webnovel

Part 01

Awalan musim panas yang sangat menyenangkan kini Anna Keynes sedang berlibur kerumah kakeknya yang berada di California, Anna dan beberapa saudaranya sangat senang karena bisa berlibur disini. Anna seorang anak perempuan berusia 13 tahun, Anna memiliki mata yang sangat cantik dengan mata yang berwarna biru laut dan juga rambut panjang berwarna coklat. Anna bersama saudaranya kini tiba dirumah kakek yang dipenuhi dengan tumbuhan sayur dan buah lalu lapangan yang luas didepan rumah. Rumah kakek sangatlah besar sehingga mereka bisa bermain dengan puas dan hutan yang ada dibelakang rumah kakek. Anna masuk kedalam rumah besar itu bersama kakaknya ini, William, Ben, Alex dan Natan.

"Apa kakek tidak takut tinggal sendirian dirumah ini?" bisik Natan dengan suara yang pelan.

"Rumah kakek sangat unik dan ajaib seperti yang diceritakan dalam buku dongeng," kata Anna dengan senyuman yang sangat lebar.

"Hentikan omong kosongmu Anna," tatap Alex dengan datar pada adik bungsunya itu.

"Sebaiknya kamu pergi mendekati kakek." perintah Alex yang membuat ekspresi Anna berubah.

Anna segera pergi menemui kakeknya yang sudah menunggunya diperpustakaan rumah itu. Alex Keynes sifatnya memang menyebalkan bahkan dia selalu mengatakan sesuatu yang bisa membuat adiknya itu menjadi murung, berbeda dengan Natan yang selalu berpihak disisi Anna dan yang terakhir William yaitu kakak tertua mereka, William sangatlah bijaksana bahkan dia selalu mengambil keputusan yang bijak dan juga menjaga adik-adiknya dengan sangat baik. Malam pun tiba mereka berkumpul diruang makan tanpa kakek mereka.

"Apa kakek tidak turun Anna?" tanya William dengan suara yang pelan pada adiknya itu.

"Kakek sedang beristirahat dia akan makan bersama kita besok pagi," tatap Anna bergantian dengan saudaranya itu.

"Apa yang akan kita lakukan besok?" tanya Natan yang membuat Anna sangat bersemangat.

"Bagaimana dengan bermain baseball aku melihat ada tongkat baseball diatas lemari buku," kata Anna dengan sangat bersemangat.

"Sebaiknya selesaikan malam ini lalu segera kembali kekamar untuk beristirahat, aku yang kamu sangat kelelahan Anna." tatap Alex pada adiknya itu.

Anna terdiam lalu dia segera menyelesaikan makan malamnya dan kembali kekamarnya yang berada disamping kamar William. William yang menyadari bahwa adiknya itu kecewa dengan sikap Alex, dia pun mendekati Anna yang sedang melamun dengan memegang boneka beruang yang dibuat oleh ibu untuknya.

"Anna?" panggil William yang membuka pintu kamar itu.

"Apa kamu merasa buruk karena sikap Alex?" tanya William sambil berjalan mendekati Anna.

"Aku sudah terbiasa dengan Alex," Anna memperbaiki posisi duduknya.

"Sepertinya Alex tidak menyukai tempat ini," tatap Anna dengan sedikit khawatir.

"Wajar saja jika Alex merasa seperti itu karena Alex baru pertama kali datang kerumah ini," sela Natan yang berdiri didepan pintu kamar itu.

"Dia akan terbiasa jadi jangan khawatir," Natan berjalan mendekati mereka berdua.

"Rumah ini sangat besar dan juga halamannya sangat luas kita bisa bermain apapun disini," hibur William yang membuat adik bungsunya itu tersenyum.

"Bagaimana dengan Ben aku tidak melihatnya?" tanya Anna yang teringat akan kakak keduanya itu.

"Ben dia sedang mencari ketenangan dirumah ini sebaiknya jangan mengganggunya," saran William pada adiknya itu.

"Hari sudah malam sebaiknya kamu tidur dan kita akan pikirkan apa yang akan kita lakukan besok." kata William yang diangguki Anna.

Anna pun menarik selimutnya lalu William dan Ben keluar dari rumah itu sambil mematikan lampu ruangan itu. Saat mereka akan kembali kekamar mereka melihat Ben yang sedang berdiri diluar rumah namun mereka mengabaikannya karena Ben sangat menyukai keheningan terutama malam. Ben adalah anak kedua dari keluarga Keynes dan dia sangatlah pendiam akan tetapi dia sangat peduli akan keselamatan dan kesehatan saudaranya yang lain terutama Anna karena usia Anna masih sangat kecil. Keesokkan paginya mereka semua turun untuk sarapan bersama termasuk kakek yang baru saja bergabung bersama mereka.

"Kakek, selamat pagi!" sapa Anna dengan senyuman lebar saat melihat kakeknya berjalan kearah mereka.

"Senang sekali melihat cucu-cucuku ada disini," tawa kakek lalu segera duduk diantara mereka.

"Makanlah dengan baik bibi Jeo sudah memasakkan makanan yang sangat enak untuk kalian," lanjut kakek yang membuat mereka menatap bibi Jeo.

"Dia menyebalkan sepertimu," kata Natan sambil menatap Alex yang duduk disampingnya.

"Apa kakek akan pergi kekota pagi ini?" tanya William dengan nada yang sangat sopan seperti biasanya.

"Paman Edmund memintaku untuk mengambil beberapa barang disana, apa kamu ingin pergi bersamaku?" tawar kakek pada cucu tertuanya itu.

"Untuk hari ini tidak aku harus menemani mereka tapi lain kali aku akan menemanimu untuk bertemu paman Edmund," jawab William yang membuat kakeknya itu selalu tersenyum saat mendengar suaranya.

"Baiklah kakek tidak akan memaksamu, bagaimana denganmu Ben apa yang ingin kamu lakukan hari ini?" tanya kakek saat melihat Ben yang sedang makan dengan santai.

"Aku juga belum memikirkannya." jawab Ben dengan sangat singkat.

Kakek hanya tersenyum melihat kelima cucunya ini yang datang kerumahnya dengan alasan liburan. Liburan dirumahnya tidak akan menyenangkan terutama untuk Alex yang tidak pernah menyukai rumah ini, karena rumah ini sebelumnya digunakan oleh mendiang ibunya saat dia berada di Las Vegas dan hari ini adalah hari pertama untuk Alex.

"Kakek akan pergi sebentar kalian tetaplah disini," kata kakek sambil mengambil topi tuanya.

"Baiklah kakek, hati-hati dijalan," teriak Anna dengan sangat semangat.

"Jangan khawatirkan kami!" lanjutnya lagi sambil tersenyum.

Kakek pun pergi meninggalkan rumah itu dengan menggunakan mobil tuanya lalu mereka berlima pun duduk dihalaman rumah.

"Aku pergi mencari udara segar." Ben pergi dengan membawa buku ditangannya.

Melihat Ben yang pergi mereka berempat pun hanya bisa menatap Ben yang selalu bisa menyesuaikan diri dengan cepat.

"Dia benar-benar misteri," sela Natan sambil berbaring diayunan.

"Alex apa rumah ini nyaman untukmu?" tanya Natan yang ditatap sinis oleh Alex.

"Sepertinya aku harus kembali ke Los Vegas." tatapnya sinis lalu kembali sibuk dengan kamus yang ada ditangannya.

"Kamu ini sangat menyebalkan," tatap datar Natan pada saudaranya itu.

"Sepertinya Anna sangat senang," Natan tersenyum saat melihat adiknya itu.

"Tentu saja lihat kakek menanam banyak buah, Will bagaimana jika kita memetik beberapa buah itu?" tanya Anna pada kakaknya itu.

"Baiklah, ayo." kata William yang membuat Anna yang senang.

Ben yang berada jauh dari mereka hanya bisa melihat adik kecilnya itu tersenyum, dia sangat menyayangi Anna hanya saja dia tidak bisa mengungkapkan perasaan itu pada adik-adiknya. William dan Anna sibuk melihat buah sampai pada saat William pergi mengambil keranjang dan hanya Anna sendirian dikebun.

"Hewan apa itu?" tanya Anna saat melihat hewan yang cukup besar berada dikebun itu.

Melihat ada yang aneh Ben pun berjalan mendekati kebun dimana adiknya ditinggal sendirian oleh William sedangkan Natan dan Alex sibuk dengan dunia mereka sendiri. Hewan itu nampak seperti kambing akan tetapi saat Anna mendekatinya ternyata itu sesuatu yang lain.

"Apa kamu ini?" tanya Anna yang membuat hewan tersebut menatapnya.

Dengan mata yang merah dan juga tubuh yang setengah manusia kambing itu berdiri tegap didepan Anna, sebut saja hewan ini Faun dia adalah kambing setengah manusia yang ada dicerita mitologi yunani.

"Anna?" panggil Ben yang berjalan mendekati adiknya itu.

"Anna!" teriak Ben yang tak ada jawabban dari Anna.

"Ada apa Ben kenapa berteriak?" tanya William yang baru saja tiba disana.

"Anna!" Teriak Ben lagi.

Dia pun segera memasuki kebun yang rimbun itu lalu dia melihat Anna yang berdiri tegap dengan tangan yang memegang berry. Ben memperhatikan adiknya itu dari kejauhan bersama William.

"Anna?" panggil Ben yang membuat Anna menatapnya dengan pelan.

"Ben!" Anna segera berlari mendekati Ben.