"Udah dapet minumannya, Sayang?" tanya Reyner begitu anak dan istrinya masuk ke dalam kamar.
Celine mengangguk pelan, wanita itu langsung merebahkan tubuhnya di samping suaminya. "Udah beres ngomongnya sama Agus?" ucap Celine lirih.
"Hmm, udah tadi. Jangan tidur dulu, kita makan malam sebentar lagi" Reyner ikut berbaring lalu memeluk Celine dari belakang. "Sayang, mama nanyain gimanaa program anak kedua kita."
Jantung Celine berdebar kencang, pikirannya tidak karuan, ia ketakutan. Harus sudah sejak satu minggu yang lalu dia datang bulan. "Apalagi ini? Apa Tuhan belum capek ngajak aku bercanda terus-terusan?" batin wanita itu.
"Celine, Sayang.... Kenapa? Kalau kamu belum siap, aku nggak akan maksa. Misal nyatanya kamu belum hamil, aku juga nggak masalah. Jangan terlalu dipikirin, ya. Maaf Sayang." Pelukan Reyner semakin erat, namun bukan tubuh Celine yang merasa sesak melainkan hatinya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com