webnovel

The C Toxin

aleyshiawein · Khoa huyễn
Không đủ số lượng người đọc
358 Chs

The Woman

Kepolisian Seoul

22 April

06.30 KST

Suhu udara masih sangat dingin diluar sana, ditambah hembusan angin yang cukup kencang pagi ini. Mark membuka matanya perlahan, kemudian melipat kaki hingga lututnya menyentuh dada. Tak lupa, Ia menarik selimut tebal abu-abu yang sudah tidak beraturan bentuk dan posisinya akibat ulah manusia yang masih tertidur seperti mayat disampingnya. Siapa lagi kalau bukan Kim Doyoung. Mereka yang bekerja bersama hingga harus menginap di markas kepolisian dengan kasur single yang sempit seperti ini.

Kepala Mark rasanya pusing, ditambah tekanan pada belakang matanya. Terimakasih kepada Kim Doyoung yang telah membuatnya meneguk kopi diatas pukul 10 malam. Ia memutuskan untuk tidur kembali selama 30 menit sebelum bersiap untuk rapat jam 7 bersama Jaehyun dan timnya.

Ah sayangnya tidak bisa, dalam pikirannya terlintas wajah Kelvin Seo beserta teori-teori psikologis yang menyertainya, belum lagi rasa penasaran akan temuan lain di TKP kemarin sore. Mark kemudian mendudukkan dirinya, dan membangunkan Doyoung dengan cara memendang pelan—tapi pasti—punggung pria itu. Sang empunya punggung masih saja diam tidak bergeming.

Mark kemudian teringat sesuatu, lantas Ia meraih ponselnya diatas nakas, menghubungi seseorang yang dicarinya dari kemarin sore.

Calling Professor Eric Sohn....

"Sorry, the number you are calling is not active...."

Bip

Mark memutus sambungan telepon itu dan mendengus kesal. Kemana perginya Profesor itu? Padahal keterangannya sangat dibutuhkan setelah mengidentifikasi substansi asing yang diduga menjadi penyebab kematian massal itu.

Ruang Rapat

22 April 2016

07.15 KST

"Kemarin sore hingga malam, tim kami menemukan beberapa clue dari kasus ini. Pertama, adalah perusahaan supplier bahan pangan DIS, Claire Food and Agro Company. CEO sekaligus Direktur R&D sudah diamankan, dan diperiksa oleh Kak Mark." Tutur Jaehyun menjelaskan dihadapan Doyoung, Mark, Taehyung, dan beberapa pihak yang turut hadir pada rapat pagi ini, termasuk Ji Eun dan Taeyong yang membackup posisi Eric Sohn jika ada temuan dan pembahasan berkaitan dengan substansi itu.

"Selanjutnya adalah dalam daftar pegawai. Berdasarkan informasi yang kami terima DIS diketahui merupakan sekolah yang sangat berkualitas, dan sistematis. Termasuk dalam rekrutmen anggota. Namun, lima hari yang lalu, mereka menerima pegawai baru di divisi logistik, tepatnya di subdivisi pangan."

Semua orang dalam ruangan tampak menegakkan posisi duduknya, menunggu Jaehyun melanjutkan presentasinya.

"Nama pegawai tersebut adalah Reina Hwang. Perempuan, 24 tahun." lanjut Jaehyun yang kemudian menampilkan wajah dari pegawai itu di layar monitor.

Kini semua peserta rapat tampak menyelidik foto seorang wanita muda nan cantik berambut sebahu yang ditampilkan Jaehyun itu.

"Kami mencari informasi lebih lanjut tentang wanita ini. Dia tidak terdaftar dalam KTP elektronik dan data biometrik lainnya. Namun diketahui, dia adalah warga Jeju yang pernah menghilang selama 6 tahun semenjak lulus SMA."

Raut wajah heran mulai tampak dari seluruh orang di dalam ruangan itu, kecuali Mark yang tetap menyimak Jaehyun tanpa ekspresi.

"Kejanggalan lain dari wanita ini adalah ketika kami berhasil merestore seluruh percakapan telepon sekolah selama satu minggu terakhir, dan tepat di hari kejadian, tepatnya pukul 11 pagi, ada sebuah percakapan yang diduga dari wanita ini dengan seseorang."

Jaehyun kemudian menekan pointernya. Kemudian rekaman suara itu terputar.

"Prezentácia Reina Hwang-L127 CBDG E1." Terdengar suara seorang wanita dengan bahasa cukup asing dalam rekaman audio itu. Jaehyun paham, kemudian menjeda rekaman audio itu.

"Wanita ini berbicara dalam bahasa Slovakia. Artinya, Reina Hwang L127 CBDG E1 mempresentasikan." jelasnya. Kemudian Ia menekan pointernya untuk melanjutkan rekaman audio itu.

"Čerešňové semená už boli vysadené, pripravené na vzlet."

"Bibit CERI sudah ditanam, siap lepas landas." Jaehyun kembali menerjemahkan ucapan wanita itu dengan menekankan pada kata 'ceri'.

"Gross!" kali ini terdengar suara seorang pria muda dalam rekaman audio itu. Dapat terbayangkan ekspresi senang dari intonasi bicaranya.

"Bezpečný.. let za 3 hodiny."

"Penerbangan aman dalam 3 jam." tutup Jaehyun. Tidak ada kelanjutan dari rekaman audio itu.

"Wanita ini memang berbicara bahasa Slovakia, tapi dia bukan native speaker, jika didengar dari aksennya. Aksennya sangat british, dan bahasa Slovakianya tidak begitu lancar. Namun pria yang menjadi lawan bicaranya, menggunakan bahasa Slovakia yang lancar."

"Ini adalah bahasa yang mereka gunakan sebagai kode eksekusi. Percakapan dua orang ini berkaitan dengan substansi asing diduga toksin yang kita analisis mengandung senyawa kimia utama penyusun flavor sintetik ceri." final Jaehyun

"Demikian yang kami temukan pada proses investigasi kemarin."

Doyoung mengangkat tangannya ketika Jaehyun menutup presentasinya.

"Izin menanggapi. Wanita itu kemungkinan merupakan eksekutor dari pelaku perencanaan, alias si pembuat toksin mematikan itu. Si pria itu!" Doyoung mengutarakan pendapatnya dengan menggebu-gebu.

"Aku sependapat!" seru Taehyung tidak kalah bersemangat.

"Ah, ya, orang ini sudah ditemukan sekitar empat bulan lalu di Amerika Serikat, di Massachuetts. Dia berkuliah di MIT, Departemen Biologi Molekuler." Jawab Jaehyun dengan ekspresi wajahnya yang juga terlihat bingung. "Bagaimana caranya dia ditemukan setelah hilang 6 tahun masih menjadi tanda tanya. Lalu MIT? Dia bukan penerima beasiswa manapun, keluarganya di Jeju berprofesi sebagai petani biasa." lanjutnya.

"Apakah dia seorang jenius?" kali ini Taeyong membuka suaranya. "Saya mengenal satu temanku, memang dia tidak sampai menghilang seperti wanita ini, tapi dia menerima beasiswa 'jalur undangan' karena kecerdasannya, di Stanford." lanjutnya, menekankan pada kalimat 'jalur undangan'.

"Kami tidak menemukan informasi terkait hal itu." jawab Jaehyun.

"Baiklah, informasi itu perlu kita cari tahu lebih lanjut, namun hal terpenting saat ini adalah mengetahui dan menangkap wanita itu." penuturan Mark kemudian memecah keheningan ruangan rapat.

"Penerbangan aman dalam 3 jam…." lanjutnya sembari berpikir. Mark tampak mengetuk-ngetukkan jari diatas meja kayu dihadapannya.

"Cari informasi jadwal penerbangan dari Daegu dan bandara terdekat dalam waktu 3 jam dari panggilan itu terputus." titah Mark cepat akhirnya.

"Panggilan itu berakhir pada pukul 11.29" tambah Jaehyun.

"Oke. 3 jam dari waktu itu, atau mendekati. Lacak seluruh jadwal maskapai, termasuk apakah ada identitas asing dalam manifest penumpang." lanjut Mark

"Siap, Kak" jawab Taehyung. Tampak dirinya segera mengetikan sesuatu dengan laptopnya.

"Saya akan melakukan analisis lebih mendetail terkait senyawa kimia utama penyusun flavor sintetik ceri yang terdeteksi pada substansi itu. Apakah senyawa itu lebih dari sekedar trigeminal stimulus, atau toksin yang sebenarnya. Percakapan wanita itu menggunakan ceri sebagai kode toksin yang sudah siap diberikan pada korban." Ji Eun membuka suaranya setelah sedari tadi hanya diam dan menganalisis penuturan rekan-rekannya.

"Benar. Saya juga akan menggantikan Profesor Eric untuk analisis lanjutan substansi itu. Karena beliau tidak bisa dihubungi, Saya akan mengirim sampel itu ke Toksikologi Alabama Asian Campus Korea. Saya sudah menghubungi mereka kemarin." ujar Taeyong kali ini.

"Baik, kita akan betemu kembali malam ini jika ada temuan baru." Ujar Mark, kemudian Ji Eun dan Taeyong pamit terlebih dahulu.

"Psikiater Wendy Son akan tiba dalam 10 menit untuk membantu penyelidikan Kelvin Seo." ucap Doyoung tepat setelahnya.

"Baik, siapkan ruangan dan instrumen!" titah Mark cepat. Doyoung segera meninggalkan ruangan.

"Hanya ada satu bandara yang dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dari DIS yaitu Daegu National Airport. Penerbangan pada waktu itu adalah tujuan Incheon, Busan, dan Seoul." Taehyung menjelaskan hasil pencariannya sedari tadi dibantu Jaehyun.

Mark segera berdiri dan memajukan tubuhnya setelah menumpukan kedua tangannya pada meja.

"Penerbangan lanjutan dari tujuan itu? Aku yakin, dia tidak di Korea." Mark memberikan hipotesisnya, setelah meyakini arah visual, gaya, dan bahasa wanita tadi.

"Sebentar. Banyak sekali rute penerbangan yang terdaftar." tanggap Jaehyun dengan mata dan jari-jari yang tidak lepas dari laptopnya.

"Amerika, Jerman, dan Singapura!" serunya kemudian.

"Kema—"

"Kak, Wendy Son sudah tiba." Doyoung muncul dari balik pintu. Mark bergegas menuju kearahnya, berniat melimpahkan tugas melacak posisi wanita itu kepada Jaehyun dan Taehyung. Dirinya sudah siap ber multitasking hari ini.

"Jaehyun, dan Taehyung, terus lacak kemungkinan keberadaan wanita itu. Libatkan tim IT dan seluruh pihak mendukung."

"Puerto Rico?"

"Apa?" tanya Mark cepat sesaat sebelum dirinya menutup pintu ruang rapat hendak menuju ruang interogasi.

"Penerbangan yang dijadwalkan hanya satu minggu sekali dari JFK Airport. Penerbangan lanjutan dari Incheon, dan Amerika Serikat."