webnovel

The Lovely One

Starla selalu menjadi gadis baik-baik bagi orang tuanya, sampai di saat teman-temannya mulai memiliki kekasih, ia mulai merasa kesepian dan iri. Starla ingin merasakannya juga, tapi pemuda-pemuda di sekolahnya tidak menaruh suka padanya karena ia dari keluarga terpandang. Ada anak baru di sekolahnya takkan berpengaruh baginya, benar?

Nona_ge · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
309 Chs

Tidak Menyangkal Lagi

Setelah bercakap-cakap dengan Rendy, ia kembali melanjutkan memahami fakebook dari ajaran Gea di sampingnya.

Sementara Luna pergi dengan Rendy, katanya ada hal yang harus mereka bicarakan, dilihat dari ekspresi Luna nampaknya mereka tidak sedang dalam hubungan yang baik.

Starla mengira karena kemarin Luna pulang dengan Sandy.

Beruntung atau tidak bisa diperebutkan dua pemuda tampan?

Starla di sini masih menjomblo.

"Sayang sekali Kak Ao tidak punya fakebook." Gea berucap tiba-tiba.

"Kak Ao?"

"Kak Aozora maksudku, tapi aku lebih suka memanggilnya Kak Ao," kata Gea. "Aku sudah mencari nama akun dia tetapi tidak ada, atau dia memakai nama Jepangnya jadi aku tidak tahu? Apa Kak Ao punya nama keren juga?"

"Kenapa kau mau mencari akun Kak Aozora?"

"Duh," Gea merasa itu pertanyaan konyol. "Kau tahu fakebook bisa mengunggah foto dan juga ada data status hubungan apakah kau sedang lajang, menikah, duda, bercerai, berpisah."

"Ada yang seperti itu?" aneh sekali bagi Starla.

"Ya kau tahu supaya akunnya tidak dipakai buat selingkuh," kata Gea. "Sekarang mulai banyak anak muda yang kenalan online dan ketemuan di dunia nyata."

"Eh?" itu malah semakin aneh baginya. "Kenapa kau mau bertemu dengan lelaki yang belum dikenal? Sebaik apa pun mereka, jangan mudah percaya, Ge." ia memberikan nasihat, mengingat Gea yang paling aktif di fakebook dibanding dirinya dan Luna.

"Eh, aku bukan perempuan seperti itu," kata Gea. "Aku sudah punya gebetan~" lanjutnya ceria.

Starla memutar bola matanya. "Benar,"

"Kau terdengar tidak senang, La." kata Gea. "Sampai kapan kau mau tetap tidak setuju dengan hubunganku sama Kak Ferdian?"

"Aku juga tidak tahu, mungkin hanya perasaanku saja," kata Starla polos. "Aku hanya tidak bisa melihat 'kilauan' di mata Kak Ferdian, mungkin karena waktu itu kalian baru jadian," jelasnya.

Starla mungkin terlalu banyak baca novel Sweet Revenge jadinya berpikir bahwa cinta Ferdian juga palsu seperti Eryk di novel itu saat pertama mereka berkenalan di depan kelas sehabis pulang sekolah.

Gea tidak menjawab, ia justru termenung.

Starla buru-buru menambahkan, "Jangan marah ya, Ge? Itu hanya pendapatku saja, yang menjalani hubungan kan kalian. Aku hanyalah orang luar."

"Aku mengerti, La. Hehe..." kata Gea.

Starla merasa tawa Gea terkesan dipaksakan, temannya itu juga tidak menyangkal atau pun membela Ferdian; apa Gea menyadari hal itu juga? Entahlah.

"Kau tahu tidak, aku dengar katanya nanti akan ada lomba menghias kelas loh!" seru Gea semangat. "Ini bisa jadi kesempatanmu, La!"

"Aku?" Starla bingung.

"Kau tahu, menghias kelas seperti menggambar begitu, bukankah itu keahlianmu, La?" tanya Gea balik.

"Tidak mungkin aku ikut partisipasi soal itu!" Starla menolak mentah-mentah. "Skill menggambarku belum tingkat dewa seperti itu, Ge."

"Eh? Kupikir menggambar itu sama saja, La." kata Gea kebingungan.

"Menggambar itu ada banyak loh, Ge. Kalau aku jelaskan satu persatu takkan cukup waktunya, yang pasti aku takkan mau ikut, kurasa ada anak lain yang lebih ahli dariku," kata Starla.

Walaupun sejujurnya menggiurkan juga, hanya saja Starla takut, takut kejadian yang dulu terulang lagi.

Jantungnya berdebar lagi, mulai panik, Starla segera menarik napas panjang, mengeluarkannya, beberapa kali ia lakukan sampai degub jantungnya kembali normal.

Gea menyadari perubahan Starla, segera mengusap punggung temannya itu lembut. "Maaf ya, La. Karena aku, kau kambuh lagi." sesalnya, niat awalnya ia hanya ingin Starla lebih positif mengenai bakat terpendamnya.

Starla menyingkirkan tangan Gea di punggungnya. "Tak apa, Ge. Terkadang aku memang masih suka kambuh."

"Ugh! Kalau saja dia sekolah di sini, akan aku memberi pelajaran karena sudah membuatmu sampai seperti ini!" kata Gea kesal bukan main. "Aku tidak percaya ada teman yang seperti itu."

Starla tertunduk, sekilas sosok pemuda muncul di kepalanya, membuatnya mengambil napas panjang lagi. "Tak apa, akulah yang salah memilih."

"Aku yakin Kak Ao takkan begitu padamu," kata Gea, ia mencoba mencairkan suasana dengan mengungkit pujaan hati Starla.

"Huh? Kenapa jadi Kak Aozora?" tanya Starla.

Gea memutar bola matanya seakan mengatakan: kau serius ya? "Starla Annora, kau itu begitu suka dengan Kak Ao. Yang aku maksud suka itu, begitu suka."

"Aku..." Starla tidak membalas, kejadian dengan Ibunya membuatnya belum sempat berpikir jernih mengenai hatinya namun, sekarang masih kah ia bandel? "Kau benar," katanya menyerah.