webnovel

The Oldest Land

cerita ini bercerita tentang 7 Ras yang di ciptakan Tuhan, untuk saling bersaing satu sama lain dengan bakat pengetahuan dan Kanuragan, terdapat banyak elemen budaya Indonesia di dalamnya, khususnya Budaya Jawa, karena author dari suku Jawa jadi, author mencoba memasukan budaya Jawa kedalam cerita tapi bukan berarti budaya dari suku lain ga termasuk, tunggu aja kelanjutan ceritanya... Adi Kuncoro protagonis dalam cerita remaja berusia 14 tahun yang tinggal, di sebuah desa kecil bernama Lawang Sewu yang terdapat di kerajaan Java. tinggal dan hidup dengan kedua kakek dan neneknya Adi, mencoba menjadi penjaga sebutan bagi mereka yang memilih berpartisipasi, dalam sebuah event pemilihan untuk 7 Ras yang diciptakam oleh Tuhan, untuk dapat memperebutkan kan Gelar KANJENG gelar yang diberikan untuk memimpin 7 Ras selama 100 tahun sekali.

adi_gm · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
90 Chs

Pintu Keluar Ujung Kulon

Setelah melihat banyak pepohonan hijau, adi dan denok yang telah terjebak berhari-hari di padang pasir, kini menghela nafas lega.

Setelah benar-benar masuk kembali ke dalam hutan, adi dan denok baru merasa yaman, entah kenapa hutan yang lebat lebih terasa yaman daripada padang pasir.

Masuk ke dalam hutan, kembali adi dan denok disuguhkan oleh pemandangan yang rimbun di sepanjang jalan. Dengan pohon-pohon yang besar menjulang dan tumbuhan hijau yang sesak tumbuh disepanjang jalan.

Sampai setegah jam lebih adi dan denok masuk ke dalam hutan, keduannya memilih beristirahag di bantaran sungai kecil yang ada di depan mereka.

Memarkirkan kereta kuda, adi turun untuk mengecek kondisi di sekitar, setelah sepuluh menit mengecek lingkungan dan menyadari bahwa semuannya normal, adi kembali ke kereta untuk mengabari denok.

Setelah mengabari denok bahwa lingkungan aman, mulai lah denok mempersiapkan bekal makan siang mereka berdua. Sedangkan adi, memgambil beberapa rumput dan air untuk minum kuda yang telah lelah selama perjalannan.

Saat keduanya sedang asik mempersiapkan makan siang mereka, adi menjadi kaget dengan apa yang ia lihat di dalam air sungai, adi melihat emas batangan yang tersebat di dalam sungai.

Merasa apa yang ia lihat tidak nyata, adi merasa perlu untuk masuk ke dalam sungai dan mengambil emas untuk membuktikan, apakah benar yang ia lihat.

Mengambil satu batangan emas, adi tersadar bahwa apa yang ia lihat adalah benar, setelah ia menyentuhnya menggunakan tangannya.

" Ini benar-benar emas, haaaa...dan banyak lagii' melihat ke sekitar emas yang ia ambil.

Bingung dan takjub apa maksud dari emas ini, yang banyak bertebaran di dalam air sungai, adi malas untuk bersepekulasi.

Jadi dia langsung berjalan kembali ke arah tempat mereka beristirahat, untuk menunjukan emas batangan ini kepada denok.

Berjalan dengan cepat adi menuju tempat istirahat mereka, dan setelah beberapa saat berjalan adi sampai disana. " sayang.... coba lihat apa yang aku temukan di dalam sungai" berkata adi kepada denok.

" ahhhh....mas kamu nih membuat denok kaget saja, apa yang mas temukan?"

" ini coba lihat" berkata adi sambil menunjukan emas batangan yang ia ambil dari dalam sungai.

Denom yang melihat emas batangan di tangan adi, menjadi kaget dan berkata, "hahahaha.....dari mana mas menemukan emas batangan inj" bergegas ke arah adi untuk memgambil emas.

Menatap dengan takjub, denok seperti anak kecil, menatap dengan semangat ke arah emas yang ia pegang.

Ya perempuan memang sudah dari sana selalu suka benda logam mulia, setelah melihat denok yang terpaa melihat batangan emas itu, adi merasa sudah waktunya untuk membangunkan denok.

"Ehemmmm....sayang aku rasa kita sekarang waktunya makan siang" berkata adi membangunkan denok dari hayalannya.

" ehhhh....hhehehe maaf sayang aku jadi keterusan, baiklah kalo begitu, aku kembali masak dulu ya sayang" berkata ke pada adi sambil tak lupa memasukan batangan emas ke dalam saku bajunya.

adi yang melihat ini, ada senyum di sudut bibirnya, " sayanggg...aku rasa kamu lupa sesuatu" suara adi menghentikan langkah denok.

Denok yang dipanggil adi bebalik dengan wajah yang tak bersalah, sambil bilang" emmm...lupa apa sayang?" tanya denok dengan nada normal.

" ahhhh...mungkin kamu benar- benar lupa sayang" ledek adi sambil tersenyum.

" Ohhhh...ya aku lupa untuk menyalakan api sayang, makasih untuk pengingagnya" berkata denok sambil kembali menuju tempag ia memasak.

" ehemmm....sayanggggg aku rasa aku tidak perlu mengulanginnya lagi," kata adi sambil menjulurkan tangannya ke arah denok.

Denok yang tahu maksud adi sedikit, kesal sambil menatap wajah adi dengan jengkel, dia mengeluarkan batangan emas dari saku bajunya.

" Iniiiiiiii....emas ya, denok lupa mas...hufffff" jawab denok dengan kesal dan berbalik kembali ke tempat masak.

adi yang melihat ini hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah keduannya makan siang dan berbincang-bincang mengenai hal aneh di padang pasir, serta batangan emas yang ada di sungai.

Adi dan denok bermaksud untuk melanjutkan perjalanan mereka untuk keluar dari hutan. Setelah membereskan semua barang dan mengecek apakah ada yang tertingal.

Adi dan denok naik ke kereta mereka dan melanjutkan perjalanan mereka.

" Mas apa harus benar-benar dikembalikan" berkas denok dengan wajah yang sedikit sedih.

" Iya harus sayang, kita soalya ga tau, apakah ada sesuatu di emas itu". kata adi menjelaskan

" Iya tapi kan di sana masih banyak, dan jika kita mengambil satu, toh ga akan kurang kan" kata denok menimpali

" eemmmm sayang, jangan disilaukan dengan emas itu, nanti mas akan beri kamu mas yang lebih baik ok" kata adi membujuk

" Baiklah, karena mas bilang begitu ok" kata denok sambil memberikan kembali mas yang telah ia simpan

Mengambil emas yang telah diberikan oleh denok, adi melempar emas batangan itu kembali ke dalam sungai, sambil melanjutkan perjalanan mereka.

Setelah berjalan sepanjang sore, hampir ketika sore menjelang, adi dan denok samar- samar melihat gapura besar yang indah.

Dengan bentuk yang merupai pintu masuk seperti candi, terdapat dua patung besar raksasa penjaga pintu gapura, yang masing-masing memegang gada besar.

" Sayang nampaknya ada pintu gapura besar didepan" berkata adi kepada denok.

" Ya benar sayang, aku juga lihat" berkata denok membenarkan pernyataan adi.

Semakin mendekat ke arah gapura, adi samar- samar merasa bahwa mereka akan keluar dari daerah hutan ujung kulon.

apakah yang menunggu mereka di pintu gapura ?

dan bisakah mereka benar-benar keluar dari hutan ujung kulon?.