webnovel

Thanatos Night Re:Venge to Nia

Fallen Angel. Adalah sosok yang bertugas memberi kematian pada siapapun yang melihat sayap mereka. Saat bulan purnama setelah bel berhenti dengan nyanyian mereka. Begitu juga Nia. Dengan kekuatannya dia mendapatkan hatimu dan menghancurkan masa depanmu. Disaat terakhirmu kau bertekad menghentikan Nia. Apapun caranya.

Lullaby_207 · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
9 Chs

Bulan Purnama

Hari minggu sudah tiba dan kau menunggu Nia ditempat yang kalian janjikan. Kau menerima tawarannya bukan karena kau ingin kencan dengannya, tapi kau ingin tahu apa dia sebenarnya. Kenapa dia bisa mengendalikan pikiran orang lain?

Keadaan ini sebenarnya sangat berbahaya untukmu. Kau merasa seperti melawan seseorang dengan kekuatan supernatural. Walau kau sendiri bisa dibilang memilikinya.

'Untuk seorang gentleman dia terlambat. Bagaimana dia membuatmu menunggu seperti ini?'

"Kai kurasa kita yang datang terlalu cepat" jawabmu mencoba menenangkan Kai. Kau datang 20 menit lebih awal karena merasa harus menyiapkan mentalmu.

'Kurasa kau ada benarnya juga. Begitu dia datang aku tidak bisa berbicara denganmu. Walau ini terdengar berlawanan dari yang biasa kukatakan nikmati saja hari ini'

Ya. Kau harus bersikap senatural mungkin.

"Maaf membuatmu menunggu".

Kau menoleh kearah suara Nia. "Tidak juga. Tapi ini yang terakhir, jangan lupakan itu".

Nia hanya tersenyum. "Oh ayolah, kau tahu aku tidak akan menyerah mendapatkan hatimu".

Hari sudah mulai gelap. "Kau bilang kita akan naik motor?".

"Ya, aku memparkir motorku disebelah sana. Tapi sebelum itu..." Nia mendekatimu.

"A...apa?".

"Tutup matamu".

Seketika kau merasakan bahaya. "Hah? Kenapa?".

"Tenang saja aku tidak akan macam-macam".

Kau mempertimbangkan. "Baiklah. Jangan macam-macam, atau aku akan menghajarmu".

Kau menutup matamu. Dan merasakan logam dingin dilehermu. Ini membuatmu merinding.

"Sudah. Kau boleh buka matamu".

Kau membukan matamu dan memegang kalung dilehermu.

"Itu sangat cocok untukmu".

Kau sama sekali tidak senang. Ada sesuatu dikalung itu. Kau merasa kalung itu sangat berat.

"Ada apa?".

Suara Nia menyadarkanmu. Kau menggeleng dan tersenyum kearah Nia. "Tidak ada apa-apa. Tapi apa kau yakin mau memberikannya padaku? Kita bahkan bukan kekasih".

"Tidak apa. Aku ingin kau memilikinya. Melihatmu memakainya aku merasa setidaknya aku berarti sesuatu bagimu. Kau gadis pertama yang membuatku ingin mengejarmu sampai ujung dunia". Jawab Nia dan mencium tanganmu.

"...Baiklah aku akan menyimpannya".

Walau memakai motor hari sudah malam saat kalian sampai ditujuan. Bulan purnama sangat terang. Cukup terang untuk menerangi langkah kalian. Kau harus akui sangat indah melihat langit malam disini. Tapi yang membuatmu khawatir didepanmu adalah sebuah tebing dengan laut dibawahnya. Memang ada pagar yang membatasinya, tapi itu tidak tinggi. Bahkan anak-anak bisa memanjatnya.

"Bagaimana menurutmu? Ini tempat rahasiaku". Nia kedengaran bangga mengatakannya.

"Jangan bilang kau akan menyatakan perasaanmu dan lompat jika aku menolak". Kau mengatakannya dengan acuh tak acuh. Tapi Nia tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum memandang laut. "Kau serius? Silahkan lompat saja kalau begitu".

"Tentu saja tidak! Ya ampun, kau ternyata orang yang cukup sadis! Setidaknya biarkan aku mengatakannya. Aku sudah menyiapkannya dari kemarin!" protes Nia.

Kau baru sadar Nia memegang kertas.

Nia menarik nafas dan memandangmu. "Eeeh... jadi...". Nia kembali melihat kertas. Tapi akhirnya dia meremukkan kertasnya. "Lupakan, kurasa ini akan percuma. Aku tidak pernah kesulitan bilang 'aku sayang' atau 'cinta padamu', kenapa aku harus malu sekarang?".

Nia mencoba melipat kertas itu dan memasukkannya ke kantong. "...Kau ini benar-benar membuatku gila". Nia mengenggam tanganmu. "Kumohon beri aku kesempatan. Aku tidak ingin kehilanganmu. Aku tidak bisa melepasmu".

Kau memikirkan sifatmu selama ini. Kau mencoba bermain aman dengan Nia. Itu semua untuk membongkar rahasianya. Tapi bahkan sampai saat ini tidak ada petunjuk sama sekali. Nia juga tidak pernah menujukkan celah.

Kau memandang Nia yang berwajah penuh harap. Ini pertama kali kau melihatnya.

"...Kau yakin? Aku sudah bersikap dingin padamu selama ini".

"Kau itu seseorang yang sangat waspada. Dan mengingat sikapku selama ini tidak aneh kau menganggapku playboy. Tapi aku janji aku akan berubah. Aku akan setia padamu. Kalau kau mau aku tidak akan berbicara lagi dengan perempuan lain".

Kau menelan ludah. "Kuharap kau tulus dengan itu. Mungkin aku akan memberimu kesempatan".

Kau melihat mata heterochromia Nia berbinar dengan cahaya bulan dan tersenyum. "Terimakasih!". Nia memelukmu. "Aku janji aku akan mencintaimu sampai kematian menjemput".

Seketika kau merasa matamu gelap. Seluruh tubuhmu mendingin dan kepalamu sakit. Kau langsung melepas pelukan Nia.

"Hei, ada apa?". Kau mendengar suara Nia yang khawatir.

Sekilas kau melihat sesuatu. Kau mengingatnya dari mimpi burukmu. Sebuah tempat dengan bulan purnama. Seorang lelaki yang menyatakan cintanya padamu. Sayap hitam dan tawanya. Dan wajahnya...

Kau melihat kearah Nia. Sepasang sayap hitam dibelakangnya.