Pengkhianatan Orang Yang Terpercaya

"Lizzy … apa maksudmu?" Celine seketika mebalikkan badannya kembali menghadap kearah Lizzy.

"Duduklah … semua ini bisa kita bicarakan dengan baik-baik," ucap Lizzy, seraya tersenyum.

Wanita itu dengan santai dan tanpa beban sama sekali, meghirup minuman yang baru saja di sediakan oleh seorang pelayan Café. Tanpa memperdulikan raut wajah Celine yang sangat serius bertanya tentang anaknya. Melihat Lizzy yang sama sekali tidak memperdulikannya, Celine langsung menghentakkan kedua tangan dengan kasar di atas meja.

Alih-alih merasa terkejut, Lizzy hanya melirik Celine yang kini sudah berada di hadapannya. Meletakkan gelas yang baru saja dia nikmati, ke atas meja yang baru saja di pukul oleh Celine. Dengan satu sudut bibir yang terangkat, membuat Celine menjadi sangat muak dengan wanita tersebut.

"Apa kamu tidak merasa malu?" tanya Lizzy, mengedarkan pandangan ke sekeliling mereka untuk beberapa saat. "Mereka bahkan merasa kesal melihatmu yang sangat kasar ini," lanjut Lizzy.