Laura sudah siap.
Ia memakai atasan tanpa lengan yang ditutupi hoodie merah dan juga celana olahraga berwarna hitam dan sepatu sport baru.Entah darimana Gabriel dapat mendapatkan nya.Dia hanya mengatakan bahwa itu milik bibi nya yang juga selalu ikut bepergian bersama paman nya.Namun,style nya nampak muda sekali.Dan Laura bayangkan,pasti bibi nya itu tipe yang suka berpenampilan hype ala anak muda sekarang.
Mantel,pakaian dan sepatunya yang saat itu kotor,sudah bersih,kini berada dalam tas yang telah dimasukkan Gabriel kedalam mobil pamannya yang..yah terbilang sangat mewah itu.Laura sudah tak mengerti lagi.Jangankan mobil,bahkan ia sendiri penasaran dengan seberapa fantastis nya harga villa mewah itu.
"Sudah siap?"
Gabriel muncul tiba-tiba di depan nya.Laura sangat terkejut namun juga terpesona.Ia memang belum melihat Gabriel yang tengah mempersiapkan dirinya karena ia sibuk membersihkan dirinya.Dan di depan nya...
Gabriel memakai kemeja biru tua berlengan pendek yang digunakan sebagai outer.Di dalam nya ia memakai tshirt putih,celana jeans dan sepatu sport.Rambut nya ditata dengan kesan messy hair.Dia menatapnya dan tersenyum lembut.
Dia...malaikat!!!!
"Ah..ya,ya,ya" jawab Laura cepat."Kalau begitu,ayo" ajak Gabriel seraya menggandeng tangan mungil nya lembut.Membuat Laura memerah dan batin nya menjerit histeris.Astaga,mimpi apa dia saat itu? Ia hanya menyelamatkan seorang pemuda super cantik nan tampan serta seksi namun ia mendapat jackpot sebagai pacarnya?!
Gabriel membukakan pintu untuknya dan mempersilahkan Laura untuk masuk.Setelah itu,ia masuk,menyusul Laura.
🌹🌹
Sepanjang perjalanan tidak terasa sepi ataupun canggung.Karena apa? Karena Laura hiperaktif!
Dia tanpa malu mengacak-acak playlist musik di mobil itu dan memutar macam-macam lagu kpop dan menyalakan serta menyanyikan nya kencang-kencang.Gabriel sendiri hanya bisa tersenyum saja melihat bagaimana antusiasnya Laura selama perjalanan pulang ini.
"Kau lapar?" tanya Laura seraya mengambil kantong kertas besar yang ditaruh dibelakang bersama tas berisi pakaian nya."Sedikit" jawab Gabriel jujur.Namun ia tetap fokus mengemudi.Laura mengangguk dan mengambil snack dari sana.Gabriel benar-benar siap! Ia menyiapkan semuanya dengan baik!
Lalu ia membayangkan bagaimana siap dan sigapnya Gabriel saat sudah menikah dan punya anak.Ah,dia pasti akan semakin menarik dan tentunya.. seksi.
'Uwaaaagh apa yang kupikirkan?! Dasar cabul!'
Dalan batinnya ia mengumpati dirinya yang tidak bisa menahan diri.Ia menggelengkan kepalanya sebelum kemudian membuka sebuah snack dan ia dengan senang hati memakannya.
"Hm" gumam Laura yang sibuk mengunyah sembari menyuapkan snack itu pada Gabriel.Gabriel dengan senang hati menerimanya.Ia senang dengan bagaimana perhatian nya gadis itu.
Berbeda Laura yang sempat goyah setelah beberapa suapan pada Gabriel,karena saat itu,dengan jemarinya ia dapat merasakan betapa halus,lembut dan dinginnya bibir seksi nya yang menggoda iman itu.Kemudian dia jadi teringat akan sensasi 'ciuman pertama' pemuda itu padanya.
Blushhh
Astaga,padahal Gabriel diam saja dan fokus menyetir namun kenapa ia seperti ini?!.Salahkan saja yang pikiran nya terus melayang kesana kemari dan membuatnya seperti ini!
Ah,sudahlah.Ia harus menghentikan dirinya dari berpikiran seperti itu!
🌹🌹
Di rumah yang tidak terlalu besar maupun kecil itu,sangat ramai.Namun walau begitu,itu bukan ramai karena kesenangan.Tapi kekhawatiran!
"Lucas,apa sudah ada kabar dari adikmu,Laura?" tanya wanita paruh baya itu tidak berdaya.Pemuda tampan bertubuh tinggi dan kekar itu hanya menggelengkan kepalanya lemah.Lalu tatapan wanita itu beralih kearah perempuan berambut panjang yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Lisa,bagaimana?" tanya wanita itu yang kembali hanya mendapat gelengan kepala dari gadis itu.Ia menghela napas dan duduk bersandar di sofa dengan tidak berdaya.Kulitnya yang putih nampak pucat dan ia nampak kelelahan sekali.
"Xianlun,sebaiknya kau istirahat.Lihat dirimu,kau hanya tidur sebentar dan tubuh mu lemah.Kau bisa sakit" kata pria paruh baya tampan itu lembut sekaligus khawatir."Tapi aku tidak bisa,Anthony.Aku selalu terbangun" jawab wanita itu lemah.Ia bersandar pelan di bahu suaminya itu.
"Apa kalian bisa melacaknya melalui GPS? Karena Laura menghubungi,berarti ia sudah keluar dari hutan.Jika ia belum,mana mungkin ia bisa membaca pesan dan menghubungi kita,bukan?" tanya Anthony tenang,dan masuk akal.
Lucas dan Lisa menuruti apa kata Ayah mereka.Xianlun,istrinya cukup lega.Setidaknya Laura baik-baik saja dan berhasil keluar dari hutan itu.Ia tak bisa membayangkan hal yang baik semenjak melihat tas milik putrinya yang terkoyak itu.
"Ayo ke kamar dulu.Kau perlu istirahat" ajak Anthony lembut seraya menuntun Xianlun perlahan.Kali ini Xianlun menuruti kata suami nya.Ia tidak ingin sakit dan membuat fokus mencari Laura terpecah.Jadi,dia pun menurut.
Namun,baru saja beberapa langkah,bel di pintu berbunyi.
Ting Tong
Lucas yang berinisiatif untuk membukakan pintu.Karena ia yakin,paling itu hanya polisi atau yang mengurusi pencarian Laura.Yah selama ada petunjuk,tak masalah.Jadi,dia pun segera bergegas.
"Selamat datang,petugas-"
Kata-kata Lucas tertahan begitu melihat dua orang di depan nya.
Laura menyengir ria dan Gabriel tersenyum tipis seraya mengangguk sopan.
"Hai,aku kembali!"
*Flashback*
Karena perjalanan cukup lama,mereka berhenti beberapa kali.Sebenarnya Laura sengaja menyuruh Gabriel untuk terus beristirahat.Karena apa? Ia tidak mau Gabriel kelelahan.Juga ia sadar,begitu ia kembali ke rumah,ia tidak akan bisa sebebas dulu.Apalagi Ayah nya itu orang yang sangat protektif.
"Kau kenapa,hm?" tanya Gabriel seraya mengelus surai sebahu gadis itu."Hehe,aku ingin menikmati waktu diluar,sebentar saja" jawab nya seraya menyengir ria."Oh? memang nya kenapa?" tanya Gabriel ingin tahu.Laura mencebik pelan.
"Setelah ini aku yakin Ayah tak akan mengizinkan aku bepergian jauh.Ah,padahal sebelumnya aku selalu diam di rumah karena malas keluar dan kalaupun ada yang mengajak,mereka tak akan berani pada ayahku" jawab Laura panjang lebar."Begitukah? Baiklah,kalau begitu aku akan selalu datang kerumah mu dan mengajakmu jalan-jalan" jawab Gabriel lugas.
"Kau yakin? Ayahku itu menyeramkan loh" kata Laura menakut-nakuti.Ia siap menunggu respon Gabriel.Namun...
"Sudah aku katakan,aku siap secara mental maupun fisik.Tak usah khawatir,aku tidak takut" jawab Gabriel datar.Sudut bibir Laura berkedut.Orang ini...
"Hah,baiklah.Tapi jika kau bertemu dengan nya,aku yakin kau akan ketakutan dan tak akan berani membawa ku untuk jalan-jalan" jawab Laura sangat yakin."Kenapa kau bisa seyakin itu?" tanya Gabriel yang tidak mengerti dengan pemikiran Laura.
"Karena anak laki-laki lain seperti itu!"
Hening....
Tatapan Gabriel berubah surut dan ada kilatan dingin yang menyeramkan.Suasana pun terasa canggung dan terasa tak nyaman.
"Well ya,lupakan saja kata-kataku tadi" balas Laura seraya mengibas-ngibaskan tangan nya pelan dan tertawa canggung.Entahlah,ia secara naluri memiliki keinginan untuk tidak bunuh diri dengan mengatakan hal-hal itu di depan Gabriel.
"Bagaimana jika aku bisa?"
Laura tercengang saat Gabriel kembali berbicara.Ia menatap Gabriel penuh tanya.Matanya sedikit menyipit namuna ada kilatan berbahaya.
"Apa yang akan kau janjikan?" sambung nya.Dan kemudian,Laura pun mengerti.Yang dimaksud Gabriel disini adalah tentang mampu mengajak nya jalan-jalan.Atau lebih tepatnya...menaklukan Ayah nya.Laura tersenyum riang.
"Hehe,apapun!"
Karena ia sendiri begitu yakin,Gabriel tak akan bisa melaluinya.Dia terlalu suci dan lembut~
*Off Flashback*
Eaaa eaaa gimana sama chapter ini???
Makin aneh kah?? Atau ngaco??
Well,maaf kalo kalian gak like atau gimana gituuu...soalnya ini yang saia bisa
Thank You