webnovel

BAB II : CHAPTER 27 : hati dan logika

HAPPY READING AND HAPPY WRITING

Oars terlihat tengah bersiap dengan pakaiannya yang sudah rapi. Ia merapikan rambutnya dengan sisir yang ia pegang sembari bercermin di depan kaca yang berukuran besar seukuran dengan tubuhnya yang tinggi.

Suara ketukan pintu disusul dengan suara seseorang dari luar memberitahu jika ksatria Anette ada diluar membuat Oars menghentikan kegiatannya dan menyuruh bawahannya itu untuk membiarkan ksatria Anette masuk ke dalam kamarnya.

"Ksatria Anette, apa kau sudah mengerjakan apa yang aku suruh?"

Oars duduk menyilangkan kakinya di sofa di dalam kamarnya menyesap teh yang terdapat di dalam cangkir yang terlihat masih mengepul itu.

"Sudah yang mulia,"

"menurut informan, penduduk yang berada di kerajaan barat dan timur tidak ada krisis ataupun rumor mengenai bandit yang menjarah kereta kuda mereka."

Oars mengangguk anggukan kepalanya mengerti. Apa maksudnya grand duke menitahkan orang orang amatiran itu untuk menjarah kereta kudanya? apa benar ini pekerjaan grand duke?

"Bagaimana dengan penyelidikan grand duke Dinant?"

"Ini yang saya temukan."

Ksatria Anette menyerahkan beberapa barang yang menurutnya terlihat mencurigakan itu.

"Dimana kau menemukan ini?"

"Di meja laci kerja ruangan grand duke yang mulia, beliau menyembunyikannya rapi di laci terbawah."

"Apa anda menginginkan saya untuk mencari bukti lain?"

"Tidak, kembalikan bukti itu ke tempatnya semula."

"Lalu hentikan introgasi pada mereka dan bawa semua tahanan ke ruang audiensi saat aku perintahkan. Aku akan pergi sekarang dan segera akan kubungkam mulut para bangsawan dan raja raja itu."

"Baik yang mulia"

Oars berdiri dari duduknya dan melangkah keluar dari kamarnya menuju ruang audiensi untuk segera memulai pertemuannya. Diikuti dengan ksatria Anette yang juga keluar dari dalam kamar.

"Yang mulia kaisar Oars memasuki ruangan."

Begitu suara tersebut berseru lantang seluruh pasang mata menatap ke arah pintu besar yang terbuka menampilkan wajah datar Oars yang berjalan dengan gagah dan percaya diri menuju ke atas singgasananya di atas sana.

Semua bangsawan yang berdiri di dalam ruang audiens menunduk hormat begitu Oars berjalan melewatinya menginjak karpet merah di dalam ruangan.

"Semuanya nampaknya sudah hadir."

Mata Oars menjelajahi satu persatu orang yang hadir di dalam ruangan tersebut begitu ia sampai dan duduk di kursi singgasana.

"Aku sudah mengintrogasi sendiri para tahanan yang sudah dibawa para raja."

Oars mulai mengangkat pembicaraan yang berkaitan dengan pertemua dengan para raja dan bangsawan pejabat lainnya yang menjadi alasan pertemuan ini.

"Mereka masih bersikeras jika memang mereka adalah komplotan bandit raja gunung,"

"namun aku tidak bisa mengonfirmasi 100% jika tahanan yang dibawa oleh yang mulia raja Heleth dan Elora adalah komplotan ba"

Semua perhatian tertuju pada Oars yang mulai berbicara dengan nada yang dingin dan tegas. Ia menatap datar pada orang orang dibawahnya yang menampilkan berbagai macam raut wajah.

"Namun karena mereka ditangkap saat mereka beroperasi menjarah kereta kuda ku, aku tidak bisa melepaskannya begitu saja."

"Yang mulia, bagaimana dengan tahanan yang mengaku sebagai suruhan orang istana?" grand duke Rinzel bertanya.

Alih alih menjawab, Oars menatap ksatria Anette dan memerintahkannya.

"Ksatria Anette bawa mereka kemari," perintahnya.

"Baik yang mulia."

Ksatria Anette menunduk hormat dan bergegas pergi untuk segera membawa para tahanan tersebut. Beberapa menit mereka menunggu, mulai saling berbisik satu sama lain, akhirnya ksatria Anette dan dua algojo membawa para tahanan ke tengah tengah ruang audiensi.

"Komplotan bandit yang dibawa oleh yang mulia raja Kylo, aku sudah mengintrogasinya,"

"bicaralah"

Perintah Oars pada tahanan yang beberapa hari lalu membuat persetujuan dengannya.

"Aku adalah pemimpin dari komplotan bandit yang menjarah kereta kuda yang mulia Oars yang bertujuan ke kerajaan Selatan,"

"tapi itu semua ku lakukan atas perintah grand duke Dinant."

"Apa?!"

Grand duke Dinant mengeraskan rahangnya begitu namanya disebut dari mulut bandit yang tidak ia kenali.

"Itu sama sekali tidak benar yang mulia!" bantahnya.

"Aku bukan pengkhianat, aku tidak melakukan apapun, bahkan aku tidak mengenalnya."

"Hei kau! kau memang memiliki bukti jika kita bekerja sama?"

"Yang mulia?!"

Grand duke Dinant beralih menatap ke atas ke arah Oars yang masih duduk dengan tenang mempertahankan raut wajahnya.

"Jangan berkata tidak sopan pada yang mulia, pengkhianat!" seru penjaga yang berada di sisi singgasana Oars.

"Cukup!" seru Oars.

"Aku mempercayai grand duke karena ialah yang sudah bekerja keras membantuku dalam mengurus pekerajaan kekaisaran."

"Tapi sebagai bukti yang lebih meyakinkan, kita bisa mencarinya di kamar grand duke jika memang ia tak bersalah."

Oars masih tetap tenang dalam menanggapi dan dalam mengucapkan kalimatnya.

"Ksatria Anette, geledah kamar grand duke Dinant dan temukan buktinya," perintah Oars.

"Anda tidak keberatan grand duke?"

"Tentu saja, saya tak memiliki barang mencurigakan hingga patut dicurigai."

"Periksa secara menyeluruh!"

"Baik yang mulia."

Ksatria Anette menunduk hormat dan bergegas pergi. Beberapa menit semuanya menunggu kedatangan ksatria Anette yang tengah menggeledah kamar grand duke Dinant bersama dua pengawal lainnya, akhirnya kembali dengan membawa beberapa barang ditangannya.

"Kami menemukan ini yang mulia"

"Surat dengan tinta air lemon untuk menutupi tulisan di dalamnya."

Oars menaiki tangga untuk sampai ke tempat singgasana Oars dan menyerahkan barang bukti tersebut.

"Apa? itu bukan milik saya yang mulia!"

"Kita lihat isinya.."

Oars melirik grand duke dan kembali menyerahkan surat tersebut pada ksatria Anette untuk dibakar.

"Surat ini berisi laporan laporan mengenai penjarahan kereta kuda yang mulia" ucap ksatria Anette setelah menaruh kertas tersebut diatas api kecil yang langsung memperlihatkan isi tulisan yang terdapat di kertas tersebut.

"Apa benar itu tulisan tangan bandit itu?"

"Pastikanlah!"

Lagi Oars memerintahkan seolah memang dirinya percaya penuh pada tangan kanannya itu setelah duke Barnold.

"Baik yang mulia."

Setelah menyamakan tulisan antara tulisan tangan yang berada di dalam kertas tersebut dengan bandit yang menuduh grand duke, ksatria Anette lagi lagi keatas dan menyerahkan hasil tulisan tersebut.

"Ini sama persis dengan tulisan yang berada di kertas surat di kamar grand duke."

"Apa? tidak mungkin aku bertukar surat dengan orang yang tak saya kenal" lagi lagi grand duke menyangkal semua bukti yang tak ia sendiri tak mengerti.

"Lalu bagaimana kau bisa menyangkal semua bukti yang sudah jelas grand duke?" tanya Oars.

"Ini.. ini semua aku juga tak memahaminya yang mulia, saya tidak mengenal orang itu, barang barang itupun bahkan bukan milik saya yang mulia,"

"seseorang pasti sudah menjebak saya yang mulia."

"Jika kau ingin menyangkalnya, kau harus memiliki bukti yang lebih kuat grand duke Dinant,"

"aku bertanya apa kau memiliki bukti kuat atas apa yang telah kau ucapkan?"

Tidak ada tanda tanda penyanggahan kembali dari grand duke Dinant. Semua yang berada di dalam ruang audiens tersebut diam seribu bahasa.

"Jika tak ada bukti yang kuat darimu, kau kulepas jabatan dan gelarmu sebagai grand duke kerajaan utara sekaligus kekaisaran Lurie,"

"Esok akan diadakan persidangan dengan dewan kekaisaran untuk menghukum Dinant Atreyu."

"Prajurit bawa dia ke penjara dan komplotan yang dibawanya."

Setelah menurunkan titahnya, para penjaga menyeret kembali para tahanan yang dibawanya dan grand duke Dinant yang masih diam tanpa perlawanan saat dibawa. Entah apa yang dipikirkan oleh grand duke Dinant saat ini. Tatapannya terlihat kosong.

Pintu kembali ditutup meninggalkan hawa tegang di dalam ruangan setelah kepergian para tahanan itu setelah tersingkapnya kebenaran pengkhianatan grand duke Dinant.

"Yang mulia.."

"Bandit itu mengaku hanya jika dia mendapat perintah untuk menjarah kereta kuda yang mulia yang menuju ke istana selatan saja,"

"lalu bagaimana dengan penjahat yang menjarah kereta kuda yang mulia yang dikirim untuk kerajaan timur dan barat?"

Yang mulia raja Elora mengungkapkan kekhawatirannya pada Oars yang sejak tadi mengganjal hati dan pikirannya.

"Aku mengerti kekhawatiranmu yang mulia Elora, kita akan mengintrogasi Dinant Atreyu apa hanya orang itu yang diperintahkannya atau masih ada komplotan yang lainnya."

"Aku juga sudah memerintahkan ksatria bayangan untuk turun menelusuri hutan barat dan timur serta perbatasan."

Bangsawan yang hadir seketika saling berbisik satu sama lain ketika mendengar ksatria bayangan disebutkan. Siapa yang tak tau ksatria bayangan yang menjadi pasukan militer kekaisaran Lurie terkuat.

"Baiklah yang mulia kami semua mempercayai dan mendukung segala keputusan yang diambil yang mulia."

----------

"Marquis Ardolf,"

"segera buat surat pengumuman dan umumkan pada rakyat kekaisaran Lurie atas hari penghakiman grand duke Dinant"

"Baik yang mulia.."

Setelah marquis Ardolf keluar dari ruang kerjanya, Oars menyandarkan punggungnya. Hatinya saat ini masih tak mempercayai pengkhianatan grand duke Dinant yang selama ini sudah mengabdi padanya bahkan berteman baik dengannya sebelum saat ia menjadi kaisar.

Namun kenyataan bahwa bukti yang dikumpulkan mengalahkan perasaannya saat ini. Posisinya saat ini adalah seorang kaisar yang menyulitkan dan membebani dirinya. Keadaannya tak sama lagi bahkan untuk hal hal kecil saja ia harus memperhatikannya.

Helaan nafas keluar dari mulut Oars. Meskipun ia adalah seorang kaisar, ia tak boleh mengambil keputusan berdasarkan hatinya, ia sekalipun tak bisa menyelamatkan grand duke Dinant, yang sudah ia anggap temannya dari kematian.

-

-

-

tbc