatap gadis kecil manis itu dan menenangkannya.

"Takut! Mengapa kamu takut? Saya akan ada disini jadi jangan Takut ya..." bujuk Angga pada gadis kecilnya itu.

"Aku merasa sedikit, sangat-sangat sedi... kit cemas dengan keberadaan nenek tua itu, sepertinya dia bisa membuat Om senang lebih baik dibanding aku.." jelas gadis kecil itu dengan ekspresi manjanya yang murung.

Mendengar jawaban gadis kecilnya itu, sontak Angga tersenyum kecil. Dia menatap wajah kecil Tira dan memperhatikan ekspresinya yang manja yang bibirnya yang terus mengerut.

Angga sangat memahami apa yang di rasakan oleh gadis kecil ini. Dan dia sangat yakin bahkan, mungkin Tira sendiri tidak menyadari perasaannya itu.

"Tira.. Aku tidak akan bisa merasakan se... mua ini. Jika bukan karena kamu... jadi..." jelas Angga sambil menahan perasaannya.

"Jadi apa!?" tanya Tira pernasaran.

"Jangan cemburu Tiraku.." jawab Angga sambil mengusap kepala gadis kecil itu dan mencubit pipi manisnya.

"Auch...! Sakit tahu.." gerutu Tira.

"Lagipula siapa yang cemburu? Aku gak ngerasa gitu kok.." tandas gadis kecil itu sambil menyipitkan mata bulat kearah Angga.

"Ya... tapi terlihat seperti itu..." ledek Angga pada gadis kecil itu.

Gadis kecil itu menunduk dan dia terus melirik pemuda itu dengan malu-malu.

"Om... aku, a.. aku... hanya merasa kesal. Karena sepertinya nenek tua itu terlihat lebih berguna... dibanding aku.. dalam hidup om..." rajuk gadis kecil itu.

"Tira... itu tidak benar kamu, beharga untukku. Keberadaanmu berarti bagiku. Kamu spesial, dihatiku dengan caramu... aku sayang padamu Tira... kamu teman yang baik..." jelas Angga memegang erat tanga gadis itu.

"Benarkah!!" tanya Tira riang.

"Ya..." jawab Angga singkat.

Mendengar jawaban pemuda itu, gadis kecil itu terlihat sangat senang. Dia melompat-lompat kegirangan dan memeluk pemuda itu dengan erat.

Mata mereka saling memandang sebuah rasa yang tertahan mulai melepas. Tubuh mereka mulai berkomunikasi. Kedua mata mereka saling memandang satu sama lain dengan tatapan yang berbeda dari biasanya.

"Aku juga sayang sama Om hehehe.." jawab gadis kecil itu lalu mencium pipi pemuda itu. Lalu, gadis kecil itu kabur meninggalkan Angga.

"Hei apa yang kamu lakukan kembali kemari!!" panggil pemuda itu sambil mengejar gadis kecilnya itu.

Mereka pun saling mengejar satu sama lain, Tira terus berlari. Dengan tubuh kecil dan stamina sebagai atlet karate tentu saja, gadis kecil itu sangat diuntungkan.

Bahkan, Angga dengan kakinya yang panjang pun tidak bisa menyeimbangi keceptan lari dari gadis kecil itu.

kejar-kejaran mereka yang tak berujung di hentikan oleh seorang wanita tua cantik yang menyilangkan tangannya. Dan menatap mereka berdua dengan sinis.

"Kalian berdua Apa yang sedang kalian lakukan!?" tanya wanita tua itu marah.

"Ah.. Bu linda i.. ini salah Tira dia mencium pipi saya.. tapi sambil membuang jigongnya..." jawab Angga sambil menunjuk-nunjuk Tira.

"Biarin aja wek..." ledek gadis kecil itu.

Wanita tua itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dari kedua anak itu.

"Hah... Kalian.. Sudah sana makan aku masak enak hari ini..." perintah Bu linda pada mereka.

Mereka berdua pun menuruti wanita tua itu dan segera menuju dapur. Mereka terpukau dengan apa yang mereka lihat di meja makan.

Begitu banyak yang terlihat lezat disana. Dari ikan gurame gorang sampai sapo tahu seafood, semuanya tersedia.

"Makanlah kalian berdua setelah belajar dan kejar-kejaran kalian pasti lelah..." ucap wanita tua itu.

Mereka berdua pun makan dengan lahapnya, wanita tua itupun meninggalkan mereka berdua sambil tersenyum kecil.

"Dim..." Wanita tua itu memanggil pelayannya.

"Iya nyonya..." jawab sang pelayan.

"Mereka berdua itu pasangan yang lucu ya.., si pemuda tidak sadar akan perasaannya pada anak kecil itu, dan si anak kecil tidak sadar kalau dia jatuh cinta... sungguh ironi," cerita wanita tua itu.

"Mungkin karena tuan Angga baru saja kehilangan istrinya dan nona muda masih sangat kecil.." ucap sang pelayan menjelaskan masalahnya pada Nyonyanya.

"Oh jangan bercanda.. wanita jalang sudah meninggal 6 bulan lalu, mereka bercerai 2 tahun lalu. Dan anak kecil itu usianya 12 tahun dan Angga berusia 21, seharusnya mereka sadar perasaan mereka..." Gerutu Bu linda kesal

"Mungkin Ada waktunya Nyonya.." jawab sang pelayan menenangkan Nyonyanya.

"Kasihan Angga Dim..., kalau bukan anak itu siapa perempuan yang bisa mendampinginya... " Marah wanita tua itu.

"Angga butuh gadis polos yang pintar seperti Tira... Hidupnya yang hancur seperti kembali utuh bila bersama anak kecil itu.. aku harap mereka berjodoh.. persetan perbedaan usia mereka.." lanjut Bu Linda berharap sambil melihat dua sejoli itu dari jauh.

"Ya.." balas si pelayan.

Kapankah harapan Bu Linda akan terkabul..?

Mungkin nanti tapi pasti akan terjadi..

Tunggulah..