Eza dan Gibran sangat bahagia. Keduanya akan langsung ke Bogor. Eza terlihat tidak sabar.
'Cintaku aku akan pulang. Aku akan bersamamu dalam kondisi apa pun, aku akan melewati hari-hari bersamamu. Rina aku sangat rindu,' ujar Eza dalam hati sambil menikmati pemandangan.
"Pak Radi tadi sudah Mas kasih alamat Mas?" tanya Gibran, menoleh ke arah Eza. "Ciye ... yang akan jumpa dengan belahan jiwa."
"Masalah Pak Radi IngsyaAllah setelah panen sayur mayur. Akan ke Jakarta. Semoga Dinda bisa sembuh. Aamiin." Eza mengusap wajah dengan tangan. "Gibran. Alhamdulillah ... aku berani mengambil langkah ini. Aku pernah putus asa Gibran. Ya Allah ... sesungguhnya Allah memudahkan terkadang kita sendiri yang mempersulit dengan pemikiran negatif kita," ucap Eza.
"Iya Mas. Memang kebanyakan manusia seperti itu. Mas, laper. Makan dulu ya. Sini bentar aku turun." Gibran menepikan mobilnya dan segera turun.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com