Setelah acara ulang tahun Arin terlaksana, Keesokan harinya Rangga berniat ingin mengajak Arin pergi jalan-jalan ke sebuah tempat yang sejuk suasananya seperti pegunungan. Rangga sangat paham apa-apa saja yang membuat Arin senang. Bagi nya, Dengan merayakan ulang tahun Arin saja masih kurang untuk ucapan permintaan ma'af atas ketidaksopanan Papa nya kemarin. Maka dari itu dia berniat ingin mengajak Arin untuk pergi sekaligus ingin meetime bersama Arin. Rangga rasanya ingin melepas penat nya memikirkan masalah keluarga hanya kepada Arin. Menurutnya dengan bercerita dengan Arin dapat membuat nya lebih tenang. Rumah, ia itulah ucapan yang tepat untuk Arin bagi Rangga. Arin yang bisa membuat nya merasa lebih baik, Dan lebih semangat lagi untuk menjalani hari-hari. Padahal tak sedikit wanita yang sangat memuja Rangga, Bahkan banyak juga Ibu-ibu teman Mama nya Rangga yang ingin menjodohkan Rangga dengan Anaknya. Tetapi tetap saja, Cuman Arin satu-satu nya wanita yang ada di hati Rangga setelah Ibunya. Bahkan ia tak menggubris 1 pun wanita yang berusaha ingin mendekatinya.
Malam hari pukul 08:00 wib Rangga pun berniat ingin mengajak Arin pergi, Tetapi Rangga mengajak Arin melalui via telepon. Ia tau pasti Arin sangat lelah hari ini habis merayakan ulang tahun, Makanya ia tak ingin mengajak Arin untuk membahas jalan-jalan mereka secara langsung. Kemudian Rangga pun menelpon Arin.
"Hallo Ariin,"ucap Rangga lembut.
"Haii Ngga, Ada apa nih nelpon malem-malem gini."
"Kamu lagi ngapain? Lagi sibuk gak?,"ucap Rangga sedikit ragu. Ia takut mengganggu waktu Arin, Rasa nya akhir-akhir ini ia ingin melihat Arin senang terus, Sebenarnya Rangga sedikit ragu dengan niat nya ingin mengajak Arin pergi. Karena dia tau, Arin wanita yang tidak mudah untuk di ajak pergi, Apalagi pergi nya sama laki-laki. Rangga sangat paham, Arin melakukan itu karena takut membuat ibu nya khawatir.
"Nggak kok, Ini baru aja siap makan sama Bunda, Emang nya kenapa Ngga?,"ucap Arin menjelaskan.
"Ooh syukurlah kalau kamu uadah makan, Aku baru aja mau ingetin kamu makan."
"Yaampun Ngga, Aku itu gak anak kecil lagi. Yang kalau mau makan harus di ingetin dulu,"ucap Arin sambil tertawa kecil.
"Yaa gak apa-apa dong Riin. Aku itu ingetin kamu biar kamu gak sakit karna telat makan."
"Mmmm. Iya deh iyaa tuan Rangga yang baweeel,"ucap Arin meledek.
"Naah. Gitu kan bagus nurut sama calon suami,"ucap Rangga cengengesan.
"Apa kamu bilang barusan?,"tanya Arin pura-pura tidak dengar.
"Tuuh kaan, Kumat lagi penyakit tuli kamu, Hahaha,"ucap Rangga meledek.
"Enak aja kamu ngatain aku tuliii!,"ucap Arin sedikit kesal.
"Hahaha, Bercanda calon istrii,"ucap Rangga lembut.
"Apa sih Ngga, Kamu tuh gak jelas banget dari tadi. Jadi kamu nelpon aku cuman mau ingetin akau makan, Sama gombalin aku ajaa iyaa, Gituu?,"ucap Arin sedikit kesal. Walau pun sekarang Arin sudah membuka hati untuk Rangga, Tetapi sikap dia kepada Rangga masih sama, Cuek padahal sebenarnya dia senang, Apalagi kalau Rangga sudah lebih baik dan kembali bisa menggobalnya. Moment-moment ini yang paling di rindukan Arin saat Rangga sakit koma kemarin. Cuman dia pura-pura menahan diri aja biar gak terlalu kelihatan sama Rangga kalau dia sebenarnya udah mulai membuka hati untuk nya.
"Nggak Riin, Aku itu nelpon kamu karena ada hal yang pengen aku omongin sama kamu,"ucap Rangga sedikit gugup.
"Kamu mau ngomongin apa rupanya Ngga, Kayak nya serius banget,"tanya Arin penasaran.
"I-iya nih, Aku takut kalau aku bilang ke kamu, Nanti kamu gak nyaman ."
"Hmmm, Yaaa. Tergantung apa dulu nih pertanyaan nya."
"Gini-ginii, Jadi tuh aku niat nya mau ngajakin kamu pergi minggu ini, Kamu ada waktu nggak?,"ucap Rangga sedikit takut. Ia tau persis Arin gimana. Makanya dia sangat khawatir Arin menolak ajakan nya itu.
"Pergii?, Mau pergi kemana rupanya Ngga?,"tanya Arin sedikit heran. Tumben kamu ngajak in aku, Kan biasanya kamu kalau pergi sama temen-temen motor kamu."
"Hmmm, Iyaa kan itu biasanya, Kali ini aku mau beda dari biasanya. Aku niat nya mau ngajak kamu healing, Jalan-jalan ketempat yang sejuk. Kayak pegunungan gitu, Kamu mau gak?."
"Hmmmm. Jalan-jalaan. Gimana yaa, Emang kamu mau pergi sama siapa aja Ngga?,"tanya Arin memastikan.
"Yaa sama kamu aja lah, Emang nya sama siapa lagi Arin kuu,"ucap Rangga dengan nada sangat lembut.
"Hmmm, Kayak nya aku gak bisa lah Ngga!."
"Loohh, Kenapa emang nya Rin, Bukan nya kamu hari minggu gak masuk mengajar yaa. Atau kamu udah ada janji sama orang lain mau pergi?,"ucap Rangga sedikit kecewa.
"Hmmm. Maksudnya aku gak bisa nolak kalau kamu yang ngajak aku pergii."
"Haaa, Gimana-gimanaa. Duh otak ku lagi korslet nih kayaknya, Atau telinga ku yang lagi bermasalah yaa!,"ucap Rangga ingin memastikan. Karena dia tau Arin sama sekali gak pernah mengeluarkan perkataan yang lembut untuk lai-laki. Apalagi sampai menggombalnya begitu.
"Hmmmm. Udah deh gajadii,"ucap Arin malu-malu.
"Yaampuun Ariin, Seriius nih. Kamu mauuu?,"ucap Rangga sangat senang.
"He'emmmm,"ucap Arin meng iya kan.
"Yampuun makasih banyak ya Riin, Kamu udah mau pergi sama aku, Tapi Bunda gimana? Emang Bunda ngebolehin kamu pergi?,"ucap Rangga sedikit khawatir.
"Hmmm. Nanti aku tanya Bunda dulu yaa, Mudah-mudahan Bunda ngasi ijin."
"Aamiin paling seriuus,"ucap Rangga penuh harap.
"Hmmm. Do'a in di kasi pergi sama Bunda ya, Soalnya aku juga rasanya pengen sekali pergi sejenak untuk menenangkan diri setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini yang membuat fikiran ku gak tenang,"ucap Arin mengadu.
"Hmmm. Kasihan banget kamu Riin, Kayaknya lagi suntuk banget yaa. Jadi pas dong moment aku ngajakin kamu pergi."
"Yaaaa, Gitu deeh,"ucap Arin malu-malu."
"Riin, Sekali lagi makasii yaa, Udah mau ikut pergi sama aku,"ucap Rangga bersyukur. Sampai ketemu minggu besok ya Riin, Nanti aku jeput kamu ke rumah yaa, Sekalian mau ijin sama Bunda."
"Iyaa, Gak usah bilang makasi gituu. Kan aku juga yang mau pergi."
"Iyaa Arin ku. Yaudah kamu istirahat yaa, Udah malem gak boleh begadang,"ucap Rangga perhatian.
"Hmmm. Iyaa Rangga, Kamu tuh yang harus nya banyak istirahat. Kan kamu baru pulih, Jangan lupa makan terus obat dari dokter di minum yaa."
"Yaampuun Riin. Kamu itu emang paling bisa ya buat aku senang,"ucap Rangga sangat senang.
"Emang nya apa yang aku lakuin,"ucap Arin sedikit bingung.
"Hmmm, Udah lah cukup aku dan hati ku aja yang tau betapa senang nya aku malam ini Riin."
"Kamu tuh ada-ada aja deh,"ucap Arin kebingungan. Yaudah aku tutup dulu telpon nya yaa,"ucap Arin mengakhiri percakapan via telpon.
"Iyaa Arin sayaang. Selamat istirahat. Selamat malam tuan putri nya Rangga Arya Henanta,"ucap Rangga dengan nada lembut sembari tersenyum bahagia.
"Hmmm. Iyaa Rangga, Kamu juga istirahat yaa. Selamat malam,"ucap Arin tersipu malu.
Telpon pun berakhir.
"Gila banget emang anak itu, Bisa-bisa nya dia buat aku senang sampai kikuk begini. Kayaknya aku bakalan mimpi indah deh malam ini,"ucap Arin dalam hati sambil tersenyum melamum mengingat ucapan manis nya Rangga.