webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
289 Chs

Wanita

"Merlin tidak datang ke sini? Apa dia membenciku?" Asheel bertanya pada Sera setelah dia selesai makan.

"Kurasa tidak, bukankah dia hanya menunggumu untuk memanggilnya?" Sera juga meletakkan sendoknya dan berjalan menuju sofa setelah dia selesai mencuci tangan.

"Benarkah? Lalu aku akan memanggilnya nanti." Asheel melakukan hal yang sama dan duduk di samping Sera. Suasana hening sesaat saat hanya suara TV yang terdengar. Setelah merenung dalam keraguan, Asheel akhirnya membuka mulutnya: "Sera, apa kau siap menjadi seorang Ibu?"

Mendengar pertanyaannya, Sera berhenti saat dia terdiam sejenak. Dia menoleh dan menangkap kecemasan dalam ekspresi Asheel. "Sejak kapan kau menjadi manusiawi? Pertarungan dengan Meido banyak merubahmu, ya?"

"Tidak usah menanyakan hal yang sudah kau tahu." Asheel menepisnya.

"Aku juga menjalani kehidupan manusia denganmu. Makan teratur, tidur pada waktunya, bernafas, dan beraktivitas seperti manusia pada umumnya. Tapi aku tidak mendapatkan kemampuan unik sepertimu."

Asheel mengangkat bahu, "Berarti bakatku lebih tinggi darimu."

Sera menyipitkan matanya tidak senang, dia mencubit pinggang Asheel hingga terpelintir.

"Ini sangat menyakitkan, bisakah kau hentikan?" Asheel berkata dengan nada monoton. "Tenang saja, mungkin kamu tidak sepertiku, tapi aku yakin kamu akan menemukan kesimpulanmu sendiri tentang kemanusiaan."

"Lalu apa kesimpulanmu tentang manusia?" Sera bertanya dengan cemberut.

"Seekor binatang tanpa alasan yang bergerak berdasarkan emosi mereka."

"...."

"Meh, jangan alihkan pembicaraan. Bagaimana denganmu, apakah kamu sudah siap menjadi seorang Ibu?"

"Belum," jawab Sera acuh tak acuh.

"Jadi? Ditunda?" Asheel memastikan dengan tidak yakin.

Cemberut di wajah Sera semakin dalam, "Kau sepertinya sangat yakin bisa memenuhi perutku dengan benihmu. Kenapa tidak coba saja melakukannya dengan wanita lain?"

"???" Asheel memiliki ekspresi bingung di wajahnya, tapi dia tahu jika Sera sedang merajuk. "Kejadian saat dulu itu hanya kecelakaan, oke? Kamu masih marah?"

"Hmph, kecelakaan apa yang secara spontan meniduri wanita asing?" Sera mendengus.

"Ugh, itu ... memang salahku, aku tidak akan mengelak. Tapi aku sudah meminta ijinmu, kan?" Asheel bertanya dengan cemas, rasa kebersalahan memenuhi wajahnya.

"Pria mana yang meminta ijin pacarnya untuk meniduri wanita lain?" Sera berkata dengan sinis.

"Kalau begitu, tolong hukum aku."

"....." Sera menyilangkan lengannya sambil menyipitkan matanya menatap Asheel di bawah. Dia hampir tidak bisa menahan senyum saat melihat Asheel begitu panik setelah dia mendorong suasananya hingga sejauh ini.

Dia memutuskan untuk terus menggodanya, "Nada itu ... apakah kamu sedang bersikap masokis?"

Ekspresi Asheel tidak bisa menjadi lebih murung lagi. "Kau tahu, Sera ... kau adalah segalanya bagiku. Aku rela meninggalkan semua yang kupunya jika kamu ingin mengatakannya. Kamu tidak suka jika anak pertamaku bukanlah darimu, kan? Kalau begitu, katakanlah jika kamu ingin aku membunuh anakku sendiri---"

"DIAM!!!" Sera berteriak dengan marah. "Jika kau melanjutkannya, aku benar-benar akan marah padamu!"

Asheel diam, menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap mata Sera.

"Aku memang marah saat itu, tapi saat itu berhubungan dengan kerabatmu sendiri, aku akan menganggapnya juga sebagai keluargaku. Demi aku, kau cuek pada Robin-chan! Demi aku, kau hanya memberi sedikit kasih sayang pada Robin-chan! Demi aku, kau menjauhi Robin-chan! Aku benar-benar kecewa pada sikapmu yang seperti itu! Aku menantikan perkembangan sikapmu jika itu berhubungan dengan anakmu sendiri! Tapi lihat, apa yang kau lakukan?! Kau membuang sesuatu yang berharga bagimu karena takut membuatku kecewa! Apa yang kau harapkan dariku hanya berbuah menjadi kekecewaan! Bukan aku yang belum siap menjadi orang tua, tapi kamu! Apa kau juga akan melakukan hal yang sama pada anak kita kelak?!"

"ITU TIDAK MUNGKIN TERJADI!!!" Mendengar kalimat terakhir, Asheel ikut-ikutan berteriak dengan marah.

"Kalau begitu, belajarlah menjadi dewasa. Jangan membuatku kecewa lagi!" Sera terengah-engah. Seharusnya, dia hanya menggoda Asheel, tapi apa yang dikatakan Asheel hanya membuatnya marah.

"Anak kita ... aku tidak bisa membayangkannya. Tapi aku akan sangat mencintainya. Untuk Robin, kurasa aku harus lebih dekat dengannya sebagai seorang Ayah."

"Hah, itu sudah terlambat. Robin-chan sebentar lagi sudah memasuki umur 20 tahun, dan kamu baru mengatakannya sekarang."

"Tidak masalah. Bagaimanapun, dia adalah keturunanku, dia bisa menjadi remaja lebih lama lagi."

"...'Tidak masalah', ya? Sikapmu yang terkesan tidak peduli itu membuatku muak."

Asheel tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

"Asheel, sifatmu yang rela berbuat apapun hanya untuk menyenangkanku itu, kau menjadi tampak seperti gadis miring yandere."

"Aku seorang pria." Asheel menanggapinya.

"Jangan berbicara lagi!"

Asheel menjadi murung kembali.

Perasaan sebelumnya saat menggoda Asheel muncul kembali di hati Sera. Meski begitu, dia tidak ingin melanjutkannya.

Memikirkan tentang Asheel, Sera merasa tak berdaya.

Rasa cinta Asheel terhadapnya, jika dibilang ... terlalu besar, tapi juga tidak masuk akal. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Asheel rela melakukan apapun jika itu untuk Sera, bahkan membunuh anaknya sendiri, jika itu membuat Sera lega, Asheel pasti akan melakukannya tanpa ragu-ragu.

Jika Sera mengatakan bahwa Asheel hanya akan menjadi miliknya, Asheel pasti akan memutus semua hubungannya dengan wanita lain. Tapi sejak awal Sera lah yang tertarik dengan Asheel yang membuat harem.

Saat itu dilakukan, Asheel malah menjadi terlena didalamnya akibat sifat buruk manusia yang dia kembangkan. Dia bisa saja tidur dengan wanita acak tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sera harus bisa mentolerir sikapnya pada kasus itu.

Jika dilihat dari luar, sepertinya Sera lah yang memiliki kegilaan cinta pada Asheel, tapi sebenarnya adalah sebaliknya. Terlepas dari betapa menyimpangnya Asheel saat berurusan dengan wanita, saat itu menyangkut Sera, dia akan membuang semuanya.

Oleh karena itulah Asheel masih merasa ragu-ragu saat membandingkan Albedo dan Yasaka dengan Sera.

Asheel bahkan akan membunuh mereka berdua jika Sera ingin keduanya mati.

Yah, itulah betapa bengkoknya rasa cinta Asheel terhadap individu bernama Seraria Yrillgod.

"Asheel."

Sera memanggil yang membuat Asheel mengangkat kepalanya untuk menatap Sera sementara yang terakhir hanya menunjukkan senyum indah padanya:

"Ayo berhubungan seks."

...

Keesokan harinya.

Saat Asheel berencana akan memanggil Merlin, yang terakhir sudah datang menemuinya.

"Yo, Merlin-chan. Apa kau merindukanku?" Asheel menyapanya, mencoba bersikap seperti biasa dengan menampilkan senyum di wajahnya.

Ekspresi Merlin saat melihat Asheel tampak aneh, seperti dia menjadi sulit untuk menerima diri Asheel.

"Jadi kau mendengarnya?"

Perkataan Asheel membuatnya tersentak, Merlin membelakakan matanya sejenak, lalu hanya menganggukkan kepalanya dengan ringan saat pikirannya terlihat sedang bermain entah kemana.

Fakta jika Asheel adalah orang yang lebih mengecewakan baginya, membuat Merlin sult untuk tidak memikirkannya. Kemarin, Merlin datang ke Kuil Kekacauan, tapi saat mendengar teriakan Sera saat memarahi Asheel, dia hanya bisa menguping dan mengurungkan niatnya untuk menemuinya.

"Kau sudah tahu, pria yang pernah kau cintai ini memiliki rasa yang menyimpang terhadap seorang wanita. Aku seperti merasa bebas saat bermain-main dengan mereka. Aku akan membuangnya saat aku merasa bosan, seolah-olah itu hal yang wajar. Berkat kekecewaan Sera padaku, aku menjadi tidak berani bertemu dengan putriku lagi."

"Sera-nee marah karena itu?" Merlin bertanya.

"Ya, aku mengecewakannya. Seperti ... aku tekah mengkhianati harapannya. Aku juga mengecewakan putriku, melukainya, dan bahkan tidak memperlakukannya dengan baik selama ini."

"Memangnya apa yang terjadi?" Merlin menjadi penasaran akan hal itu.

Saat berada di ruang jiwa Asheel, Merlin tahu ketika Sera marah saat menyebutkan jika anak pertama Asheel bukan berasal darinya. Tapi dia tidak tahu cerita lengkapnya.

"Jika aku tidak pergi ke Britannia, mungkin itu adalah kejadian sekitar 20 tahun yang lalu. Saat itu aku pernah menyelamatkan seorang wanita mata-mata, dan sebagai imbalannya, dia memberikan tubuhnya padaku. Jadi aku menidurinya, tapi siapa sangka aku yang tidak pernah membuahkan benih malah berhasil padanya."

"...." Merlin tidak bisa berkata-kata sejenak. "Asheel, kau ... sangat bajingan..!"

"Aku tahu." Asheel hanya merespomnya dengan tenang. Jejak rasa bersalah bahkan tidak tercetak dk wajahnya. Itu karena Asheel sudab tidak menyesalinya lagi!

"Apa yang terjadi pada wanita itu setelahnya?"

"Dia menjadi wanitaku." Asheel memikirkan seorang wanita dengan rambut putih dan kulit coklat tertentu.

"Woah...!" Merlin merasa takjub dengan betapa sederhananya Asheel menerimanya. "Lalu bagaimana hubunganmu dengan putrimu?"

"Robin?" Asheel berpikir sejenak. "Yah, aku setiap minggu mengobrol dengannya."

"Kau baru saja bilang jika kau tidak berani bertemu dengan putrimu sendiri...?"

"Sejak Sera tidak mengatakan apa-apa saat aku diam-diam bertemu dengannya, aku jadi sering melakukannya. Tapi hanya itu, aku tetap tidak bersama dengannya di sepanjang hidupnya. Kau lihat, aku hanya seorang ayah yang gagal..."

Hal itu juga yang membuat Asheel seperti tidak cocok dengan Kunou saat yang terakhir mencoba lebih dekat dengannya. Dia hanya memperlakukannya seperti saat dia memperlakukan Sera pada masa kecilnya.

Merlin tidak mengatakan apa-apa saat dia memandang Asheel dengan lebih rumit.

"Semenjak aku berada di Britannia, aku belum menemuinya. Omong-omong, kamu bisa bertemu dengannya setelah aku menyatukan Britannia dengan duniaku. Dia juga berada di sana."

"Beri aku alamat lengkapnya." Robin menuntut.

"Pergi saja ke negeri bernama Federasi Jura Tempest. Di ibukota, kau akan menemukan toko bunga bernama Nico Flower. Dia membuka usaha toko bunga disana."

Kalian pasti sudah tahu siapa anak Asheel kan ya...

Perkembangan ini memang mengejutkan, tapi sebenarnya aku sudah merencanakannya sejak lama, bahkan sebelum aku mulai menulis fanfic ini.

Topik tentang Asheel memiliki anak sudah ada sejak chapter 1, 34, dan 170. Aneh sih saat Robin yang seharusnya menjadi waifu/heroine malah jadi anak...

Meh

Nobbucreators' thoughts