Sekar memutuskan menikah dengan lelaki kota di umur yang ke 19 tahun. Sebab saat itu , yang ada di pikirannya ketika ia menikah maka ia akan berhenti dari masa kelamnya. Baginya menikah adalah solusi kehidupan.
November lebih tepatnya ia menikah dengan Bagas. Laki-laki yang ia pilih bahkan tidak tau akan masa lalunya . Sekar memilih bungkam, ia hanya ingin menikah dan memulai kehidupan yang baru.Baginya masa lalu hanya miliknya,dan biarkan semua menjadi cerita belaka. Namun takdir berkata lain,di umur pernikahanya yang masih seumur jagung badai menghantam kokohnya pondasi rumahtangganya. Sekar memilih untuk pulang kerumah orangtuanya . Ia membiarkan rumahtangganya menggantung tanpa arah .
Bagas berusaha memperbaiki semuanya. Jarak dan waktu bukanlah penghalang baginya . Sesekali ia datang ke kampung membujuk Sekar untuk kembali ke kota. Hati Sekar pun luluh.
Selang beberapa bulan tinggal dirumah orang tua Bagas beserta ke2 kakak iparnya.Satu rumah berisikan 4 keluarga .Itu bukan keadaan yang mudah untuk Sekar. Selisih paham sering terjadi sampai suatu ketika kakak ipar Sekar mengungkapkan rasa sukanya. Perasaan takut dan keadaan yang terus mendesak .Sebut saja ia Dio (kakak ipar sekar).Sering mencari cari waktu untuk terus mendekati Sekar.
Sampai suatu pagi , rumah hanya berisikan Dio dan sekar .Dio pun masuk ke kamar Sekar dengan brutal dan tanpa ampun .Ya semua terjadi begitu cepat. Sekar ketakutan .Ia ingin pergi dari keadaan yang sangat menjijikkan ini .
Malam harinya sekar memutuskan menceritakan semua kepada Bagas.Dengan perasaan takut dan gugup ia menjelaskan semua kejadian pagi itu . "aku pikir suamiku akan marah" dalam hati Sekar. Namun di luar perkiraan Bagas hanya berkata "yasudah,besok lagi jangan di ladenin dan jangan ceritakan kepada siapapun". Seketika itu badanku serasa beku .Jantungku serasa berhenti dan otakku seakan berhenti berpikir sejenak. Seakan saat itu aku bukan siapa siapa di mata suamiku sendiri .Perasaanku beberapa tahun lalu seakan kembali. Memori yang lama aku pendam muncul berjejer rapi di otakku .Luka yang dengan susah payah aku sembuhkan kembali di lukai oleh 1 ucapan suamiku .
Serendah itu aku ? salah ketika aku minta di hargai ?
apa memang aku tidak pantas ? lalu untuk apa aku hidup ?
orang tuaku bahkan suamiku pun acuh akan aku .
Sekar lelah terus memaksa berdamai dengan keadaan .Sekar capek ! (menangis sejadi jadinya) .