Duhh...Dugh... Dugh
Terdengar suara langkah kasar seseorang yang seperti nya berjumlah lebih dari dua. Lalu tak lama setelah nya, seorang wanita dewasa bernama Zanna bersama sang suami Xander, berjalan keluar dari dalam rumah nya untuk mengecek siapa yang datang malam-malam.
Tak lama setelah nya, mereka berdiri di depan pintu menatapi sekitar dua puluh orang lebih tepat nya seperti anggota pasukan berdiri rapi di depan rumah mereka.
"Ada apa ini? Kenapa kalian datang malam-malam begini?!" ucap Xander secara tegas. Lalu tak lama setelah nya, salah satu dari pasukan tersebut maju menghampiri mereka berdua dan berdiri tepat di hadapan nya.
"Tuan Xander, Nyonya Zannna. Saya dan lainnya datang malam-malam begini hanya ingin menyerahkan ini," ucap pria itu yang kemudian menunjukkan sebuah pedang pada mereka.
Melihat hal tersebut, tentu saja membuat Zanna dan Xander heran karena tak biasa nya seorang anggota pasukan nya jauh-jauh datang hanya untuk menyerahkan senjata. Kedua nya saling bertatapan satu sama lain yang membuat pria tersebut tersenyum tipis dan langsung memenggal kepala kedua nya dengan pedang nya. Tak lama setelah nya...
"Aku sudah berhasil membunuh Zanna dan Xander. Tinggal kita membunuh sisa nya serta keturunan nya!" ucap pria itu yang kemudian mereka semua melangkah masuk ke dalam rumah, bersiap membantai keluarga besar Xander dan Zanna tak tersisa.
Suara teriakan terdengar jelas dari berbagai sudut. Semuanya di siksa lalu dibunuh dengan sadis oleh orang-orang yang merupakan pasukan klan iblis. Memang, klan iblis memiliki dendam dengan keluarga besar Scarlett karena kejadian sepuluh tahun yang lalu, keluarga besar Scarlett berhasil menghabisi para pasukan klan iblis tak tersisa bahkan membantai keluarga dari pasukan iblis yang telah terbunuh.
Tentu saja, karena itulah klan iblis menjadi dendam atas apa yang dilakukan keluarga besar Scarlett hingga akhirnya mereka membalaskan dendam nya.
Di sisi lainnya, terlihat seorang anak pria terbangun dari tidur nya. Lucas Scarlett, merupakan anak sulung dari Zanna dan Xander. Ia menatap sekeliling nya dan mendengar suara jeritan di luar ruangan.
"Hmm ada berisik apa sih? Tidak biasanya malam-malam ribut," ucap nya sembari beranjak dari ranjang lalu berjalan menuju pintu kamar nya dan membuka nya. Raut wajah nya berubah ketika melihat kondisi yang terjadi sekarang.
Mayat-mayat keluarga Scarlett berada dimana-mana dengan kondisi yang sangat mengenaskan, bahkan dia melihat mayat adik nya sendiri, Lauren Scarlett yang kedua tangan dan kaki kiri nya tidak menyatu dengan tubuh nya.
"A-apa yang terjadi? kenapa semua nya menjadi seperti ini?" Ucap nya yang begitu syok melihat kejadian buruk yang menimpa keluarga nya.
Lalu tak lama setelah nya, seorang kakek-kakek muncul di hadapan nya dan langsung membawa nya pergi menuju dapur. Disaat itu, Lucas menatap kearah kakek-kakek tersebut yang merupakan kakek nya sendiri, Andrew Scarlett.
"Kakek, a-apa yang sebenarnya terjadi? ayah dan ibu kemana? Kenapa adikku dan yang lainnya menjadi mayat yang mengenaskan?" Tanya Lucas yang membuat sang kakek melirik kearah nya. Mereka berdua bersembunyi di dapur tepat nya dibalik kolong meja. Kakek pun terdiam sejenak, mengawasi gerak-gerik di sekeliling nya, lalu tak lama setelah nya ia menatap kearah sang cucu kesayangan.
"Lucas, ayah dan ibu mu serta keluarga besar Scarlett telah di bantai habis-habisan oleh pasukan dari klan iblis. Tak ada satupun anggota keluarga Scarlet yang tersisa selain kita berdua," Jelas Andrew yang tentu saja membuat Lucas sangat syok.
"A-apa? ja-jadi....ayah dan ibu, juga sudah tiada?" Ucap nya. Andrew menganggukkan kepala nya. Tak lama setelah berbicara, lagi-lagi terdengar suara langkah kaki beberapa orang yang membuat Andrew menatap Lucas dengan tatapan serius.
"Lucas, setelah ini kau pergi ke ruang bawah tanah ya. Setelah mengambil barang yang ada di sana, kau pergi diam-diam dari sini ke panti asuhan atau ke kantor ibu dan ayahmu! Kau jaga diri baik-baik ya, kakek dan yang lainnya sangat menyayangi mu," Ucap Andrew sembari tersenyum.
Melihat hal itu, Lucas diam membatu kemudian Andrew bergegas keluar dari tempat persembunyiannya, menyelamatkan sang cucu kesayangan. Dugaan nya pun benar, bahwa suara langkah kaki yang ia dengar sebelum nya merupakan suara langkah anggota pasukan dari klan iblis.
"Kenapa kalian membantai keluarga ku?! Seharusnya kalian hanya membunuhku saja! Karena aku lah! Aku lah salah satu nya keluarga Scarlett yang masih hidup setelah kejadian itu, sekaligus yang ikut membantai pasukan dari klan kalian!" Ucap Andrew secara tegas dengan sorot mata tajam, memandangi pasukan iblis di hadapannya. Mendengar ucapan nya, membuat sang pemimpin dari pasukan iblis, maju dan berdiri tepat di hadapan Andrew.
"Wah pak tua, bukan nya sekarang kita impas? Kau dulu membantai pasukanku juga membunuh semua keturunan mereka. Bukankah itu sama dengan apa yang kami lakukan sekarang? Membantai anggota pasukan mu dan keluarga mu yang kini hanya tinggal tersisa kau, kakek tua bangka yang sebentar lagi akan mati! Oh ya, cucumu itu benar-benar jenius dan licik ya?" Ucap nya yang membuat Andrew menatap nya dengan sinis.
Andrew mengambil pisau dapur, bersiap untuk menyerang klan iblis namun sebelum melakukannya,
Srattt....
Salah satu anggota pasukan langsung membelah bagian perut nya disaat Andrew mengambil pisau. Dan....
Brukkk....
Saat itu, Andrew meninggal di tempat kejadian. Para anggota dari klan iblis tentu saja bersorak gembira, karena berhasil membantai semua keluarga Scarlett hingga tak tersisa. Walaupun mereka tau bahwa masih ada satu orang lagi yang selamat dan kini bersembunyi dibalik meja.
Lucas diam mematung, menatapi aksi pembunuhan kejam kakek nya yang dilakukan oleh klan iblis, di depan matanya sendiri. Tentu saja, hal tersebut membuat nya sangat syok. Anak kecil berumur tujuh tahun, sudah disuguhkan dengan tragedi mengenaskan yang menimpa keluarga nya.
Tetapi tak lama setelah nya, Lucas menghela napas, berjalan mengendap-endap, memasuki sebuah lubang yang merupakan jalan menuju ruang tanah. Iapun berjalan merangkak di dalam lubang tersebut hingga sampailah diri nya di ruang bawah tanah.
Disaat itu, Lucas terdiam, memperhatikan sekeliling ruangan yang gelap dan sepi. Hanya ada satu titik cahaya yang nampak menerangi sebuah benda. Benda tersebut, merupakan pedang yang merupakan pedang kebanggaan keluarga Scarlett yang diwariskan turun temurun.
Lucas berlari menuju pedang yang disinari oleh cahaya. Dirinya terdiam sejenak menatapi pedang kuat dan sakti yang disimpan beribu-ribu tahun lama nya. Bisa dikatakan, pedang tersebut merupakan pedang legendaris yang dibuat oleh kakek moyang keluarga Scarlett.
Disaat itu, Lucas tersenyum tipis, ia meraih dan menggenggam pedang tersebut.
Dan.....
****
Brakkk....
Lucas terjatuh dari atas ranjang nya yang membuat Camila, merupakan klan manusia setengah bintang sekaligus sahabat dekat Lucas, terkejut melihat nya.
"Lucas, kau baik-baik saja?" Ucap Camila sembari berlari menuju Lucas yang beranjak bangun.
"Ah iya, aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, kenapa kita ada di ruang perawatan?" Tanya Lucas dengan wajah polos nan datar nya. Mendengar hal itu, Camila tersenyum tipis lalu menjelaskannya apa yang terjadi.
"Hehehe, jadi kau tak ingat dengan kejadian di ruang rapat tadi ya? Kau tiba-tiba saja pingsan saat komandan sedang menjelaskan kondisi yang terjadi di kota bagian barat! Tentu saja hal itu membuat semua nya panik dan bergegas membawa kau ke sini. Dan ternyata sebelum menghadiri rapat itu, kau sudah demam tinggi bahkan hampir 40° ! Entah sekarang berapa. Tubuh mu juga masih agak panas nih," Ungkap Camila sembari menyentuh dahi Lucas dengan punggung tangan nya.
Mendengar hal itu, Lucas terdiam beranjak bangkit berdiri.
"Kalau begitu, aku harus menemui komandan untuk meminta maaf pada nya karena telah merusak acara rapat kita," Ucap Lucas yang berniat pergi menemui sang komandan, namun...
Brukkk....
Dirinya kembali terjatuh yang membuat Camila geleng-geleng kepala melihat nya.
"Aku sudah bilang sebelum nya, bahwa kau sedang demam tinggi! Tentu saja kau akan pusing dan terjatuh saat berjalan, kau terlalu keras kepala sih. Lagipula komandan tidak marah padamu lho, justru dia mengkhawatirkan mu karena seperti nya kau terlalu banyak bekerja," Tutur Camila yang membuat Lucas terdiam membisu.