webnovel

Thanatos Night Re:Venge to Nia

Fallen Angel. Adalah sosok yang bertugas memberi kematian pada siapapun yang melihat sayap mereka. Saat bulan purnama setelah bel berhenti dengan nyanyian mereka. Begitu juga Nia. Dengan kekuatannya dia mendapatkan hatimu dan menghancurkan masa depanmu. Disaat terakhirmu kau bertekad menghentikan Nia. Apapun caranya.

Lullaby_207 · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
9 Chs

Kontrak

Kau terbangun didalam kamarmu.

Kau melihat sekeliling. Cahaya bulan dibalik tirai masih cukup terang. Kamar itu tidak berbeda dari sebelumnya.

Kau menyentuh lehermu. Tidak ada bekas apapun.

Kau menghela nafas lega.

"Hanya mimpi...". Kau ingin percaya bukan hanya ingatan itu. Tapi semua yang terjadi malam ini.

Keesokannya kau kembali ke sekolah seperti biasa. Tidak ada yang berubah. Kecuali Nia tidak ada disini.

"Ukh...". Kau merasa mual setiap mengingatnya.

"[Nama], kamu nggak apa-apa?".

"Iya. Mungkin masuk angin" jawabmu.

Tidak mungkin kau bisa menceritakan apa yang kau lalui semalam. Kau bisa dikira gila. Tapi mungkin memang kau sudah gila. Siapa yang bisa tetap waras setelah melalui semua itu.

Kau ingat tatapan Nia. Kau merasa aneh setiap mengingatnya. Saat kau merasa kasihan melihatnya dibalas. Memang itu adalah pemandangan yang sangat mengerikan. Tapi bukankah itu setimpal?

'Nia pasti menghipnotisku saat itu'

Bel berbunyi dan semua murid duduk. Kau menyadari bangku disebelahmu kosong dan mulai berkeringat dingin.

'Tidak mungkin...'

Tapi tidak ada yang terjadi sama sekali. Kau lega semuanya sudah berakhir.

Diperjalanan pulang seekor burung menjatuhkan sesuatu.

Kau memungutnya, dan ternyata itu sebuah kertas. Saat kau buka terlihat seperti peta tergambar yang mengarah ke kuil.

Kau langsung merinding dan melihat keatas. Burung itu sudah menghilang.

Kau meremas kertas itu dan berlari pulang.

Kau berlari masuk ke kamar melihat kertas itu lagi.

Ada tulisan -KAI- diakhir kertas itu.

Entah kau harus senang atau takut. Tapi kau merasa sangat merindukannya.

Keesokan harinya kau pergi ke kuil itu. Kau bahkan tidak peduli jika harus bolos sekolah. Ini lebih penting.

Kau memasuki wilayah kuil. Seorang pendeta menyambutmu.

"Tidak biasanya ada yang datang kesini. Apa kau kemari untuk berdoa?".

"Aku sedang memcari seseorang. Umm... Apa seseorang bernama Kai tinggal disini?".

"Ah... Anak itu sedang bermeditasi di air terjun. Kau bisa mengambil jalan setapak itu" Pendeta itu menunjuk jalan setapak diantara hutan bambu. "Tapi berhati-hatilah untuk tidak terpeleset".

"Terimakasih banyak".

Kau membungkuk dan langsung berjalan. Tapi ditengah jalan kau mulai berpikir.

'Kenapa Kai bisa ada disini? Bukankah ini kuil?'

Kau berbalik. Kau sudah tidak bisa melihat Pendeta itu karena kau sudah cukup jauh berjalan. Hanya sekumpulan bambu.

Kau mengenyahkan pikiran itu dan terus berjalan. Kau harus mendapatkan jawaban.

Samar-samar kau mulai mendengar suara air terjun. Suaranya terdengar lebih jelas. Sekitarmu mulai berubah menjadi hutan biasa.

Akhirnya kau melihatnya.

"Kai".

Seorang lelaki sedang duduk dibawah air terjun. Menutup matanya.

Dia tidak terlihat seperti Nia. Dia sangat berbeda. Bukan hanya rambut coklatnya, bahkan postur dan tubuhnya juga berbeda.

Kau sempat khawatir salah orang. Tapi saat dia membuka matanya kau bisa melihat mata kiri birunya, dan mata putih yang terlihat seperti buta.

Tatapannya persis seperti malam itu.

Kai berdiri dan berjalan mendekatimu.

"Kau datang".

"Ya". Kau menelan ludah.

Lelaki didepanmu bukan manusia. Mungkin karena itu suaranya sangat menenangkanmu. Tapi bukan hanya itu jantungmu berdebar. Kau akhirnya saling bertatapan dengan pelindungmu selama ini.

"Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan".

"Ya. Tapi sebelum itu sebaiknya kita pergi ketempat lain".

Kai berjalan melewatimu. Ketika berbalik hakama putih yang dipakainya berubah menjadi seragam.

Kau diam tertegun.

'Dia memang iblis'.

Kau berjalan mengikuti Kai.

Dalam diam kau terus berpikir apa yang akan terjadi setelah ini.

"Duduklah".

Kau duduk disebelah Kai. Bangku itu tepat ada dibawah naungan pohon. Menghalangi panas matahari. Kau juga bisa melihat bangunan inti kuil dari sini.

"Apa ada yang mau kau tanyakan?".

Kau menelan ludahmu. "Eeeh...". Ada terlalu pertanyaan sampai kau tidak tahu harus mulai darimana. Tapi akhirnya kau membiarkan perasaanmu terlebih dahulu.

"Menurutmu... Aku ini seperti apa?".

"Kau seorang perempuan pemberani, mandiri, percaya diri, dan rendah hati" jawab Kai.

"Itu yang selalu kau ajarkan padaku" ingatmu. Kau yang sekarang ada karena bimbingan Kai.

Tunggu... Yang sekarang...?

Kau melihat kedua tanganmu gemetar. Kau tidak seperti ini sebelumnya.

"Kau yang sebelumnya sudah hampir jatuh kejurang keputusasaan. Lebih baik kau tidak mengingatnya, karena kau sendiri ingin melupakannya".

"Kai... Apa kau tidak selalu bersamaku?"

"Tidak. Semua yang kau ingat sampai saat ini adalah ingatan yang kuubah untukmu".

Kau hanya diam melihat Kai.

"Jadi... Apa karena itu aku membuat kontrak denganmu?".

"Tidak. Kau tidak pernah membuat kontrak denganku".

"Eh? Lalu kenapa...". Kau teringat Perempuan yang tiba-tiba muncul malam itu. "...apa Perempuan itu yang...".

"Benar. Dia yang membuat kontrak denganku. Dia salah satu korban Malaikat itu".

"Tapi kenapa kalian ada bersamaku?".

Kai menatapmu.

"Kontraknya denganku adalah untuk membalas Malaikat itu. Tapi kami tidak bisa menemukannya sendiri. Kami membutuhkan seseorang yang akan menariknya menemui kami. Dan kaulah yang paling tepat".

"Menarik Nia... Dia itu mengambil nyawa seseorang yang mau mati kan?".

Kai tidak menjawab.

"Apa itu berarti aku yang sebelumnya...".

"Tapi sekarang sudah tidak apa-apa" Kai menyentuh pundakmu. "Semuanya sudah tidak apa-apa sekarang".

Sentuhan Kai menenangkanmu. Kau tidak yakin apa mungkin karena kau memang menyukainya, atau ini salah satu kekuatannya.

Tapi kau membiarkan dirimu bersandar padanya. Kai memelukmu dan mengelus kepalamu. Kau merasa sangat aman.

Sampai kau teringat.

"Tunggu. Apa yang terjadi dengan Nia?".

"Dia ada diperutku".

"Diperutmu?".

"Kau tidak perlu terlalu memikirkannya".

"Eh? Tapi apa itu mungkin?".

"Dengan wujud asliku iya".

Kau merasa lebih baik tidak bertanya lebih jauh.

"Jadi... Apa yang akan terjadi setelah ini?".

"Tidak ada. Aku akan menghapus ingatanmu tentang semua ini".

"Semua? Apa itu berarti soal Kai juga?".

"Ya".

"Tapi... Aku... Menyukai Kai...". Kau mengatakannya.

"Aku tahu".

Jawaban singkat itu sangat menyakitkan. Ekspresi Kai tidak berubah sama sekali.

"Apa yang akan kau lakukan setelah kita berpisah?".

"Aku akan kembali ke laut".

"Laut?".

"Aku mendiami laut. Tempat yang paling dalam. Aku ingin ditempat yang tenang".

"Tapi kau sekarang disini".

"Karena aku juga Iblis. Begitu aku merasakan kesempatan aku akan tertarik. Seperti sekarang".

"Sekarang?".

"Kau mau membuat kontrak denganku?".

Pertanyaan Kai mengejutkanmu.

"Kontrak?".

"Ya. Tentu kau tidak harus menerimanya".

"Aku... Aku tidak yakin... Kontrak itu rasanya agak...". Kau memikirkan semua kemungkinan membuat kontrak dengan Iblis. Rasanya salah.

"Aku ingin memberimu waktu. Tapi sayangnya aku bukan Iblis yang terobsesi dengan manusia". Kai menatapmu. "Tapi kalau kau membuat kontrak denganku, setelah ini aku akan terus bersamamu. Aku juga akan membimbingmu seperti sebelumnya. Bukan hanya sebagai suara. Kali ini aku benar-benar akan ada disisimu".

"Bagaimana dengan syaratnya?".

"Biasanya aku akan memintamu melakukan ritual dan melakukan persembahan...".

Kau langsung merinding.

"Aku bercanda".

Kau membeku ditempat. "Ka... Kau juga bisa bercanda?".

Kai hanya diam. "Kau sangat ketakutan. Aku khawatir kau tidak akan mendengarkan". Kai menepuk pundaknu. "Tenanglah. Sebagai Iblis yang sulit ditemui aku tidak terlalu membutuhkannya".

"Tapi perempuan itu memanggilmu".

"Sedalam itulah kebenciannya. Sangat dalam sampai mencapaiku".

Jadi kau bisa bertemu Kai karena Perempuan malang itu.

"Yang aku butuhkan hanyalah kepercayaanmu. Dan sebagai imbalannya aku akan melakukan dan memberikan apapun yang kau inginkan". Kai mengambil tanganmu dan menciumnya. "Aku akan selalu dipihakmu. Apapun yang mengancammu, akan aku lenyapkan".

Kau tidak tahu apa yang harus kau katakan. Kau hanya menggengam tangan Kai lebih erat.

"Tidak ada kesempatan lain. Jadi bagaimana? Apa keputusanmu?".

Kalau mau liat wujudnya Kai silahkan liat di Wattpad

Disini nggak bisa ditambah gambar soalnya

Lullaby_207creators' thoughts