webnovel

TIGA GADIS BAR-BAR(JATUH CINTA)

Aranandira Putri Pratama, gadis manis yang berusia 26 tahun berprofesi sebagai wakil direktur di Perusahaan Sinar Group milik keluarganya. Ara memiliki sifat yang unik dan baik hati. Kinan Aurelie Pratama, Gadis Cantik yang berusia 23 tahun, ia berprofesi sebagai sekretaris di Perusahaan milik keluarganya. Kinan memiliki sifat yang bar-bar seperti kakaknya yaitu Aranandira dan juga memiliki sifat yang ambisius. Yasmin Alfiana Pratama, Gadis yang cerdas dan anggun. Usianya 18 tahun dia masih kuliah jurasan sastra. sifatnya pun tak kalah unik dari kedua kakaknya yaitu Ara dan Kinan. Keenan Athaya Anderson, Pria dingin, kaku dan cuek, ia berusia 28 tahun dan juga seorang Presdir di Perusahaan Anderson Company. Darren althaf wijaya, Dosen Killer yang jadi rebutan para mahasiswa di kampusnya, usianya 24 tahun dan sifatnya dingin dan cuek. Kenzo Junior Aberto, Pria Casanova dan tengil, dia seorang Presdir di Perusahaan Global Group. usianya 27 tahun dan dia sangat terobsesi dengan Kinan. Kisah ini berawal dari penolakan perjodohan yang dilakukan oleh orang tua ketiga gadis cantik itu dengan anak sahabatnya. Di sini, bermula dari Ara sang putri sulung dijodohkan dengan anak sahabat mommynya. Dia menolak perjodohan itu karena dianggap terlalu cepat dan dia juga tidak mengenal cowok yang akan dijodohkan. Tak sampai di situ, sang mommy juga akan menjodohkan Kinan dan Yasmin dengan anak sahabatnya. Ketiga gadis cantik itu sontak menolak perjodohan ini. Namun, sang mommy tetap kekeh untuk menjodohkan ketiga putrinya. Dan, alhasil membuat ketiganya pergi dari rumah. Ketiga gadis itu juga menyembunyikan jati dirinya agar tidak diketahui oleh keluarganya. Di hari pertama berkuliah Yasmin telat dan tak beruntungnya lagi, dosen yang pertama kali mengajar di kelas adalah dosen yang terkenal paling killer seantero kampus, yaitu Darren Althaf Wijaya. Darren yang melihat kencantikan Yasmin mirip dengan cinta pertamanya,

Noviana_Gabriell · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
30 Chs

Keluarga Harmonis

Pagi itu di kediaman keluarga Pratama terlihat Mom Jia sedang membuat sarapan untuk suami dan ketiga putrinya.

Terlihat juga Daddy Heri dan Ara sedang mengobrol sambil minum kopi dan teh. Namun, tak lama terlihat Kinan yang baru saja tiba di ruang makan.

"Morning, gaes!" sapa Kinan.

"Morning to!" jawab semua orang secara bersamaan.

"Tumben sudah bangun," ucap Mom Jia.

"Tadi malam aku tidak bergadang Mom, lagian hari ini aku kan sudah masuk kerja lagi," ucap Kinan sambil duduk di samping Daddynya.

"Apa kamu sudah tidak demam lagi?" tanya Ara.

"Sudah tidak," ucap Kinan singkat.

"Kinan, adek bungsumu di mana. Apa belum bangun?" tanya Daddy.

"Entahlah, bukankah tadi malam Yasmin tidur di kamarnya sendiri," jawab Kinan kemudian menyeruput teh milik kakaknya Ara.

"Hei, kau meminum teh milikku," ucap Ara.

"Yaelah, aku cuma minum dikit aja," ucap Kinan sambil terkekeh.

"Sudah-sudah, Ara coba kamu bangunkan adik bungsumu itu," sela Daddy Heri.

"Yes, Dad," ucap Ara.

Ara meninggalkan meja makan menuju kamar adek bungsunya. Sudah menjadi kebiasaan Yasmin yang suka bangun terlambat dari anggota keluarga yang lainnya. Entah karena faktor suka begadang atau memang sulit bangun sendiri.

"Huft, adek satu ini emang suka banget minta diteror, ya! Lihat aja kalo nggak bangun-bangun, aku ceburin kolam renang baru tau rasa tuh," gerutu Ara Meski begitu, Ara sangat menyayangi adek bungsunya itu.

Sampailah di depan kamar si bungsu.

"Dek! Bangun!" Seru Ara.

"Yasmin! Bangun!" seraya mengetuk pintu kamar berulang kali, tetapi tak ada hasil.

Ara memutar hendel pintu, "aku kira dikunci, tau gitu tadi nggak perlu gedor-gedor. Buang-buang tenaga aja."

Ara berjalan masuk ke kamar adeknya, dan sesuai dugaannya. Si bungsu tak berkutik sedikitpun mendengar ketukan pintu tadi, malah terlihat sangat nyenyak di dalam gulungan selimut.

"Ya Salam, Kak Ara getok lama-lama nih. Tangan udah mau memar ketuk pintu, dia malah anteng. Awas ya, aku jahilin kau." Otak jahil tiba-tiba muncul dalam pikiran Ara. Dia mengambil spidol dan sedikit mengukir wajah cantik adeknya.

"Dududu, adeknya siapa sih, masih tidur aja kelihatan cantik! Oke beraksi," Ara tertawa dalam hati.

"Yasmin, bangun!" teriak Ara.

"Dek, Bangun ih. Jangan kebo dong." Ara berusaha membangunkan Yasmin, tetapi Yasmin tak mendengar teriakan sang Kakak.

"Yasmin, Bangun! Kita mau jajan," teriak Ara di telinga Yasmin.

"Yasmin, Jajan yok! Kalo nggak mau yaudah," Sontak saja Yasmin

membelalakkan matanya, dia tak mau ditinggal pergi jalan-jalan, apalagi soal makanan.

"Kak Ara, Yasmin ikut." Yasmin teriak seraya bangkit dari tempat tidur tanpa memikirkan keadaannya yang masih memakai piyama tidur dan berlari mengikuti sang Kakak menuju meja makan.

"Kak Araaa, kita mau jajan di mana?" tanya Yasmin yang nyawanya masih tertinggal di alam mimpi.

Semua orang sontak melihat ke arah Yasmin dan tertawa terbahak-bahak kecuali Mom Jia yang malah menghadiahi Yasmin dengan sapu terbang tepat di pantatnya.

"Mom, Dedek salah apa?" tanya Yasmin sambil mengelus pantat malangnya.

"Udah sadar belom anak panda?" tanya Mom Jia.

"Yasmin kangen Ibunya kali Mom," celetuk Kinan yang langsung dipelototi Mom Jia.

Ara yang sebagai pelaku utama langsung memberi Kinan kode untuk memberikan cermin kepada Yasmin yang masih kebingungan.

"Kak Ara!" teriak Yasmin setelah mendapati wajah seekor panda pada pantulan cermin.

Ara dan Kinan tertawa puas melihat wajah si bungsu yang begitu kesal namun tak berani berkutik karena ada Mom Jia dan sapu terbangnya.

"Sudah Kak, kasian Yasmin yang kalian tertawakan, Harusnya kalian buang sekalian ke kolam renang tadi." ucap Mom Jia.

"Daddy,, Mom membullyku," rengek Yasmin.

"Siapa yang membullymu, kamu yang meminta dibully wahai bayi dugong," jawab Mom Jia.

"Kami tidak menertawakan Yasmin, Dad. kamu cuma ketawa saja melihat anak dugong sedang merengek-rengek," sela Kinan lalu tertawa terbahak-bahak.

"Iya, kami cuma ketawa saja Dad. Lagian siapa suruh tidurnya kayak kebo, dipanggil dan digedor tidak bangun-bangun, giliran di teriakin jajan langsung melek," sahut Ara kemudian tertawa.

Yasmin memberengut karena sudah sekian kalinya dia dikerjain dengan kedua kakaknya yang tidak punya akhlak itu.

"Diam kalian! Ara, Kinan cepat lanjutkan sarapan dan kau anak dugong, cepat mandi Mom kasih waktu 20 menit dari sekarang," ucap Mom Jia yang sudah frustasi melihat tingkah ketiga putrinya.

Sedangkan Daddy Heri hanya terkekeh melihat istrinya yang kualahan menghadapi tingkah putrinya.

"Darling, kamu harus banyakin sabar. Mereka masih terlalu muda jadi jangan marahin mereka," ucap Daddy Heri sambil memeluk istrinya dari belakang.

Ara dan Kinan memutar bola mata malasnya, mereka sudah tidak kaget lagi melihat keromantisan kedua orang tuanya, jadi mereka bersikap biasa saja.

"Sudahlah, Kinan. Lanjutkan saja sarapanmu sebelum Mom melayangkan sapu terbang lagi," ucap Ara saat tak sengaja melihat Kinan masih melihat kemesraan kedua orang tuanya.

"Yes, Kak." Kinan melanjutkan makannya, sebab dia tak ingin kena amuk Momnya lagi.

Delapan belas menit kemudian, Yasmin tengah terburu-buru berjalan ke arah meja makan. Dengan tangannya yang terlihat susah membawa barang-barangnya. Mulai dari buku, tas, dan sepatunya. Dia takut terlambat, sebab Momnya tak pernah main-main dengan ucapannya. Bisa-bisa dipotong uang jajannya nanti kalau sampai lebih dari dua puluh menit.

Ara yang tengah meminum air pun tersedak melihat kelakuan adek bungsunya. Dia hanya geleng-geleng kepala.

"Astaga, Yasmin. Kau kenapa?" tanya Kinan seraya tertawa.

"Kak Kinan nggak usah ketawa," ketus Yasmin.

"Sayang kalo nggak diketawain. Iya, 'kan Kak Ara?" ucap Kinan, diangguki oleh Kak Ara.

Yasmin hanya mendengus, "heran punya Kakak dua-duanya seneng banget lihat adeknya yang unyu ini menderita," gerutu Yasmin.

"Mom,," rengek Yasmin ketika ditertawakan kedua kakaknya.

"Sudahlah, makan sarapanmu. Mau Mom potong uang jajanmu," ancam Mom Jia.

"Ishh, jangan Mom. Yaudah Dedek makan dulu," ucap Yasmin.

Kinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya.

" Yasmin, nanti kamu berangkat kuliah diantar sama Kak Kinan ya," ucap Mom Jia.

"Kok aku, Mom." ucap Kinan lalu menatap adiknya sedangkan Yasmin malah menjulurkan lidahnya dengan tatapan mengejek.

"Tentu sama kamu, tidak mungkin kan Mom nyuruh sammer untuk nganterin adik kamu," ucap Mom Jia.

"Tapi, Mom-" ucapan Kinan terhenti.

"Sudahlah, Kinan. Antarkan saja kalau kamu masih mau aman." sahut Ara sambil tersenyum bahagia.

Kinan mendengus kesal, lalu mereka pun pamit untuk berangkat kerja dan kuliah, tak lupa mereka mencium tangan kedua orang tuanya.

"Ara, kamu jangan lembur. Nanti malam Daddy ingin membicarakan sesuatu dengan kamu dan kedua adikmu," ucap Daddy Heri.

"Yes, Dad," ucap Ara lalu ia pun pamit untuk berangkat ke kantor.