Di Perjalanan Kembali Ke Kota Tersembunyi
"Kakak! Bertahanlah!" Tangis Gadis kecil yang berada didepan Fiora. Gadis berambut Pink yang sedang menangis sambil memeluk saudarinya yang sekarat.
"I-Ibu! Tolong Kumohon Ibu tolong Nina! Kumohon Ibu!" Gadis itu meletakkan Saudarinya dengan pelan ke tanah dan berlari menuju Fiora.
"Tunggu lihat giginya!" Salah satu prajurit menunjuk gigi gadis kecil yang tajam, tepat berada didepan Fiora.
"Dia adalah Vampir! Bunuh Dia" Ucap salah satu Prajurit.
"Tunggu!" Teriak Fiora.
Fiora turun dari kudanya dan berjalan ke arah Gadis kecil yang sedang terluka. Gadis itu Berambut Biru muda yang telah kehilangan Kakinya.
Fiora mengangkat kepalanya dengan tangan kanannya dan dia menggigit tangan kirinya sehingga mengelurkan darah dan meneteskannya ke mulut Gadis yang sedang terluka.
"Ibu apa yang kau lakukan?!" Teriak Gadis kecil dibelakang Fiora yang terus memanggilnya Ibu.
"Tenang saja, Kakakmu akan sembuh dalam waktu singkat dan juga aku ini bukan ibumu" Ucap Fiora sambil meletakkan tubuh gadis kecil yang dia sembuhkan.
"Tidak!! Kau adalah Ibu kami!" Balas Gadis kecil dibelakangnya.
"Tidak, tidak Aku bukan ibumu" (Fiora)
"Kau adalah Ibuku! Lihatlah ini!" sambil melepaskan Liontin yang dia kenakan di leher dan memberikannya kepada Fiora.
"Tunggu! Ini.....Jadi begitu" Saat Fiora mengambil dan membuka Liontin nya, Fiora terkejut apa yang dia lihat.
Didalam Liontin itu terdapat Foto Seorang wanita yang sangat Mirip 100% Dengan Fiora, yang berbeda hanyalah rambutnya yaitu bewarna Pink.
"Maaf....." Fiora meletakkan tangan kanannya dikepala Gadis itu, dan tiba-tiba gadis itu pingsan.
"Bawa Kedua anak itu dengan baik" (Fiora)
"Baik!" Ucap 2 Orang Ksatria dia lihat.
"Pemimpin kita hebat! apa kau lihat tadi!"
"Ya, aku melihatnya, hanya dengan meneteskan darahnya dan luka-luka anak itu langsung sembuh dan kakinya kembali semula"
"Benar-benar menakjubkan!"
Para prajurit semakin bersemangatmemuji-mujinya, mereka terus membicarakan Fiora sepanjang perjalanan.
=================================
Ruang Singgasana Raja
"Aku sudah menaklukkan kota itu" (Fiora)
"B-Benarkah!!" Sang Raja Sangat terkejut, lalu Fiora melanjutkan penjelasannya dan yang Fiora katakan sama dengan laporan yang diberikan Assassinnya.
"Oh iya, Ngomong-ngomong apa kau tidak pindah? Istana disana jauh lebih besar dibandingkan disini, dan juga aku butuh tempat tinggal" (Fiora)
"Kurasa tak perlu, aku sudah nyaman disini, Kerajaan Olympus kaan berdiri lagi. Dan juga tempat tinggal ya ...." (Raja)
==================================
Istana Di Ibu Kota
".....Raja Sialan, dia memberiku istana yang besar ini.....Dan juga puluhan pelayan wanita. Gezz...padahal aku ingin rumah yang normal" (Fiora)
Seorang pelayan wanita menghampirinya.
"Nona Fiora, Kedua Anak yang anda bawa sudah siuman" (Pelayan)
"Oh, benarkah? kalau begitu bagus, aku akan kesana" (Fiora)
Di Suatu Kamar
"Kakak!" Gadis berambut pink memeluk kakaknya yang baru saja bangun disebelahnya.
"Oh, Nisa apa yang terjadi.... bukankah kita diserang Beruang Hitam? dimana ini?" Gadis berambut Biru bingung dengan apa yang terjadi, dia terus melihat sekelilingnya.
"Apa kalian sudah sadar?" Tanya Fiora yang baru datang dengan pelayan perempuan disebelahnya yang membawa makanan.
Fiora mengambil makanan yang dibawa oleh pelayannya dan berjalan mendekati mereka. Kedua anak yang melihat Fiora, matanya mulai berkaca-kaca.
"I-Ibu...Ibu!" Kedua anak tersebut langsung melompat dari kasur dan berlari menuju Fiora dan memeluknya.
"Ibu.... Kumohon jangan tinggal kami!" (Nina)
"Ya, kami takut sendirian! hiks...hiks" (Nisa)
Mereka memeluk Fiora dengan erat sambil menangis, Fiora terdiam beberapa saat setelah itu dia menaruh makanan yang dia pegang ke meja.
Fiora duduk di kasur, Nina berada disebelah kanannya dan Nisa berada di sebelah kirinya yang masih dalam posisi memeluknya.
Fiora mengelus kepala mereka dengan lembut, Fiora melihat kearah pelayan yang berada didepan pintu dan menyuruhnya untuk meninggalkannya.
Pelayan itu menundukkan kepalanya, berbalik pergi keluar dari kamar itu dan menutup pintunya dengan pelan.
"Cup, Cup, Cup sudah jangan menangis lagi...I-I-Ibu ada disini (Aduh susahnya mengatakan diriku seorang Ibu)" sambil mengelus dan membalas memeluk mereka.
"Kakak! lihat kakimu!" Nina melihat kaki Nisa saat memeluk Fiora, dia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"K-Kakiku?!! bagaimana bisa? aku kehilangan kakiku tempo hari" Ucap Nisa yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Tenang saja, Ibu sudah menyembuhkannya (Ugh...Ini sangat memalukan untukku)" (Fiora)
"Wahh! Ibu Hebat!! Kami Sayang Ibu!!" Kedua anak itu melihat Fiora dengan mata berbinar-binar yang kagum dengan Fiora dan memeluknya dengan kencang.
"Ugh...ya, ya Ibu Juga...(Uhhh....jadi ini yang dirasakan oleh Ibu (Hiole) Pujian dari seorang anak memanglah yang terbaik, pantas saja saat aku memuji makanan Ibu (Hiole), dia langsung memelukku dengan kegirangan)
"Oh, ngomong-ngomong apa kalian sudah makan? Ibu membawakan kalian makanan" Sambil mengambil makanan yang tadi dia letakkan di meja.
"Wah!! Banyak sekali makanannya" (Nina)
"Ibu, tolong ambilkan aku itu" (Nisa)
"Ya, aku juga, aku mau itu juga" (Nina)
"Baiklah, Baiklah, buka mulutnya..."
===================================
Ruang Pertemuan Istana Kota Tersembunyi
"Apa kau sudah dengar? Katanya dia menghabiskan ratusan ribu prajurit dengan sekali serang!" (Bangsawan I)
"Ya, itu benar, sekarang kita telah berhasil merebut Ibu Kota kembali" (Bangsawan II)
"Tapi apakah kalian tahu? saat dia berbicara dengan Raja dia berbicara seperti biasa, bahkan sang Raja sangat menghormatinya" (Bangsawan IV)
"Tentu saja Sang Raja menghormatinya, jika dia menjadi musuh kita, dia akan dengan mudah menghancurkan kita dengan kekuatannya" (Yasu)
"Oh, iya. Kalau tidak salah kamu lah yang membawanya kesini kan, Tuan Yasu?" (Bangsawan III)
"Ya, kekuatannya itu tidak masuk akal dengan umurnya yang masih muda, kurasa dia tidak hanya mampu menghancurkan sebuah kota, tetapi mampu menghancurkan sebuah kerajaan"(Yasu)
Setelah mendengar penjelasan Yasu, semua orang terdiam. Sampai seseorang datang.
"Yang Mulia Raja Dan Duke Fiora Argent telah datang" Teriak seorang Pelayan Pria sambil membukakan pintu.
Fiora dan Sang Raja duduk di bangku yang disiapkan. Sekarang 8 Orang telah hadir di pertemuan itu.
5 Bangsawan. Yasu Pemimpin tim ekspedisi. Fiora selaku Jendral dan juga bangsawan yang memiliki posisi tertinggi setelah Raja yaitu The Duke.
"Baiklah, mari kita mulai pertemuan hari ini, katakan laporan kalian masing-masing" (Raja)
"Baiklah yang mulia, Saya Mentri Keuangan ingin melaporkan bahan makanan yang kita miliki, Bahan Makanan yang miliki akan cukup untuk musim dingin.
Ditambah makanan yang kita ambil dari ibu Kota. Berkat itu, uang yang kita miliki tidak terpakai untuk membeli dari kerajaan tetangga.
Dan uang itu akan cukup untuk membuat senjata yang kita butuhkan untuk melawan kekaisaran. Sekian Laporan saya" (Bangsawan III)
"Bagus, Mentri kesehatan, apakah ada banyak orang yang terkena penyakit?" (Raja)
"Tidak yang mulia, biasanya yang pergi berobat hanya anak anak yang terkena demam atau flu. Sekian Laporan saya" (Bangsawan I)
"Bagaimanakah dengan kalian berdua, Mentri Pertahanan dan Mentri Perdagangan"
"Tidak ada laporan yang mulia, semuanya berjalan dengan lancar seperti yang di perkirakan" (Bangsawan II)
"Begitu juga, Batu bara dan Buah-buahan yang kita jual telah sampai, dan tidak ada masalah" (Bangsawan IV)
"Bagus, Yosu bagaimana denganmu?" (Raja)
"Saya memiliki laporan yang berkaitan dengan hutan yang dekat dengan kota ini, saat saya melewatinya monster yang saya lihat semakin banyak dibandingkan dengan dulu.
Peningkatan monster tidak hanya terjadi di hutan itu, tapi di hutan-hutan yang biasanya terdapat monster rank rendah"
"Itu terdengar buruk, kita harus meningkatkan pertahanan, Fiora aku yakin tidak ada masalah denganmu, tapi apa kau hanya membutuhkan 100 Pasukan Di Kota itu?" (Raja)
"Ya, tidak perlu repot-repot untuk mengirimkan banyak Pasukan, lagian 100 Pasukan yang kumiliki hanya ku gunakan untuk membersihkan pasukan musuh yang kabur" (Fiora)
"Terdengar meyakinkan, baiklah kalau begitu, dan juga apa yang kau lakukan pada kedua anak Vampire itulah?" (Raja)
"Aku mengangkat mereka sebagai anakku" (Fiora)
"Tapi dia itu Vampire dia akan membutuhkan darah segar untuk bertahan hidup!" (Yasu)
"Tidak juga, sebenarnya aku juga seorang Vampire" Semua orang didalam ruangan itu terkejut.
"Tenang saja tidak perlu khawatir, aku tidak meminum darah untuk bertahan hidup, aku menyerap energi sihir disekitar ku dan mengubahnya menjadi energi sihirku.
Dan juga jika mereka memerlukan darah maka akan ku berikan darahku" (Fiora)
"Ohhh, itu mengejutkanku, pantasan saja kau sekuat itu, ternyata kau adalah salah satu dari ras Kuno" (Raja)
"Ya, mari kita lupakan itu, pasukan Kekaisaran pasti tidak akan menyerang karena musim dingin akan segera datang.
Kita juga harus menyiapkan pasukan kita untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu, baiklah dengan ini Pertemuan dibubarkan" Teriak Fiora di Kalimat terakhir.
"(Loh...Kenapa dia yang membubarkannya? bukankah disini aku rajanya?) Sigh... Baiklah, silahkan bubar"
Fiora segera pergi kembali Ke Istananya yang berada di Ibu Kota, dengan senyumannya yang lebar dia berusaha untuk sampai secepat mungkin dan ingin memeluk kedua anaknya.