webnovel
avataravatar

Sindrom Peri Gila - part 2

Orvin kini telah tiba di Serikat Asgard, tempat dimana perpustakaan Dunia berada. Saat memasuki bangunan yang berada diatas awan itu, terlihat sebuah pemandangan yang sudah biasa dilihat oleh Orvin. Rak-rak buku yang berterbangan, buku-buku yang mengibaskan sampulnya seperti sayap, banyak makhluk mitologi yang berkeliaran, dan masih banyak eksistensi sihir lainnya.

Saat Orvin berjalan menyusuri perpustakaan, ada seorang pustakawan yang datang menghampirinya.

"Master Orvin, kita dapat masalah besar." kata Pustakawan yang nampak tergesa-gesa.

Kemudian Orvin berhenti sejenak untuk bertanya. "Aku mengerti, bukankah salah satu anggota kita pernah melihat tanaman Yggdrasil di luar dunia sana?."

"Ya, namanya adalah Tuan Wilhedgr dan dia adalah Pustakawan dari Perpustakaan alam mimpi." jawab Pustakawan.

"Ah terima kasih dan tolong antar laporanku kepada Ketua." Orvin menyerahkan dua surat kepada Pustakawan itu.

"Baik." ucap Pustakawan.

Kemudian Orvin bergegas menuju ke tempat bawah bagian Serikat, disini adalah tempat dimana Perpustakaan menyimpan buku mengenai alam mimpi atau alam bawah sadar. Tentunya pemandangan di Perpustakaan ini berbeda sekali dengan sebelumnya, banyak sekali roh-roh yang melintas di perpustakaan ini dan banyak sekali makhluk spiritual yang berdiam di Perpustakaan ini.

Pada akhirnya Orvin tiba disebuah ruangan yang penuh dengan tulang, ruangan itu tampak indah dengan cahaya yang memancarkan putihnya tulang bagaikan ukiran seni dan disana terdapat pria pucat berkacamata sedang membaca buku.

"Tuan Wilhedgr." salam Orvin.

"Oh Master Orvin, aku sudah mengira kalau anda akan datang kesini." salam Wilhedgr.

"Kalau begitu kita bisa langsung ke inti pembicaraan, aku mengira jika kejadian ini ada kaitannya dengan Raja Iblis dan apa ada cara untuk menghancurkan tanaman Yggdrasil?" tanya Orvin.

"Jujur saja mendapatkan benih Yggdrasil memang sangat mustahil untuk makhluk biasa, aku pernah melihat tanaman ini hampir tumbuh di dunia lain namun hal itu berhasil digagalkan dan tanaman ini bisa mati dengan menghancurkan intinya sebelum akar itu menjadi pohon." Balas Wilhedgr dengan menutup buku yang ia bawa.

"Jadi begitu, lalu apa ada penyakit lain yang disebabkan akar Yggdrasil selain Sindrom Peri Gila?" Orvin bertanya lagi.

"Sesuatu mengerikan akan terjadi dan Ketua Serikat akan turun tangan, membunuh intinya adalah cara yang efektif untuk menghilangkan semua Sindrom itu." ucap Wilhedgr.

"Benar-benar masalah serius, apa kamu punya saran?" Orvin meminta saran.

"Jika ingin masalah ini cepat selesai, saya sarankan untuk meminta bantuan kepada Sang Pahlawan Hantu." Wilhedgr menunjukkan sampul buku yang ia bawa.

"Tidak terima kasih, memanggil Pahlawan Hantu ke dunia ini sama saja memberinya kekuatan besar." balas Orvin.

Disisi lain pertarungan Danis dan teman-temannya baru saja dimulai. Feria dengan cepat berlari sambil menembaki para Iblis dengan panah angin dan ketika salah satu Iblis itu melompat ke arah Feria, dia menghindarinya dengan menjatuhkan badannya dan menembaki perut iblis itu.

"Grraa!!" Iblis meraung.

Kemudian Feria menaiki Iblis tersebut dan menembaki kepalanya sampai tembus, serangan para Iblis itu masih berlanjut namun Feria masih bertahan diatas tubuh Iblis yang tewas dengan menembaki mata Iblis lainnya dan menghindari beberapa serangan. Saat Feria mulai lengah, dia merasakan serangan dari Iblis yang meloncat dari atas dinding benteng namun serangan itu digagalkan oleh Vera yang menancapkan tombaknya ke leher Iblis itu hingga bersimba darah.

Disaat itu pula Roy berdiam diri menunggu kesempatanya dengan Danis yang berada dibelakang, para Iblis itu mengelilingnya untuk menyerang dari berbagai arah. Diwaktu yang tepat saat para Iblis itu menyerang, Roy mengeluarkan kekuatannya dengan membentuk dingding tanah yang menghantam para Iblis itu sampai ke atas.

"Dan! giliranmu!"

"Ok!"

Roy membentuk dindingnya berubah menjadi tangga menuju keatas, dengan cepat Danis berlari melewati tangga itu dan menyerang Iblis-Iblis yang terpental ke atas dengan pedang apinya BLARR!. Tersisalah 2 Iblis yang terjatuh bertumpuk ke tanah, lalu Danis meloncat dan menancapkan pedangnya ke tubuh Iblis sampai tembus menancap ke tubuh Iblis bawahnya kemudian Danis membelah tubuh kedua Iblis itu.

"Apa sudah selesai?" tanya Roy.

"Belum." Balas Danis.

Para Iblis dengan jenis yang sama muncul lagi dari bawah tanah disertai dengan lingkaran sihir, Ronde ke dua mereka masih berlanjut tanpa ada istirahat. Feria dan Vera berkumpul ke Danis dan Roy, mereka saling membelakangi untuk saling membantu menghemat tenaga mereka.

"Bagaimana ini? mereka bertambah semakin banyak!" resah Vera.

"Kita akan membuat jalan keluar, tenaga kita masih cukup untuk itu!" ucap Feria.

"Tidak, kita akan terus melawan mereka. Roy gunakan strategi Pertahanan Ksatria!" ucap Danis.

Seketika Roy teringat dengan masa lalunya bersama Danis. "Aku mengerti!"

"Hei! apa yang kalian bicarakan?!" teriak Vera.

"Kalian berdua, cukup ikuti perkataanku."balas Danis.

"Tidak ada jalan lain, para Iblis itu telalu banyak untuk kita lawan." sambung Feria.

Dengan jumlah iblis dua kali lipat dari sebelumnya, Danis dan teman-temannya sudah terkepung. Mereka mencoba saling membelakangi untuk menunggu kesempatan mereka beraksi, seketika para Iblis itu menerjang dari berbagai arah dan Roy pun langsung membuat dinding pertahanan.

"Sekarang, Vera serang celah itu!" terik Danis

"B-Baik!" ucap Vera.

"HAAA!!"

Danis dan Vera menusukkan senjata mereka melewati celah dinding yang dibuat Roy hingga menembus tubuh Iblis yang menyerang tadi.

"Berhasil!"

"Selanjutnya!"

Mereka melakukan taktik seperti itu sampai para Iblis itu mulai tersisa sedikit dan Feria memanahi sisa Iblis itu yang berusaha melarikan diri ke dalam portal sihir.

"A-Apa sudah selesai?" tanya Roy.

Tiba-tiba Feria melihat seseorang yang mencurigakan."Tidak akan kubiarkan kau lari!"

Wush! Feria memanah seseorang mencurigakan dari balik dedaunan pohon, dengan kecepatan angin panah Feria melesat menancap tepat di kaki orang itu sebelum dia bisa melarikan diri. Orang itu langsung terjatuh ke tanah dangan kaki yang bersimbah darah, dengan sekuat tenaga dia berusaha bangkit namun tenaganya sudah tidak kuat lagi.

"Tenagaku.. sudah terserap oleh sihir pemanggil iblis, tidak ada cara lain! ku korbankan jiwaku!" orang itu menancapkan pisaunya ke tepat di jantungnya.

"Hei hentikan!!" teriak Feria.

Setelah darahnya membasahi seluruh tubunya, tubuh dari orang itu tiba-tiba menggeliat dan berubah menjadi Iblis berwujud Kelabang.

"GRAAA!!!" raungan Iblis yang bangkit.

Iblis itu memiliki banyak kaki disetiap tubuh dan kepalanya, wajah orang itu pun mencul di dahi Iblis itu sehingga aura kengerian Iblis mulai terasa. Tidak hanya itu saja, Iblis Kelabang itu bisa terbang layaknya naga dan menyemburkan racun hingga membuat bangunan benteng terbengkalai menjadi leleh.

Danis dan teman-temannya mulai terlihat lelah akibat pertarungan sebelumnya, namun setelah melihat itu mereka sadar bahaya jika Iblis itu menuju Kota River yang banyak penduduknya. Danis dan teman-temannya yang sudah bersembunyi di dalam lubang tanah yang dibuat Roy, akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah rencana baru.

"Sepertinya kita berada diposisi menguntungkan." kata Feria.

"Menguntungkan? darimananya?!" ucap Roy yang ketakutan.

"Iblis itu pasti terlihat oleh para Prajurit dari benteng perbatasan di arah timur laut." jawab Vera.

"Kalau begitu Feria lempar aku ke atas Iblis itu, biar aku yang mengulur waktu sampai para Prajurit itu datang." ucap Danis.

Mendengar itu Feria memarahi Danis."Jangan egois! kita harus keluar dari tempat ini bersama! biarkan masalah ini diselesaikan oleh Prajurit karena misi kita sudah selesai!"

"Tenaga kalian sudah mulai melemah, jika kita keluar dari sini maka kalian akan terkena serangan Iblis itu. Oleh karena itu biarkan aku melindungi kalian." Danis menjulurkan tangannya.

"D-Danis." Vera tertegun melihat Danis.

"A-Apa kau serius?!" teriak Roy.

"Berjanjilah.. kau harus selamat." ucap Feria yang terlihat serius.

"Ya, aku berjanji." Danis menganggukkan kepalanya.

Feria akhirnya menggenggam tangan Danis dan melompat ke atas udara, lalu Feria melemparkan Danis dengan sisa tenaganya sampai ke atas langit tepat menuju Iblis itu terbang.

"Berjuanglah." ucap Feria dalam hati.

"HAAAA!!!" teriak Danis meluncur ke atas langit dengan mengeluarkan senjata pedang apinya.

"GRAAA!!!" raungan Iblis yang bersiap menyembur racunnya.

Di tempat Benteng perbatasan para Prajurit Elf dan Manusia yang berjaga, mereka melihat Iblis Kelabang yang terbang di atas langit sambil berputar-putar menyemburkan cairan racun.

"Hei kalian! lihatlah diatas langit sana!"

"N-Naga?!"

"I-Itu Iblis!!"

"Iblis katamu?!"

Dengan bergegas para Prajurit itu menyiapkan segala atribut perlengkapan bertarung dan mulai meluncur ke tempat Iblis itu berada. Iblis itu kemudian terbang menuju Kota River dan Danis langsung menancapkan pedangnya yang berkobar kekuatan elemen apinya ke dalam tubuh Iblis itu.

"Tidak akan kubiarkan!"

"GRAAA!!!"

Iblis yang kesakitan itu menggunakan sengatnya untuk menyerang Danis supaya dia jatuh. Danis berusaha menghindari serangan itu dan hampir terjatuh namun dia berhasil bergantungan di kaki Iblis itu.

"Sial, kalau saja aku membawa tali."

Akhirnya Danis sadar kalau kaki-kaki Iblis itu bisa dibuat pijakan untuk sampai ke bagian kepala Iblis.

"Akhirnya aku sadar kalau mengendarai Iblis ini tak sesulit mengendarai Unicorus."

Dengan kekuatannya Danis berusaha menggapai dan bergelantungan di antara kaki-kaki Iblis itu, tentu saja usaha Danis tidak berjalan mulus saat dia berusaha berpijak pada kaki itu dan sengatan Iblis itu pun siap untuk menyerang. Saat dia hampir terjatuh dia berusaha bergelantungan pada kaki-kaki itu dan serangan kaki Iblis lainnya siap mencabik-cabik tubuh Danis.

Dengan lincah Danis berusaha menghindari serangan itu namun tetap saja Danis mendapatkan banyak luka gores, pada akhirnya Danis memotong kaki-kaki yang menyerang itu dengan pedangnya dan menusuk perut Iblis itu supaya kehilangan kendali. Untungnya di dataran itu tidak ada celah tebing yang bisa membuat Iblis itu membenturkan tubuhnya supaya Danis jatuh.

Iblis itupun terbang berputar-putar sambil menggetarkan tubuhnya, Danis yang hampir sampai ke bagian kepala Iblis itu tidak mengira jika sengatan Iblis itu menyerang dari belakang sampai membuat bagian kepala Iblis itu sendiri terluka. Danis yang menahan serangan itu dengan pedangnya pun terpental ke atas.

"AAAA!!"

"sial aku gagal!" gumam Danis dalam hati.

"GRAA!!" Iblis itu menyemburkan racunnya ke atas tepat menuju Danis.

"AKU TIDAK AKAN MENYERAH!!"

Danis melemparkan senjata pedangnya yang berkobaran elemen api hingga membakar racun itu dan menancap tepat dimulut Iblis yang sedang meraung GRAAGGG!!. Mulut Iblis yang terkena serangan Danis menyemburkan darah sampai Danis pun terkena cipratannya, Danis yang terjun ke arah kepala Iblis itu pun langsung menendang gagang pedangnya hingga menancap lebih kedalam lagi.

"Kamu pasti salah satu pembunuh dari banyak orang dan sampai merubah dirimu sendiri menjadi Iblis." ucap Danis dengan ekspresi mengerikan.

Danis mengeluarkan elemen api ditangan kanannya dan bersiap untuk memukul wajah di dahi Iblis itu Blarr!!.

"Orang sepertimu memang pantas untuk mati!! HAAAAA!!!"

Danis menghantam wajah itu sampai tembus dan bersimbahan darah.

Seketika Iblis itu langsung terjatuh terjun ke bawah JLEEMM!!.

"Danis!!" teriak teman-teman Danis yang menghampirinya.

"BERHENTI!" teriak Kapten Prajurit yang membawa Pasukannya dengan mengendarai seekor Monster berwujud Rusa.

Dalam suasana itu, Kapten Prajurit melihat para pemuda yang penuh luka dengan baju kotor disertai medan yang penuh darah Iblis yang menguap yang diakibatkan pertarungan sebelumnya. Kemudian Danis menunjukkan dirinya dari balik kepala Iblis yang tergeletak di tanah, betapa mengejutkannya setelah mereka melihat muka Danis yang berlumuran darah Iblis yang menguap.

Tak lama kemudian Iblis itu menggeram dan berusaha menggerakkan tubuhnya.

"SERANG!"

"HAAA!!!"

Kapten Prajurit beserta Pasukannya berlari menghunuskan senjata mereka melewati Danis yang terdiam dan menyerang Iblis yang sudah tak berdaya itu. Di dalam perut Gunung Ner, Casta dan rekan-rekannya sudah berjam-jam menyusuri reruntuhan kota tua kurcaci. Tentunya kota tua itu sudah di tumbuhi oleh akar yang sudah berbunga, di dalam kegelapan sihir cahaya Lilia yang menerangi jalan mereka mulai redup.

"Lilia beristirahatlah dibalik jubahku." ucap Casta.

"Tapi.."

Seketika cahaya-cahaya kecil berterbangan keluar dari kelopak bunga yang ada di akar itu. Hal itu membuat Casta dan rekan-rekannya meningkatkan kewaspadaan mereka.

"Ah jadi ini penyebab Sindrom Peri Gila, pantas saja mirip cahaya Peri." kata Ogred menatap Lilia.

"Hei! jangan samakan aku dengan benda itu!" ucap Lilia yang bersembunyi dibalik jubah Casta.

"Jangan sampai cahaya itu masuk ke lubang kepala kalian, Tuan Putri biarkan aku yang maju kedepan dan Ogred jaga Tuan Putri dari belakang." ucap Rad dengan memakai topeng berjubah.

"Terserahlah." balas Ogred sambil memakai helm armor.

Semakin mereka masuk kedalam lagi, mereka menemukan bangkai monster yang tergeletak di setiap jalan. Diyakini monster-monster itu terkena Sindrom Peri Gila sehingga mereka sangking ketakutan sampai bunuh diri dengan berbagai cara.

"Mengerikan." ucap Lilia.

"Kita berada dijalur yang benar, sumber akar ini pasti ada di ujung sana." sambung Rad.

Sesampainya di jembatan tempat yang luas, mereka melihat pemandangan bunga-bunga yang mengluarkan banyak cahaya di kegelapan itu dan di ujung akar itu terdapat bunga raksasa yang masih belum mekar.

"Pantas saja akar-akar ini bisa keluar, sungai di bawah ini adalah sumber air yang menembus sampai ke air terjun luar Gunung Ner." Ogred melihat ke bawah jembatan.

"Disana, aku merasa ada kekuatan besar di balik bunga itu." Casta menunjukk pada bunga raksasa.

"Uwahh besar sekali." Lilia merinding.

"Apa itu sumber akar-akar ini? apapun itu sebaiknya kita harus menghancurkannya sebelum bunga itu mekar." Rad mengeluarkan ke dua pedangnya.

Tiba-tiba beberapa akar raksasa muncul dari dalam tanah dan merusak jembatan itu dengan sekali serangan.

"Lilia."

"Baik Tuan Putri!"

Lilia menggunakan serbuk perinya yang bercahaya kepada Casta dan rekan-rekannya, serbuk itu membuat mereka melayang di udara agar sampai bisa menuju ke bunga tersebut.

Mereka menggunakan skill mereka masing-masing untuk melawan akar-akar raksasa itu, dimulai dari Ogred yang menggunakan skill elemen tanahnya untuk meruntuhkan atap gua yang lancip itu hingga menembus akar dan Rad menggunakan skill perubahan wujud monsternya untuk membabat habis akar-akar itu.

Ketika kesempatan itu sudah terlihat, Casta mengeluarkan delapan pisaunya dan menaruh harapannya pada serangan itu.

"Serbuan Pisau Angin!!" Casta melemparkan pisaunya ke arah bunga raksasa.

Tanpa disadari sebuah akar raksasa muncul dengan cepat menghalangi serangan Casta dan terdengarlah suara laki-laki yang tidak asing bagi mereka.

"Usaha kalian akan berhenti disini."

"Suara itu! Var-!"

tanpa disadari Ogred langsung tertusuk akar dari belakangnya hingga menembus perutnya Jross!!.

"ARGHH!"

"OGRED!" teriak rekan-rekannya.

"S-semua cepat lari ke arah.. sungai itu, CEPAT!" teriak Ogred yang menahan sakit.

Seketika bunga raksasa itu mekar menjadi monster dan mengeluarkan banyak cahaya diantara kelopaknya, tanpa berpikir banyak Rad langsung menarik Casta terjun ke sungai yang mengalir deras itu.

"OGRED!!" teriak Casta.

Bersambung.

-Lore

Sang Pahlawan Hantu: seorang Pahlawan legenda dari dunia gelap yang sudah dikuasai oleh Raja Iblis. Rumor mengatakan Pahlawan itu mampu menundukkan Raja Iblis atau dia sendiri yang memiliki tahta di atas Raja Iblis.

-Note

Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Affandcreators' thoughts