Gibran menuntaskan misinya. Jari-jari yang sudah biasa mengetik terasa tidak lelah sama sekali. Gibran mengetik.
[Akhirnya?
Langkahnya terhenti saat melihat pemuda itu keluar kamar mandi lalu mengambil Alquran.
"Kenapa kembali?" tanya Faiq begitu menusuk gadis itu.
"Karna aku memilih suamiku," jawaban Zara membuat Faiq tertawa remeh.
"Kau hanya mengasianiku kan, tidak usah bersimpati Zara," ujar Faiq, "Aku mau nderes dulu," imbuhnya. Zara merunduk dengan linangan air mata.
"Maumu apa! Aku bingung dengan sikapmu," suara Faiq meninggi karna tidak fokus. Faiq meletakkan Alqurannya lalu datang ke Zara memegang kedua lengan lalu mengoyangkannya dua kali.
"Keadaanmu seperti ini membuat aku bingung. Jangan menyiksaku Zara ...." ujar Faiq sampai bersimpuh, tertunduk dalam suara tangisan yang sangat dalam, Zara juga duduk didepan suaminya lalu menaikan dagu Faiq.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com