webnovel
avataravatar

Krisis Kerajaan Nervana

Matahari yang terik tertutup awan melancarkan proses perbaikan Desa yang hampir selesai. Suara burung berkicau hingga angin bertiup diantara pohon-pohon yang tumbang mengiringi waktu istirahat para pekerja. Warga desa yang sudah sembuh ikut bekerja menggantikan mereka yang istirahat untuk memperbaiki rumah warga lainnya.Tak lama kemudian datanglah Orvin, dia mengajak Erine, Basta dan Pak Goto untuk berdiskusi membicarakan sebuah masalah yang akan datang.

Melihat tidak ada lagi penjaga, Tia dan teman-teman banditnya yang terkurung kini berusaha melarikan diri dan mereka berusaha untuk tidak membuat suara ketika mencoba membuka gembok itu.Sedikit demi sedikit tapi pasti, suara kunci gembok terbuka akhirnya terdengar namun seketika mereka mendengar suara kaki mendekat dan akhirnya mereka memutuskan untuk tetap di dalam kurungan.

"Sst ada yang mendekat, tetaplah tenang dan jangan melakukan hal aneh."

"Permisi.., oh ternyata kamu."

Ketika bertemu dengan Danis, Tia teringat saat dia melihat Danis berusaha melawan Unicorus di atas langit.

"Perkenalkan namaku Tia dan mereka adalah teman-temanku, Tuan Danis!"

"Oh salam kenal panggil saja aku Danis, jadi kenapa kalian ada disini?" Danis duduk dihadapan mereka.

"Itu karena-"

"Keluarlah aku membawakan kalian makanan buah ... eh tapi kalian setengah kucing, apa kalian bisa memakan ini?" Danis mengeluarkan buah dari kantongnya.

Teman-teman Tia yang sudah kelaparan langsung meloncat. "Makanan!"

Tia langsung menghadang teman-temannya. "Danis tolong kami! ... tidak, tolong kerajaan kami!" Tia dan teman-temannya membungkukkan badan mereka.

"Eh mendadak sekali! menolong kerajaan? kedengarannya sulit sekali, memang apa yang terjadi dengan kerajaanmu?" tanya Danis.

Tia dan teman-temannya menceritakan semuanya sembari memakan buah yang diberikan oleh Danis. Tia dan teman-temannya sebenarnya bukan bandit melainkan warga Desa dari kerajaan Nervana yang terpaksa melintas ke Kerajaan Ferontire demi mencari bantuan. Desa mereka sudah hancur akibat dilanda sebuah penyakit yang bernama sindrom peri gila, gejala penyakit itu bisa membuat halusinasi yang sangat menakutkan sampai-sampai si penderita menjadi gila dan ingin melakukan bunuh diri.

Obat dari penyakit itu adalah bunga Hellebore yang dipercaya sebagai obat penyembuh gila dan bunga itu hanya tumbuh di Dungeon Reruntuhan Menara Putih. Saat ini banyak warga seperti Tia dan teman-temannya berada di Desa perbatasan karena mereka tidak memiliki uang untuk masuk kedalam wilayah Kerajaan Ferontire.

Kemudian Danis bertanya. "Apa langkah dari Kerajaanmu untuk menangani masalah ini?"

Tia menjawab . "Raja kami hanya membuat pelindung di area pusat saja, para Bangsawan disana hanya mengutus Serikat untuk membuat jalur perdagangan yang aman."

"Bukankah di kerajaanmu memiliki seorang Pahlawan?" tanya Danis lagi.

"Ya, dia dan rekan-rekannya melakukan ekspedisi untuk mencari sumber permasalahan itu." jawab Tia.

Sadar kalau ada yang menguping, Danis mempersilahkan mereka untuk masuk kedalam. Kemudian masukklah Feria dan Vera, mereka sudah mendengarkan semua yang dibicarakan Tia dan teman-temannya meskipun begitu Feria tetap memasang muka seriusnya.

"Kenapa Rajamu tidak meminta bantuan kepada Kerajaan Ferontire?" tanya Feria.

"Eh?! T-Tuan Putri?! kami sungguh tidak tau ... warga seperti kami sekarang kesulitan untuk menemui Raja, bahkan kami dilarang menceritakan krisis yang sudah terjadi." ucap Tia.

"Hmm ada yang tidak beres, lalu kenapa kamu tidak membayar pajak saat memasuki Kerajaan Ferontire bukankah biayanya murah?"

Tia kemudian menjelaskan keadaan Desanya yang sudah hancur, sebelum Desa itu hancur ada tumbuhan akar yang menjalar dan menyerap unsur di dalam tanah sehingga tanah menjadi hitam dan banyak tumbuhan yang mati sehingga gagal panen.Semakin lama tumbuhan akar itu tumbuh membesar hingga bisa bergerak dan menghancurkan rumah ataupun membunuh hewan ternak.

Beberapa hari kemudian akar itu akan menumbuhkan sebuah bunga yang menyebabkan sindrom peri gila.

"Kami mencoba menjual barang tersisa namun itu hanya laku dengan harga 5 tembaga, akhirnya kami terpaksa masuk ke Kerajaan ini tapi kami tertangkap karena kami disangka bandit." ungkap Tia

"Ah jadi begitu, kemudian kamu berusaha melarikan diri dengan membuat para prajurit menjadi babak belur lalu menyamar untuk mengambil bunga Hellebore." sambung Vera.

"Maafkan kami!!" Tia dan teman-temannya menyesal.

Tak lama kemudian muncullah Roy yang marah-marah akibat Danis pergi menghilang begitu saja.

"Danis, akhirnya aku menemukanmu!! dasar seenaknya lagi kamu per-!"

Seketika hati Roy luluh saat melihat raut wajah Tia yang berkaca-kaca.

"W-W-Wa-Wa-Wanita kucing!!!" Roy berlaria mendekati Tia dan langsung mendekap tangannya.

"Biarkan aku mengadopsimu." ucap Roy.

"Miaw?" bingung Tia.

Lainnya pun teriak. "EH?!"

Basta dan Erine akhirnya datang dan mereka terkejut ketika melihat Feria dan teman-temannya sudah ada disana.

"Oh kalian sudah sampai? A! pintu kurungannya terbuka!" teriak Basta.

Setelah itu Feria dan Vera akhirnya membawa Tia keluar dari kurungan dengan pengganti Danis dan Roy yang dimasukkan ke dalam kurungan bersama teman-teman Tia. Meskipun Roy memprotes tapi tetap saja dia tidak didengar dan Danis hanya bermain dengan teman-teman Tia seperti bermain dengan kucing. Ruang diskusi sudah dibentuk dan Tia mencoba kembali menjelaskan apa yang sedang terjadi dengan Kerajaan Nervana.

Tentu saja perkataan Tia membuat Orvin tertarik, karena sebelum Orvin datang ke Kerajaan Ferontire dia melewati Kerajaan Nervana dan merasakan ada aura yang mengerikan bersembunyi di dalam tanah. Kemudian Tia mengeluarkan sebuah potongan akar kecil yang dipercayanya sebagai barang bukti, akar tesebut terlihat rapuh dan memiliki warna hitam.

Seketika Orvin terkejut saat melihat akar itu. "A-Akar ini?!"

Basta yang penasaran mencoba untuk menyentuh."Ada yang aneh dengan akar ini-"

"Jangan disentuh!" Teriak Orvin.

Semua yang ada di situ seketika terdiam dan sebelum Basta sempat menyentuh akar itu, tiba-tiba ukuran akar kecil itu tumbuh besar. Merasa ada yang aneh seketika Basta menjadi serigala penuh dengan menggeram ketakutan, tentu saja itu membuat sekitarnya menjadi kaget.

"Aku m-melihat, akar itu menyerap mana Basta." ucap Vera merinding.

"Kamu benar! sebaiknya kalian jangan menyentuh tanaman ini dengan tangan kosong!"sambung Basta.

Feria yang baru pertama melihat akar seperti itu akhirnya bertanya. "Sebenarnya tanaman apa itu Kakek Orvin?! Vera!"

"Aku sudah ratusan kali menjelajah hutan tapi tidak pernah melihat akar seperti ini." balas Vera.

"Aku juga, yang jelas ini bukan berasal dari Ferontire." sambung Pak Goto.

"Akar ini tumbuh di alam bawah kematian dan fakta sebenarnya akar ini bukan berasal dari Dunia ini, nama akar ini adalah akar Yggdrasil."

Orvin menceritakan tentang sebuah Dunia Lain yang dibentuk oleh sebuah pohon kehidupan Yggdrasil, besar pohon Yggdrasil bisa menembus sembilan dunia dari dunia atas surga sampai ke dunia bawah neraka dan akar itu berada di bawah neraka. Orvin juga mengatakan jika Pohon Yggdrasil sudah hancur beserta Dunia di dalamnya sehigga serpihan pohon itu terpencar hingga akhirnya tertelan dimensi dan masuk ke Dunia Lain.

Jika akar itu tumbuh di Dunia ini bisa-bisa kerajaan itu akan dilanda kehancuran, salah satu faktornya yaitu Bunga yang tumbuh dari akar itu bisa membawa penyakit peri gila bagi yang berada di dekatnya.

Kemudian Tia menyambung pembicaraan. "Kepala desaku berkata jika bunga Hellebore dari Kerajaan Ferontire bisa menyembuhkan penyakit gila."

"Ya tapi itu adalah sebuah legenda karena aku belum pernah melihat obat dari bunga Hellebore yang bisa menyembuhkan orang gila." balas Erine.

"Jika itu legenda maka obat itu pernah ada dan bisa dibuat, tapi sayangnya aku tidak tau resepnya." ucap Vera menahan kesal.

Lalu Orvin teringat sesuatu. "Kalau tidak salah resep itu ada di buku perpustakaan Serikat Asgard dan tentunya semua buku disana bertuliskan bahasa kuno."

"Biarkan aku membantu menerjemahkan bahasa di buku itu, Kakek Orvin!" ucap Feria.

"Tentu saja." balas Orvin.

Melihat mereka yang berusaha untuk menolongnya membuat Tia terharu. "Terima kasih banyak semuanya! tolong selamatkan warga Kerajaan Nervana!"

Setelah pada titiknya Feria akhirnya memutuskan jawaban yang ia pilih.

"Kenapa akar itu tumbuh di Kerajaan Nervana masih menjadi tanda tanya yang besar, aku dan teman-temanku akan mencari jawabannya saat kami tiba di pusat Kerajaan sana."

Feria tidak bisa mengambil kesimpulan jika Kerajaan Nervana ingin menjadikan akar itu sebagai senjata untuk berperang melawan Kerajaan Ferontire. Orvin kembali ke tempat Serikat Asgard di atas langit dan Vera diutus sebagai ahli Alkemis yang ditugaskan untuk membuat obat dari bunga Hellebore. Tia dan teman-temannya kini dibebaskan dari hukuman, Feria menugaskan mereka bersama Erine dan Basta untuk menyerahkan sebuah surat kepada Raja Troya.

Pak Goto dan para warganya menyiapkan perbekalan untuk Feria dan teman-temannya yang sudah dianggap sebagai Pahlawan. Setelah semua perlengkapan telah di siapkan, Feria, Vera, Roy, dan Danis melangkahkan kaki mereka ke gerbang portal. Rasa terima kasih diucapakan Pak Goto beserta warga Desa Hutan Ferontire kepada mereka yang telah menyelamatkan Desa. Erine melambaikan tangannya dengan meneteskan air matanya untuk mengantar Tuan Putri Feria ke awal petualangan besarnya.

Basta kebingungan saat melihat Feria akan pergi karena hanya dia saja yang tidak tau kalau Tuan Putri Feria sudah menjadi pahlawan yang terpilih untuk mengalahkan Raja Iblis. Tia dan teman-temannya berteriak agar semuanya diberi keselamatan dalam perjalanan mereka. Akhirnya mereka berempat memasuki gerbang portal itu dan mereka terteleportasi ke tempat perbatasan Kerajaan Ferontire dengan Kerajaan Nervana.

Dalam sekejap mata akhirnya mereka sampai di tebing, aroma laut mulai tercium dengan suara ombak yang menabrak karang.

"Hei Dan, lihat lah di atas sana!" Teriak Roy

Saat Danis menoleh, dia melihat suatu pemandangan yang menakjubkan berupa pulau langit raksasa yang terbang di atas lautan sepanjang mata memandang. Danis dan Roy tidak menyangka selama ini mereka berada di atas pulau langit. Saat melihat Kerajaan Ferontire dari kejauhan, Feria menarik nafasnya dalam-dalam kemudian mengeluarkannya.

"Fuhh.. sekarang aku benar-benar bukan seorang Tuan Putri lagi, entah aku harus sedih atau senang."

"Apa kamu tidak suka menjadi orang biasa?" tanya Danis.

Kemudian Feria menatap teman-temannya. "Selama aku bisa menjalankan tugasku dengan benar, aku tidak masalah menjadi orang biasa dan mulai sekarang panggil aku Feria saja."

"Kalau begitu aku akan memanggilmu Nona Feria!" teriak Vera.

"Jangan seformal itu Vera, sekarang aku hanya orang biasa." ucap Feria.

Vera yang terlihat resah. "HEH?! tapi aku belum terbiasa!"

"Hei Dik Feria, sekarang kita mau pergi kemana?" tanya Roy tiba-tiba.

"Entah kenapa saat kamu memanggilku begitu membuatku merasa jengkel." Feria menahan kekesalannya.

"Ah kalau begitu kita panggil saja dia Neng Feria." usul Danis.

"Jangan seenaknya merubah nama panggilan!! lagian Neng itu apa?!!" teriak Feria.

Perjalanan mereka berlanjut sampai ke tempat Perbatasan Kerajaan dan disana terdapat Kota River yang dipenuhi oleh pedagang. Hubungan antara Kerajaan Ferontire dengan Kerajaan Nervana awalnya adalah saling berdagang hasil alam, namun akhirnya hubungan itu terhenti setelah Kerajaan Nervana merubah sistem pemerintahannya.

Meskipun Kerajaan Nervana mengalami krisis, Kota River masih tetap aktif karena Kota tersebut merupakan pusat perdagangan dan belum terjamah oleh akar Yggdrasil. Sesampainya disana, Feria membagi tugas kepada teman-temannya.

"Aku dan Vera akan berbelanja beberapa tanaman obat, kalian pergilah mencari penginapan."

Kemudian Vera memberi beberapa keping uang perak kepada Roy. "Ini uang untuk menyewa kamar, kalau bisa kalian bernegosiasi supaya harganya murah."

"Oi.. oi.. jatah jajan kami gimana?" Protes Roy.

"Jangan banyak protes, petualangan kita masih jauh. Sebaiknya kita berhemat dari sekarang!" Bentak Feria lalu pergi.

"Dadah.. awas kalau kalian tidak bisa mencari penginapa. Kita akan berkumpul disini 1 jam lagi." ucap Vera sambil mengikuti Feria pergi.

Roy yang menahan kekesalannya. "Dasar perempuan.. Hei Danis bagaimana ini? Danis..?"

Danis hanya terpaku melihat suasana Kota dimana banyak lampu hias, orang-orang aneh, dan suasana kota ini seperti festival.

"Waa.. kau tau apa yang kupikirkan sekarang?" ucap Danis melirik Roy.

"Waa.. menjelajah ke tempat asing yang begitu indah." Roy hanya menatap wanita cantik yang berjualan di jalan yang ramai.

"Jadi apa yang harus kita lakukan dengan uang itu?" tanya Danis.

"Tentu saja berkeliling, ini jatahmu jangan dihabiskan semuanya!" jawab Roy sambil memberi uang perak.

"Oo hebat sekali saudaraku!"

Akhirnya mereka memutuskan untuk berpencar mengelilingi Kota River. Saat berada di alun-alun kota, Danis melihat banyak sekali barang yang terlihat asing baginya seperti obat sihir, permata rune, tumbuhan berwarna pelangi, dan masih banyak lagi. Selain itu Danis juga melihat sisi gelap yang berada di alun-alun kota, salah satunya yaitu banyaknya pencopet yang melancarkan aksinya tanpa diketahui.

Meskipun Danis bisa melihat aksi pencopet itu tetapi dia hanya terdiam karena dia tau kalau bukan tugasnya untuk menangkap pencopet karena sudah ada banyak penjaga. Setelah terdiam berpikir akhirnya Danis memberikan uangnya kepada pengemis.

"Terima kasih banyak Tuan.." ucap para pengemis yang menundukkan badannya.

"Jika kalian mengenal para pencopet itu, sampaikan apa yang aku katakan. Segeralah untuk mengembalikan semua barang curian itu malam ini atau masalah besar akan datang." ucap Danis.

Seketika para pengemis menjadi ragu-ragu. "K-Kenapa Tuan berbicara seperti itu?"

"Tidakkah kalian merasa aneh jika penjaga sebanyak ini tapi para pencopet masih belum ada yang tertangkap?" balas Danis.

Para pengemis pun sadar. "M-Mereka menandai.."

"Semoga hari kalian menyenangkan, dadah.."

Para pengemis itu hanya terdiam meneteskan keringat saat melihat Danis pergi. Malam semakin larut dan 1 jam sudah terlewati, saat Danis sadar dia langsung segera kembali ke tempat semula. Ketika Danis melewati beberapa gang, dia tiba-tiba berhenti karena mencium aroma yang amis. Meskipun aroma itu samar-samar tapi Danis bisa mengetahui jika aroma itu adalah bau darah dan akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti aroma itu.

Tak terasa Danis berada ditempat gang yang gelap dan hanya bersinarkan bulan, aroma itu ternyata berasal dari sebuah kurungan yang tertutup oleh kain. Dengan berhati-hati Danis membuka kain itu dan tak disangka dia hanya melihat kurungan yang kosong, meskipun kosong Danis melihat ada sehelai rambut berwarna kuning yang tertutup debu.

Saat tiba-tiba merasakan sesuatu, dengan cepat Danis melindungi tengkuk lehernya dengan balok kayu dan tak disangka beberapa pisau terlempar menancap di balok kayu tersebut. Saat Danis menoleh, dia sudah dihadang oleh 3 orang misterius berpakaian serba hitam.

"3 lawan 1, tidak masalah." ucap Danis.

Tak banyak bicara, Danis seketika dikepung oleh 3 orang tersebut dan mereka langsung menyerang Danis dari berbagai arah menggunakan senjata pisau. Satu persatu serangan diluncurkan oleh 3 orang misterius itu, namun tetap saja Danis dapat menghindarinya dengan lincah dan disaat Danis melihat celah dia langsung membalikkan pisau salah satu orang misterius itu tepat di lehernya untuk dijadikan sandera.

"Apa ada yang masih mau melawan?" tanya Danis.

Danis ingin mengancam mereka namun hal itu tidak sempat dilakukannya, serangan mendadak diluncurkan dari atas sehingga Danis menendang sanderanya kemudian menangkap serangan itu dan membantingnya ke bawah. Tanpa pikir panjang Danis melintir tangan orang yang dibantingnya hingga tulangnya bergeser, tentu saja itu menyakitkan dan membuat orang-orang misterius untuk memilih jalan mundur.

"4 lawan 1, tidak masalah." ucap Danis.

"Ternyata dia lebih merepotkan dari yang kupikirkan, kita mundur!"

Oran-orang itu mengeluarkan bom asap dan melarikan diri sambil membawa temannya yang terluka. Meskipun asap itu menghalangi pandangan Danis, tetap saja dia masih bisa mendengar suara langkah kaki mereka.

"Jangan lupakan barangmu!" Danis melemparkan pisau musuh tepat mengenai tangan orang misterius yang terluka itu hingga menancap tembus.

"AAAaa!!" suara teriakan kesakitan terdengar dari kejauhan dan mulai menghilang.

"Apa-apa'an orang-orang tadi? Oh aku lupa waktunya untuk kembali!"

Danis bergegas menuju tempat dimana teman-temannya sudah menunggu. Sesampainya di lokasi Danis melihat Roy terikat dengan kepalanya yang benjol, Feria dan Vera kemudian menghadang Danis dan menanyakan uang yang seharusnya untuk menyewa kamar penginapan.

"Nah Danis sialan, apa kamu membawa uang yang dibagikan sama si Roy bangsat disana?" ucap Vera sambil mengancam.

Danis yang ketakutan. "K-kejam sekali."

"Jangan banyak omong atau kamu mau bernasib sama seperti dia." balas Feria.

"A-aku sudah menghabiskannya." ucap Danis lirih.

"Sudah kuduga, Vera ayo kita pergi ke penginapan. Padahal uang itu untuk membayar kamar kalian tapi kalian sudah menghabiskannya duluan." ucap Feria lalu pergi.

"Lah terus?" tanya Roy.

"Kalian tidur diluar lah, dadah.." Vera pergi mengikuti Feria.

Kemudian Danis dan Roy berteriak. "Tiiidaaaakkk!!"

Tanpa mereka sadari, mereka sedang diawasi dari kejauhan oleh seorang misterius berkulit hitam dengan mata yang merah.

Bersambung.

-Lore

Dunia Yggdrasil sudah hancur milyaran tahun lalu menurut sistem tahun Dunia Fantasi. Kehancuran Dunia Yggdrasil diakibatkan oleh peristiwa Ragnarok tetapi ada rahasia besar dibalik peristiwa itu.

-Note

Saya lebih suka menamai Dunia Fantasi daripada Dunia Isekai atau yang lainnya karena lebih universal menurut saya. Jangan lupa untuk support terus!

Affandcreators' thoughts