webnovel

Thanatos Night Re:Venge to Nia

Fallen Angel. Adalah sosok yang bertugas memberi kematian pada siapapun yang melihat sayap mereka. Saat bulan purnama setelah bel berhenti dengan nyanyian mereka. Begitu juga Nia. Dengan kekuatannya dia mendapatkan hatimu dan menghancurkan masa depanmu. Disaat terakhirmu kau bertekad menghentikan Nia. Apapun caranya.

Lullaby_207 · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
9 Chs

Karma *Gore Warning!!!*

Semuanya terjadi sangat cepat. Kau tidak mengerti apa yang terjadi.

Sedetik lalu Nia terbang di udara. Tapi sekarang dia jatuh ketanah. Sayapnya terlihat patah.

"Hanya segitu kau akan pulih kembali".

Kai menghampiri Nia yang tidak bergerak. Saat dia mulai sadar dan mencoba menjauh, Kai sudah ada didekatnya.

Tanpa ragu Kai menginjak punggung Nia agar dia tidak bisa kemana-mana. Injakannya terlihat sangat ringan. Tapi begitu mengenai Nia hembusan angin muncul. Nia juga terlihat seperti ditarik masuk oleh tanah. Atau injakan Kai sangat kuat sampai dia masih terdorong?

Nia tidak bergerak. Begitu juga Kai.

"Grah!".

Begitu Nia bangun Kai memegang sayapnya.

"...Apa yang kau... GRRH!!"

Kai mulai menarik sayapnya.

"GRAAAGGHH!!! SAYAP...GRAAAHHH!!!"

Kau menutup mulutmu.

Kai menarik sayap itu perlahan. Sedikit demi sedikit. Daging, otot, darah, tulang? Dan akhirnya sayap hitam itu lepas dari punggung Nia. Kai membuang sayapnya tepat disisi Nia.

"...sayapku...". Nia meraih sayap kanannya. Dia terlihat sangat lemah.

Mata Nia tertuju padamu. Kau dibanjiri dengan rasa kasihan dan bersalah. Rasanya kau tidak bisa bernafas.

Tapi disisi lain kau merasa mendengar seseorang tertawa. Apa kau sudah gila?

Kai mengangkat kepala Nia. Masih menginjak punggungnya.

"Jangan coba-coba". Kai menghantam wajah Nia ke tanah. Dia terus menghantamnya. Sampai akhirnya dia berhenti.

Nia pasti sudah pingsan.

"...Ka...Kai... Sudah cukup..." kau mencoba bicara tapi suaramu sangat kecil. Tidak mungkin Kai mendengarnu.

"Aku sudah bilang padamu, dia tidak akan mati. Dia akan pulih sebentar lagi".

Kau terkejut Kai bisa mendengarmu. "...kenapa kau melakukan ini? ...sejak kapan aku membuat kontrak denganmu?".

Kau mencoba mengingat masa kecilmu. Kau tidak pernah melakukan apapun untuk membuat kontrak. Kau yakin Kai sudah bersamamu selama yang kau ingat.

Kai terdiam.

Tepat saat itu Nia mendapatkan kembali kesadarannya. Kali ini dia memandangmu dengan mata penuh dendam.

"...kau... Aku tidak akan membiarkanmu...".

Kai langsung menarik rambutnya. Kau sempat mengira dia akan menariknya sampai putus.

"Tapi sebelum itu kau harus melewatiku dulu". Kai melepas rambut Nia. "Sadari tempatmu".

Nia tidak menjawab. Dia hanya terengah-engah mengambil nafas. Baginya saat ini nafas adalah yang terpenting sebelum siksaannya berlanjut.

Nia tidak membenci Iblis karena dia juga satu langkah berbeda dengan mereka. Ditambah situasi saat ini.

Tapi untuk manusianya. Dia tidak bisa menerimanya sama sekali.

"Apa menyiksaku hingga mati bagian dari kontrakmu...?".

Kai terdiam.

"Kau tahu" Kai menarik lengan Nia dari tanah. "Aku sudah tidak punya niat membodohi manusia. Saat ini tanpa digodapun mereka sudah melakukan banyak sekali kebodohan".

Kai memegang pergelangan tangan Nia. Dan mulai menarik jari telunjuknya ke belakang tangannya. "Manusia pemimpin dunia ini. Mereka melakukan semau mereka". Jari telunjuk Nia patah. "Tapi mereka juga menahan satu sama lain. Juga membalas satu sama lain".

Jari telunjuk itu tidak bergerak dan hanya menggantung.

Dia mulai menarik jari tengah. "Ada yang disebut 'Karma' di dunia ini. Kau tahu apa itu?". Jari tengah patah. "Itu adalah balasan yang berlaku di dunia ini. Bisa baik dan buruk, tergantung perbuatanmu".

Jari kelingking mulai ditarik. "Apa kau tidak berpikir itu akan mendatangimu?". Jari kelingking patah.

"KAI!"

Kai menoleh padamu. Kau berhasil memanggilnya. Tapi jelas Kai tidak akan menghentikan penyiksaan ini.

Kau tidak mengerti apa yang kau lakukan. Apa yang kau harapkan jika Kai melepas Nia? Sudah jelas Nia pasti membunuhmu.

Jadi kenapa kau terus merasa Kai harus melepaskan Nia sekarang? Apa karena teriakan kesakitannya? Karena matanya yang meminta bantuan? Karena kau tidak tahan melihat penyikasaan?

"Sepertinya sudah cukup. Sekarang keluarlah".

Begitu Kai mengatakannya kau merasa nyawamu seakan keluar dari tubuhmu. Perlahan dari kakimu, lenganmu, dadamu, dan terakhir kepalamu menuju ubun-ubun.

Pandanganmu mengabur. Tapi kau yakin seorang perempuan berdiri didepanmu saat ini. Dari belakang tidak ada yang aneh dengannya.

Tapi didepan, dimata Nia, perempuan itu tersenyum puas menatapnya. Kepalanya menggantung kekanan karena lehernya terbuka.

Bayangan muncul dikepalanya.

Seorang perempuan yang berdiri di pagar dengan pisau dilehernya. Dia menancapkan pisaunya disebelah kiri lehernya dan mulai membelah kesebelah kanan. Perlahan dia mulai jatuh kebelakang. Dan dia tersenyum dengan puas seperti saat ini.

Nia tidak ingat apa yang mereka bicarakan saat itu. Dia hanya mengingat kejadiannya.

"...kau.....".

Perempuan itu mulai mengeluarkan suara seperti tawa.

"Sayangnya, dia tidak bisa mati". Kata Kai kepada perempuan itu. "Tapi aku bisa memastikan dia tidak akan hidup lagi".

"...kau bicara apa? Aku tidak bisa mati, karena itu kau bisa menyiksaku selama ini".

Kai hanya memandang Nia. "Kau sepertinya belum sadar karena tidak ingat kau pernah mati".

Krak

Tangan kanan Nia ditarik sampai putus dari lengannya.

"GRAAAH!!".

"Kita bukan makhluk yang lahir didunia ini. Karena itu kita tidak ada di dunia ini". Kai menahan pundak kanan Nia dengan tangan kirinya. "Jika ingin ada disini kita harus mengikuti aturannya. Salah satunya...". Dia menarik sisa lengannya. "Wujud fisik". Lengannya putus.

Setelah itu Kai melanjutkan dengan lengan yang satunya, dan kedua kakinya. Setiap teriakan Nia diikuti oleh tawa perempuan itu.

Nia, tanpa lengan dan kaki hanya tergeletak di tanah. Perempuan itu berdiri tepat diatas kepalanya. Memandangnya dengan puas.

"Aku hampir sama denganmu. Jika tidak membuat tubuh fisik, aku tidak akan bisa menyentuh apapun di dunia ini. Karena itu, selama tubuh fisikmu ini hancur, itu sama saja dengan kau mati. Walau bukan mati yang sebenarnya".

Kai memotong leher Nia. Perempuan itu juga menghilang.

Dengan wujud aslinya dibalik wujud ilusinya, Kai mengumpulkan semua bagian Nia dan memasukkannya ke mulutnya. Dia memakannya.