webnovel

Di sepanjang perjalanan (3)

"Eh, tunggu dulu, gerobak ini sudah ada disebelah Noah?" tanya Syty yang kaget dengan ucapan Akbar barusan.

"Ya aku tahu, lucukan? Ayah sendiri juga berpikir begitu sebelum …"

"A….APA AYAH MENCURI GEROBAK KUDA ORANG LAIN?!" kata Syty yang menanyakan hal yang sudah pasti akan ditanyakan oleh siapa saja jika mendengar ucapan Akbar barusan.

"Tidak-tidak nak, ayah bilang menemukan, bukan mencuri, karena saat ayah tunggu beberapa lama setelah ayah menemukan gerobak kuda ini, tidak ada siapapun yang muncul untuk mengambil gerobak ini, jadi sudah dipastikan kalau ini tidak ada yang punyakan?, kalau begitu ayah ambil saja, ahahahaha" kata Akbar dengan santainya mengatakan sebuah kebohongan yang sudah jelas karena pemilihan alasannya yang tidak etis dan realistis.

...

Syty terdiam kembali ketika mendengar penjelasan Akbar yang benar-benar tidak masuk akal itu, tentu saja Akbar yang membuat alasan itu sendiri juga merasa kalau alasannya benar-benar tidak berkualitas SNI sama sekali.

"(Alamak, membuang anak ke sumur daripada melarikan diri bersama, lebih mementingkan kuda peliharaan daripada anak yang ditinggal disumur, dan sekarang meninggalkan anak berhari-hari disumur hanya untuk memastikan apa gerobak kereta yang aku temukan ada pemiliknya atau tidak, kalau otak Syty lumayan cerdas untuk memahami situasi itu, bisa-bisa aku nanti malah disebut ayah yang tidak manusiawi lho)"

"Ayah…"

"(YA, HINA AKU SEPUASNYA!! KAMU SUCI AKU PENUH DOSA!! INILAH SEBABNYA KENAPA KITA HARUS TAHU AWAL SEMUA MASALAH AGAR KITA BISA MEMBUAT ALASAN YANG BERKUALITAS KAMPRET!! TERIMA KASIH TUHAN KARENA TIDAK MENDATANGKAN AKU DISAAT ITU, SEKARANG AKU AKAN DISEBUT AYAH YANG KENA KELAINAN!!)" kata Akbar yang mengomel-ngomel sendiri sambil menyalakan Tuhan atas kejadian yang menimpanya itu seperti kebanyakan manusia.

"…dunia benar-benar bekerja secara misterius ya, kok bisa-bisanya kejadian seperti itu bisa terjadi dengan mudahnya ya? Apa nanti aku juga akan mendapatkan kejadian yang tidak jelas seperti ayah barusan?" kata Syty yang mulai memikirkan hal yang tidak masuk akal.

"(Ah….ah…..ahahahaha, be…benar juga, ke..kenapa aku khawatir dengan imajinasi anak umur 9 tahun ya? Ma….maafkan aku tuan Esa, ak…aku mohon ampun atas kecerobohanku tadi)" kata Akbar yang mulai berkeringat karena teringat dengan ucapannya tadi.

"Baik, karena giliran ayah sudah selesai, sekarang giliranku untuk bertanya," kata Syty yang tidak sabar untuk bertanya kembali kepada ayahnya.

"(Duuuuh mukanya bahagia banget, sepertinya dia sudah menyiapkan banyak pertanyaan yang butuh jawaban panjang deh, apa ini karma langsung dari Tuhan?) Memangnya ada berapa banyak lagi pertanyaan yang ingin kau tanyakan nak? 999 atau 666 pertanyaan lagi? Kalau iya lebih baik kau bersuci dulu saja deh," kata Akbar yang tersenyum jengkel melihat ekspresi Syty yang antusias itu.

"(Aku tidak paham apa maksud ucapan ayah barusan, tapi yang pasti…) Ya selagi ayah masih memberiku pertanyaan, aku akan terus memberikan pertanyaan agar adilkan?"

"(Jadi intinya kalau aku berhenti bertanya, dia akan berhenti bertanya jugakan?, baiklah kalau begitu aku akan menanyakan 1 hal saja setelah ini) Baik nak, beritahu apa yang ingin kau tanyakan," kata Akbar yang sudah menyiapkan pertanyaan terakhirnya untuk mengakhiri sesi tanya jawab yang panjang ini.

"Karena ini pertama kalinya aku keluar dari desa sejauh ini sampai melihat hal-hal yang bahkan belum aku lihat, aku penasaran kita akan pergi kemana, jadi apa ayah bisa memberitahuku nama tujuan kita?" tanya Syty.

..

...

?

"(Ibu mia lezatos!! Aku selalu mengikuti tanda panah ini karena tanda ini adalah petunjuk otomatis kemana aku harus pergi, tapi kok bisa aku yang dianugerahi kejeniusan ini bjsa lupa dengan peta yang akan menjelaskan nama tempat tujuanku di opsi permainan itu sih? Apa ini instan karma karena ucapanku tadi? Dengan membuat kekuatanku jadi tidak berguna?Kalau beneran iya, tuhan Esa benar-benar menakutkan) Nama tempat yang akan kita tuju ya? Tunggu sebentar, biar ayah ingat-ingat dulu dalam ingatan superior ayah yang sempat nganggur ini."

Kemudian Akbar pun segera mengedipkan matanya 5 kali untuk membuka "opsi pengaturan" nya dan kemudian membuka peta untuk mencari tahu apa nama lokasi yang akan mereka tuju.

"(Eh bentar, apa ini? KM? Maksudnya Kilo Meter ya? Jadi apa ini adalah jarak yang sudah kita tempuh selama .... )"

Akbar sempat tertegun sejenak, karena saat dirinya berusaha untuk mengecek lokasi dimana mereka berada melalui opsi pengaturannya, Akbar menyadari bahwa suatu hal yang benar-benar tidak masuk akal sedang terjadi saat ini juga, tentu saja hal itu membuat Akbar berpikir keras sejenak sambil terus mengerakan matanya ke berbagi arah untuk mengotak-ngatik opsi map nya demi memastikan apakah dugannya salah atau tidak.

"Ayah, kenapa daritadi ayah melirik kearah sini-situ? A…apakah ayah melihat sesuatu di depan sana?" tanya Syty yang heran ketika melihat ayahnya mengerakan matanya terus-terusan tanpa henti.

"Anu, Syty, me…menurutmu sudah berapa lama kita berkelana sejak keluar dari desa?" tanya Akbar yang masih saja melihat kearah petanya.

"Eh, berapa lama? Hmmmm, karena sekarang sudah masuk waktu sore karena sinar matahari terlihat dekat ke sebelah barat, mungkin sekitar 7-8 jam."

"A….ahahaha tentu saja 7-8 jam kan? Tapi…tapi….tapi kenapa…"

"Kenapa ayah?"

"(Kita sudah berjalan selama 2 Minggu?)"

Akbar mengatakan hal tersebut dalam hati karena dia khawatir kalau Syty bakal menanyakan banyak hal-hal saat mendengar ucapannya yang tidak logis barusan, dan bagaimana dirinya tidak berkata seperti itu, karena saat dirinya tadi mengoreksi mapnya di opsi pengaturan, Akbar telah melihat bahwa jarak yang sudah dia tempuh dari desa Ofallive sampai tempat berada sekarang itu sudah sebanding dengan perjalanan selama hampir 2 Minggu.

"(A…Apa-apaan ini? Bagaimana bisa dengan kecepatan yang tidak sampai 8 km/jam kita bisa menempuh jarak 1600 Km lebih begini?! A..apa map ini nge bug? Atau ada system error?)" kata Akbar yang benar-benar kebingungan dengan apa yang terjadi sambil terus berusaha mengotak-ngatik lagi mapnya itu.

"(Dan lagi jika dilihat dari peta ini, kita telah melewati sebuah jurang yang besar banget lho?, tidak mungkin kalau sebuah jurang sebesar kota seperti tidak kita lihat woi!)" kata Akbar berkomentar lagi ketika dirinya melihat sebuah Jurang besar bernama "Sorghant" yang jika dilihat dari peta hanya berjarak 50 Km dari arah belakang posisi mereka sekarang.

"Ayah, sebenarnya ada apa sih? Ayah terlihat seperti orang yang kebingungan lho, apakah kita salah jalan atau sejenisnya?" kata Syty yang terheran-heran melihat ayahnya yang tiba-tiba saja bertingkah aneh.

"Ah, bu..bukan kok nak, a…ayah Cuma kaget saja karena teringat sesuatu yang penting."

"Penting?, apa itu ayah?"

"(Fakta kalau kita sudah berjalan selama 2 Minggu karena system error, tidak mungkin aku ngomong hal sinting seperti itukan?) Kita belum makan sama sekali sejak siang tadi, sekarang ayah jadi kelaparan deh, ahahaha, " kata Akbar berbohong lagi.

KRUUUUUK

?

Mendengar ucapan ayahnya barusan, Syty yang juga baru saja sadar akan hal itu secara reflek membuat perutnya bersuara keras yang menandakan bahwa dirinya perlu di isi ulang.