webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
289 Chs

Mempertahankan Festival di Kyoto 5

"Jadi, kita akan makan malam di mana?" Sera bertanya saat di tangannya terdapat Kunou yang menatap sekeliling dengan rasa ingin tahu.

"Aku tahu makanan enak, ikuti aku!"

Asheel memimpin mereka ke suatu tempat di sekitar festival. Setelah beberapa menit berjalan memalui kerumunan dan beberapa keramaian, mereka sampai di sebuah kedai yang cukup sederhana.

"Kyoto Ramen Koji? Apa kamu bermaksud untuk memberi Kunou ramen?!"

Melihat Sera yang terlihat galak, dia hanya melambaikan tangannya. "Kalau begitu dia akan makan yang menggunakan kaldu susu atau vegetarian."

Asheel mengabaikan pendapatnya dan langsung melangkah masuk. Yang disambutnya adalah suasana yang tenang dan remang-remang, benar-benar berbeda dengan situasi di luar yang sangat ramai.

Dia memutuskan untuk membeli Kyoto Ramen pedas dengan nori kali ini. Sebelumnya di Osaka, dia sudah membeli beberapa ramen di sana seperti Ichiran, Ippudo, Hanamaruken, dan Zundo-Ya.

Sementara di belakang, Sera mengalami pergulatan internal. 'Apakah benar-benar baik-baik saja?'

Dia melihat menu dan mencoba menemukan apakah benar-benar ada yang bisa dimakan Kunou, 'Baby Star Ramen? Woah, benar-benar ada!"

Dia langsung memesannya untuk Kunou, dia tidak tahu apakah itu cocok untuknya atau tidak tetapi dia tetap membelinya. Untuk dirinya sendiri, dia memutuskan untuk memesan Miso Ramen yang menurutnya ringan untuk mulutnya saat ini. Bahkan jika dia bukan pecinta ramen, dia tahu beberapa tentangnya sejak Asheel terus mengajaknya makan ramen. Awalnya dia mencemoohnya karena saat pertama kali memikirkan ramen, yang dipikirannya hanyalah minyak kaldu dan tempat yang kotor. Itu berubah setelah merasakan ramen yang dibuat di kedai ternyata berbeda dengan buatannya sendiri.

Setelah itu pun, Asheel terus memberinya ramen dengan bahan-bahan spiritual tingkat atas yang bahkan di High Abyss akan terjadi peperangan untuk memperebutkan salah satu bahan-bahan itu. Memikirkannya saja membuatnya tak berdaya mengingat maniak ramen itu.

Saat menunggu pesanannya datang, Asheel tersentak saat merasakan perasaan aneh dari luar. Sera yang juga merasakannya pun menoleh ke luar. Mereka saling memandang dan menjadi penasaran karena perasaaan aneh yang dirasakannya.

Akhirnya pintu terbuka dan seseorang masuk. Itu adalah gadis pirang dengan mata merah, mengenakan yukata merah muda, dan terlihat sangat anggun saat berjalan.

Yang membuat Asheel terkejut bukan itu, tapi perasaan aneh yang dia rasakan darinya. Itu adalah perlindungan ilahi!

"Apa apaan?!" Asheel bergumam setelah melihatnya, bahkan mengabaikan pesanannya yang telah datang.

"Dia..." Sera pun terkejut setelah melihatnya. Itu bukan lagi perlindungan ilahi yang berasal dari dunia, tapi dari dimensi itu sendiri. "Bagaimana bisa... kehendak dimensi mengakuinya..."

Untuk kehendak dimensi mengakuinya jelas bukan masalah kecil. Hal itu seperti di Mid Abyss atau di atasnya, saat kehendak dunia mengakui kekuatan seseorang maka akan terjadi fenomena aneh di dunia seperti langit yang gembira sehingga timbul pelangi, dan kejadian-kejadian lain. Hal-hal itu biasanya diperoleh saat seseorang mengalami pencerahan dalam kultivasinya.

Sementara itu, orang di depannya jelas berbeda. Low Abyss sangat jarang terjadi kejadian seperti itu, bahkan jumlahnya bisa dihitung dengan satu tangan. Jadi, gadis itu jelas sangat spesial.

Gadis itu tidak terganggu dengan tatapan semua orang dan memilih duduk di sebelah Sera.

"Kyoto Ramen dengan tonkotsu."

Setelah memutuskan menunya, gadis itu melingkari pelengkap ramen yang dipilih di kertas. Saat memilihnya pun tidak ragu-ragu seolah ini bukan pertama kalinya dia melakukannya. Bahkan saat menunggu, dia mengeluarkan buku merah dari sakunya dan langsung membacanya, jelas mengabaikan semua orang dan hanya fokus pada dunianya sendiri.

Asheel akhirnya tersadar dan didepannya sudah ada ramen yang menunggunya. Itu adalah hidangan mie dengan kuah kental, beberapa lembar nori tersusun di pinggir, daun bawang ditabur di atasnya, telur setengah matang, serta beberapa irisan daging ayam yang tenggelam di kuahnya.

"Itadakimasu!"

Dia mengambil sumpit dan mematahkannya, tanpa ragu-ragu dia menargetkan mie-nya terlebih dahulu lalu meniupnya. Setelah dirasa bahwa suhunya sudah sesuai, dia langsung memasukannya di mulutnya.

Seruput!

Asap kecil terlihat keluar dari mulutnya setelah dia memakan mie-nya. Kali ini, dia menyendok kuahnya dan sekali lagi meminumnya.

Meneguk!

Mengambil telur dari sendoknya, dia membaginya menjadi dua menggunakan sumpitnya, membiarkan kuning telurnya mengalir ke kuahnya. Bersama dengan mie-nya, dia memakannya langsung disisipi dengan kuahnya.

Kali ini dia membungkus mie dengan nori bersama kuning telur yang menempel di sana, dia langsung memakannya dengan daging ayam.

Begitulah Asheel memakan ramennya, dia harus melakukan variasi dengan cara makannya. Tanpa di sadari, ramennya sudah habis dan bahkan tidak menyisakan kuahnya.

Dia sangat puas dengan ramennya dan menoleh ke samping. Sera sedang memakan ramennya sambil sesekali menyuapi Kunou tanpa masalah sama sekali.

Walaupun Kunou baru berumur tiga tahun, tapi menurutnya mentalitasnya sudah seperti anak berusia lima atau enam tahun, sehingga dia sangat mudah diatur dan terlihat patuh. Mungkin karena itu keturunan Yasaka atau keadaan mempengaruhinya.

Asheel dan Sera tahu bahwa Kunou adalah putri Yasaka sejak ibunya sendiri meneriakkan namanya setelah kejadian ledakan itu. Dia sudah menghubungi Albedo sebelumnya jika putri Yasaka berada di sisinya.

Menoleh, dia melihat pesanan gadis pirang itu telah datang. Gadis itu pertama-tama mengikat rambutnya, lalu menggunakan jepitan untuk menanggalkan lengan yukata-nya di obi-nya. Menepuk telapak tangannya sambil menutup matanya, dia mengucapkan 'selamat makan' sebelum menyantap mie-nya.

Saat itulah, ekspresinya berubah. Wajahnya memerah dan ekspresinya berubah menjadi ekstasi. Mulut kecilnya mengerang setelah merasakan kelezatan ramennya.

Asheel kagum saat melihatnya, untuk bisa membuat ekspresi seperti itu hanya dengan memakan ramen, dia saja tidak bisa melakukannya. Itulah pecinta ramen sejati!

Desing!

Seolah keberadaan yang lebih tinggi mengakuinya, perubahan auranya menjadi lebih intens, itu melejit melalui semua rintangan dan benar-benar mengabaikan penghalang yang dipasang Demiurge untuk meminimalkan pergerakan energi spiritual didalamnya.

Itu sebenarnya adalah keadaan spiritual! Saat seseorang dalam keadaan itu, dia akan terhanyut dalam perasaan kenikmatan atas obyek yang dilakukannya. Seperti gadis itu yang terhanyut dalam perasaan ramen.

'Jadi begitu, ramen-ramen di dunia mengakui keberadaannya. Aku bisa merasakannya di seluruh dunia, ramen-ramen itu memohon untuk gadis itu memakannya. Benar-benar tidak terduga! Itu sebabnya dia memiliki keilahian di tubuhnya, karena ramen-ramen itu memujanya. Tapi... bukankah dia...'

"Vampir ?!" Asheel bergumam.

Melihat kulit pucat, mata merah, dan gigi taring itu, Asheel menduga dia seorang vampir. Tapi masalahnya dia sama sekali tidak menunjukkan aura darah yang sangat khas dengan vampir. Telinga runcingnya juga disembunyikan dengan ilusi.

Berbeda dengan Shalltear yang tubuhnya adalah undead, vampir berdarah murni di dunia ini memiliki kemampuan untuk tidak menua, sehingga mereka masih makhluk hidup.

Sera juga melihat lebih jelas dan menyadari bahwa gadis itu adalah seorang vampir. Tapi dia juga merasakan hal yang sama seperti Asheel.

Sementara gadis itu menoleh ke arah Asheel sejenak. Suaranya tidak keras tapi tidak juga pelan, jadi dia bisa mendengarnya. Bahkan setelah menatap Asheel beberapa saat, dia memfokuskan pandangannya lagi ke arah ramen di depannya, rasanya dia tidak terlalu peduli bahkan jika identitasnya terbongkar.

Sera memperhatikannya sejenak sebelum merasakan lengan yukatanya ditarik. Menoleh, dia melihat tangan kecil Kunou menariknya dan dia juga menatapnya dengan mata lebar. Dia terkekeh sebelum menyendok ramen yang seperti bubur itu dan menyuapinya.

"Maaf, maaf. Perhatianku teralihkan sejenak. Bukankah kakak di sana itu cantik?"

Sera menunjuk dengan matanya sementara Kunou juga melihat gadis pirang itu.

"Can... tik?" Mulut kecilnya mengucapkan kata-kata lagi.

Gadis pirang itu sepertinya memperhatikannya dan tersenyum ke arah Kunou.

"Hei, siapa namamu?" Sera akhirnya bertanya kepada gadis itu.

Gadis itu menatap Sera sejenak dan terpukau oleh kecantikan rambut peraknya. Sedikit menduga bahwa orang yang menanyakannya juga vampir tapi tidak terlalu memikirkannya.

"Koizumi," Gadis berambut pirang itu berkata.

"Jadi, Koizumi. Aku akan memanggilmu Koizumi-san kalau begitu." Sera menatapnya sejenak sebelum menghela nafas. "Sebenarnya aku kagum padamu tapi kamu jugs mengingatkanku pada maniak ramen di sana."

Sera mengatakannya sambil menunjuk ke arah Asheel sementara yang ditunjuk mengeluh. "Dia juga pecinta ramen sepertimu tapi tidak bisa dibandingkan denganmu."

Sementara itu, Koizumi memiringkan kepalanya. "Kenapa kamu bisa menyebutku pecinta ramen? Jelas bahwa kamu melihatku hanya pertama kali ini, juga bagaimana bisa kamu mengagumiku?"

Sera yang mendengarnya hanya tersenyum misterius, "Aku bisa melihat melalui dirimu, Koizumi-san." Dia melanjutkan setelah menghela nafas sekali lagi, "Berkat cintamu pada ramen, kamu benar-benar tidak terjangkau."

Koizumi terlihat bingung. Biasanya dia tidak terlalu memikirkannya, tapi hal yang dibicarakannya sepertinya mempunyai keterlibatan pada ramen yang sangat disukainya, jadi dia menjadi penasaran.

"Kamu seharusnya menyadari bahwa saat semua orang menatapmu, tidak ada yang akan mengganggumu. Itu sebabnya kamu 'tidak terjangkau'. Mereka hanya bisa menatapmu dan tidak boleh ada pikiran untuk mengganggu atau menyakitimu. Semua orang di dunia ini sama, seberapa kuatnya mereka, bahkan jika makhluk trascend melihatmu, kamu masihlah 'tidak terjangkau'. Tapi kami berbeda karena kami bisa melihat melalui dirimu."

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Sepertinya Koizumi tidak berminat lagi sejak mendengar hal rumit itu. Tapi itu jelas berhubungan dengan dirinya.

"Yah, aku akan mengatakannya sekali. Selama cintamu pada ramen tetap ada, maka kamu akan baik-baik saja. Soalnya kamu sangat spesial."

"Aku akan mengingatnya," Koizumi berdiri dan meninggalkan kursinya. "Kalau begitu aku akan pergi dulu."

"Sampai jumpa, Koizumi-san." Sera melambai ke arahnya.

Koizumi berhenti sejenak di langkahnya sebelum melanjutkan. Tidak ada yang tahu apa yang ada dipikirannya.

"Kalau begitu, ayo pergi juga." Asheel juga berdiri dan meninggalkan kedai bersama Sera.

Saat keluar, mereka melihat ke atas dan merasakan getaran pada penghalang yang terpasang.

"Sepertinya pengejar itu sudah kesini, ya? Yah, serahkan saja itu pada Demiurge."

Asheel akan pergi tapi mendengar suara yang dikenalnya.

"Asheel-sama!"

Menoleh, dia melihat Aura dan Mare yang berlari menuju ke arahnya.

Character Koizumi dari Anime 'Ramen Daisuki Koizumi-san'. Saya mengubahnya menjadi seorang vampir dan beberapa perubahan lainnya.

Juga, saya tidak benar-benar mengetahui anak kecil, ya.

Thx

Nobbucreators' thoughts