webnovel

Terluka Tapi Ku Bertahan

Nama ku Naina chandra kinanti, dan aku dipanggil aina oleh keluarga dan orang terdekat ku saja, aku Seorang dokter fisialis persalinan dari rumah sakit Sapta Medika Jakarta Pusat. aku seorang wanita yang mengutamakan pekerjaan dari kehidupan pribadi ku sampai keluarga ku protes akan hal itu, termasuk papi and mami ku yg selalu meminta ku untuk segera menikah dan blah...blahh..blah..Kalian tahu lah sendiri bagaimana hawatirnya orang tua melihat anak nya yg tak kunjung nikah Tapi mau bagaimana lagi, Aku belum menemukan laki - laki yang tepat untuk ku, tapi setiap aku berkata seperti itu ibu ku selalu memotong ucapan ku " bagaimana kamu bisa dapat laki - laki yang tepat untuk menikahi mu sedangkan kamu nya saja sibuk terus dengan pekerjaan mu" terkadang ibu sampai menangis kalau menasehati aku untuk segera menikah rasanya aku tidak kuat melihat orang tua yg aku sayangi begitu menderita karna menghawatirkan aku. Tapi aku juga bingung harus bagaimana bahkan bayangan laki - laki yg akan menikahi ku saja tidak ada oh ya Allah bantu aku saat ini ijin kan lah aku menikah dengan orang yg akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat untuk ku😥😥

Tanpa terasa akhir libur pun tiba meski tidak banyak tapi aku bisa menikmati sedikit hari liburku dengan ketenangan dan berharap di hari libur ku ini ada hal yang baru yang dapat memberikan kebahagian untuk keluarga ku,....

Triiiiiinnnggg.....

Triiiiiiingggg...

suara alaram membangunkan ku

Naina : " uhmmmm sudah pagi ternyata, rasanya waktu begitu cepat sekali berlalu nya, padahal aku masi ingin santai di atas tempat tidur ku dan menikmati hari libur ku "...

bik iyet : " tok..tok.. non ini bibi disuruh ibu dan tuan memanggil non aina untuk sarapan bareng ibu dan tuan di bawah "...

Naina : " iya bik, sebentar lagi aina turun kebawah sampaikan pada mami dan papi ya bik"...

Bik iyet : " Baik non "..

bik iyet pun pergi meninggalkan kamar naina dan turun kebawah untuk memberitahu ibu dan tuan di bawah..

ibu kinanti : Bagaimana bik apakah si aina sudah bangun "...

Bik iyet : " sudah buk kata non aina sebentar lagi dia turun kebawah " ....

tuan chandra : " Papa sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menasehati anak kita ma untuk segera menikah, umur aina sudah tidak mudah lagi ma dan aina sudah saatnya untuk segera menikah,..

ibu kinanti : " iya pa mama juga sedih melihat anak bungsu kita yang belum menikah sampai saat ini...padahal mama ingin dimasa tua mama bisa tenang melihat smua anak" mama sudah ada yg menjaga dan melindungi mereka jadi kapan pun Allah memanggil mama, mama sudah tenang dan tidak ada hal yg mama hawatirkan lagi "...

aina : " Pagi maa...muachh, pagi papaaaa muach... hayo pagi" udh sedih aja kayaknya ma...pa.. gk bagus lo untuk kesehatan nanti cepat tua lo...hehhe

mama dan papa : " emang kami udh tua aina sayang "

ibu kinanti : aina orang tua mu ini sudah tidak mudah lagi kami sudah tua dan kami sangat menghawatirkan mu sayang, itu lah alasan kami mengapa kami menyuruhmu untuk segera menikah, jangn selalu memikirkan pekerjaan mu sampai kau lupa dengan kehidupan dan orng tua mu ini aina"...

tuan chandra : " benar yg dikatakan ibu mu sayang, kalau kamu bersediah papa akan menjodohkan kamu dengan anak teman papa jika kamu mau "...

aina : Tapi pa....ain.....

belum siap aina melanjutkan perkataan nya sudah dipotong oleh ibu kinanti "...

ibu kinanti : Tidak ada tapi tapian pokoknya kamu harus menerima perjodohan ini kalau kamu bener sayang sama kami"...

aina pun tidak tahu harus menjawab apa tapi yg bisa dilakukan aina hanya berdoa dan menerima keputusan orang tuanya"...

aina : baik lah ma jika memang mama dan papa bisa tenang karna perjodohan ini aina bersediah ma"...

ibu kinanti : syukurlah kalau kamu bersediah dengan perjodohan ini jadi papa dan mama akan mengatur jadwal pertemuan kalian dan sekalian pertunangan kalian"...

aina" : what.... seriusan ma..pa... apa mama dan papa tidak akan bertanya lagi soal keputusan aina setelah perkenalan kami"...

tuan chandra : " tidak sayang karna akan percuma kalau kami bertanya kepada mu pasti jawaban mu sama seperti yang sebelum sebelum nya kamu akan memberi banyak alasan yg ini yg itu dan akhirnya kamu tidak akan menikah lagi... iyakan maa..

ibu kinanti : " iya pa...mama setuju sama papa,...

lagian ya aina mama kenal kok sama laki - laki yg akan dijodohkan sama kamu dan dia juga seorang laki" yang baik dan pekerja keras mama dan papa yakin kamu akan bahagia jika hidup bersama nya" ...

aina : " Baiklah ma...pa... jika memang ini bisa membuat mama dan papa bahagia aina tidak menolak dengan keputusan mama dan papa "...

ibu kinanti pun langsung memeluk dan merangkul anak bungsu kesayangan nya " iya sayang kami yakin kamu akan mencintainya setelah kalian menikah dan bisa hidup bahagia "...

aina pun membalas pelukan ibunya dan mengiyakan perkataan ibu nya sambil menyembunyikan rasa sedih dan takut di dalam hatinya...

di lain sisi..

ada keluarga yang sedang duduk di meja makan tanpa mengeluarkan suara hanya terdengar dentingan sendok...

tak berapa lama tuan abi manyu membuka suara dan memulai percakapan..

tuan abi manyu : Alvian apa kamu lusa sibuk tidak ada waktu kosong di kantor...

dengan sedikit suara namun memiliki ciri has dan sedikit membuat orang takut ketika mendengar suaranya...

alvian : " Ada tapi tidak banyak, ada banyak hal yg harus dikerjakan

tuan abi manyu : hem begitu ya, jadi begini sahabat paman tuan chandra yang memiliki perusahaan di bidang pertambangan dan minya ingin menjodohkan putrinya kinanti dengan mu dan katanya putrinya setuju sekarang keputusan ada di kamu "...

tanpa mengeluarkan suara alvian hanya menatap tajam ke arah paman nya" ..

ibu indri : " Jadi bagaimana alvian kamu setuju atau tidak dengan perjodohan ini, apa kamu tidak mau bebas menggantung dari pertolongan kami jadi lebih baik kamu terima saja lamaran itu, toh ya wanita yg akan di jodohkan sma kamu itu keluarga yg kaya raya jadi kamu tidak perlu susah payah harus bekerja keras dan menjadi lajang tua lagi " dengan suara sinis yang di lontarkan ibu indri alvian hanya terdiam sambil menikmati makanannya tanpa menghiraukan ucapan bibinya sedikit pun... setelah menyelesaikan makanan terakhirnya alvian pun pergi meninggalkan kedua orang yg ada di hadapan nya yg setiap harinya tidak ingin di lihatnya...

tuan abi manyu : syuttth....kamu bicara apa si td tidak seharusnya kamu bicara seperti itu, kamu kan tahu sebenarnya kita yang ditolong oleh keluarga alvian kalau tidak karna harta dan warisan peninggalan ayahnya kita tidak akan hidup semewah ini "...

ibu indri : " dengar ya pa apa yang ibu bilng tadi emang bener kok dan kita tidak berhutang budi dengan keluarga alvian justru seharusnya alvian itu berterimakasih karna papa sudah memajukan perusahaan papa nya kalau bukan karna papa mungkin perusahaan papa nya alpian sudah bangkrut dan alvian akan kelantar di jalanan "...

tuan abi manyu : " tidak seperti itu juga indri biar bagaimana pun apa yg kita nikmati sekarang ini adalah harta alvian jadi kita harus memperlakukan alvian dengan baik seperti anak kita sendiri biar bagaimana pun papa sudah janji akan menjada dan menyayangi alvian seperti anak papa sendiri kepada bang aryo papa kandung alvian "...

ibu indri : yasudah lah pa,.. mama malas berdebat sama papa tidak akan ada habisnyan, selalu alvian saja yang papa bela sedangkan anak kita tidak pernah papa pikir kan...

tuan abi manyu : ma.... bukan seperti itu

belum lagi selesai, indri sudah pergi meninggalkan tuan abi manyu