Isyana membuka hati-hati laptop yang dikatakan Arin adalah milik Rehuel. Tidak ada yang merasa memiliki autoritas untuk membuka perangkat penting itu, termasuk Luki dan Yudha sekalipun, maka mereka memilih menunggu Isyana dan Tristan kembali, meminta mereka mau tak mau sambung bekerja alih-alih beristirahat.
"Serumit apa kombinasi sandinya?" tanya Tristan, matanya tak kalah fokus dengan Isyana yang bekerja langsung di laptop, sementara tangannya memangku Rafa yang tengah memakan es krim stik coklat pemberian Gia.
"Lumayan kompleks, masih dicari," jawab Isyana seadanya.
"Kenapa Kamu bisa tau orang-orang yang mengejar Kamu mengincar laptop ini Rin?" tanya Tristan pada Arin kini.
"Beberapa kali pesan teks dikirim pada Saya Tan, mereka bilang tolong serahkan laptop ini," jelasnya, membuat semua orang kembali berpikir.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com