"Jangan menatapku. Aku salah tingkah," ucapan jujur dari Sofil. "Ups," imbuhnya dengan menutup mulut. "Ayo shalat," ajak Sofil. Keduanya berjalan seperti orang asing. Berbeda dengan Kakaknya yang bergandengan tangan. Namun, berpisah Bilqis naik ke mobil sambil berbisik ke Ainun. Ainun tersenyum, kemudian berjalan mengikuti langkah suaminya.
Suara Azan berkumandang semua berlari ke mushola untuk shalat magrib. Lima belas menit berlalu tiba-tiba suara gemrucuh hujan turun.
Hujan sangat deras, guntur menggelegar Sofil dan Ainun baru keluar musolah lalu sholat.
'Aku ingin menangis di bawah hujan agar tak ada yang bisa membedakan air mataku dan air hujan. Aku makin lebay. Kenapa aku sangat mengharapkan dia. Kenapa aku semakin ingin berjumpa dengan Nasya?' batin Sofil.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com