webnovel

Takut

"Aroma bakso lah. Di dapur sedang produksi bakso untuk stock besok."

"Jadi yang buat bukan Joko?"

"Gak lah, Boss masa ikut produksi. Boss kan Cuma ngecek-ngecek aja. Pak Boss itu sibuk banget cabangnya banyak. Kesini aja justru jarang banget."

"Jarang? Kalau kesini jarang lalu dia tinggal di mana? Bukannya ini rumah yang ia tingggali?"

"Eum.. pak Bos kan tinggal di…"

"Yuk, bantuin Yuk..!" teriak yulia yang sedang membutuhkan bantuan Ayu karena ada banyak pekerjaan di belakang. Ayu pun pergi tanpa sempat meneruskan apa yang hendak ia katakan kepada Zaskia.

Zaskia sendiri mengangguk dan memperbolehkan Ayu untuk melanjutkan pekerjaannya sementara ia sendiri masih memilih berdiam diri memandangi kesibukan yang ada di sekitarnya. Tanpa terasa segelas es teh manis yang ada di hadapannya pun sudah habis namun Zaskia masih merasa sangat bosan.

Perempuan itu bahkan sudah sangat bosan juga bermain sosial media karena tiap kali ia membuka akun miliknya yang muncul justru foto-foto pernikahannya dengan Djaka yang di unggah oleh beberapa temannya yang justru membuatnya semakin muak karena pernikahannya yang mendadak berganti calon suami membuat Viral dan heboh beberapa temannya di sosial media. Tentu saja hal itu membuat Zaskia malu dan memilih untuk tak melihat sosial medianya karena ia malas menjadi trending topik untuk sesuatu yan ia benci.

Tanpa terasa kini hari sudah mulai malam dan Djaka belum pulang juga, sedangkan beberapa karyawan kedai sudah mulai membersihkan area kedai sebelum mereka pulang bahkan Sebagian pintu ruko lantai bawah juga sudah di tutup oleh para karyawan laki-laki.

"Bu Bos, kami pamit dulu!" pamit para pegawai pria yang memilih untuk pulang lebih dulu.

"Bu bos, apakah mau saya temani?" tawar Ayu yang menyadari jika Bossnya tersebut sendirian.

"Boleh, tapi apakah tak merepotkan?"

Belum sempat Ayu menjawab namun teleponnya berdering dan ada sebuah perintah jika harus segera pulang. Dari obrolan yang Zaskia curi dengar tampak jika Ayu memang harus cepat pulang karena ibunya memintanya untuk membelikan obat sebelum apotek tutup.

"Bu Bos, maaf saya harus…"

"Aku tau, kau pulanglah saja! Aku tak apa-apa kok. Mungkin sebentar lagi Djaka juga pulang." Zaskia yang sebenarnya merasa tak enak mau tak mau harus merelakan Ayu untuk pulang walau sebenarnya ia sendiri masih membutuhkan seorang teman.

"Sekali lagi maaf ya Bu Bos, saya jadi gak enak." Tukas peremppuan polos yang berhijab dengan sebuah tai lalat kecil di sudut bibirnya tersebut.

"Sudahlah Ayu, gak apa-apa kok." Zaskia pun harus rela melepaskan Ayu untuk pergi.

Setelah semua orang pergi tilanggal lah Zaskia seorang diri di kedai yang sudah tutup tersebut. Merasa sepi dan takut Zaskia memilih untuk berlari ke atas. Dan, suasana lantai atas justru lebih tampak menyeramkan karena ada beberapa kardus yang siang tadi ia bersihkan ke sudut ruangan.

Zaskia memilih untuk menyalakan semua lampu dan menyetel musik dengan Volume yang lumayan tinggi untuk mengusir rasa takutnya. Selanjutnya ia memilih untuk masuk kedalam kamarnya.

"Uh, Joko mana ya? Kok dia belum pulang juga?" gumam Zaskia sambil memandangi arah jam dinding.

Bukan ia khawatir kepada suaminya tapi ia takut dengan apa yang tadi sempat Djaka katakan sebelum pergi mengenai hantu. Dan mirisnya Zaskia bahkan tak memiliki homer hape suaminya sendiri. Pernikahan yang mendadak dan rasa bencinya kepada Djaka membuatnya bahkan belum bertukar nomer ponsel. Dan kini ia tak tau bagaimana harus menghubungi suaminya.

"Ah sayang sekali, harusnya tadi aku tanya Ayu nomer hapenya Joko. Ah tapi jika mau bertanya pada Ayu, aku justru hanya akan di tertawakan karena hal sepele itu. Mana munkin istri tak punya nomer hape suaminya. Tapi … ah sudah lah."

Zaskia memilih untuk bersiap tidur dan menutupi Sebagian tubuhnya dengan selimut. "Haruskah aku tidur?" gumam Zaskia yang ragu untuk tidur sedangkan Djaka masih belum pulang.

Waktu tanpa terasa kini menunjukkan pukul 11 malam dan kantuk sudah mulai melanda Zaskia yang mulai sering menguap. Perempuan itu sangat mengantuk bahkan hampir setengah sadar. Namun tiba-tiba ia seperti mendengar sesuatu, perempuan itu kini justru semakin bergidik ngeri membayangkan sesuatu yang menakutkan.

"Suara apa itu?"

Zaskia benar-benar merasa takut, bulu kuduknya kembali berdiri. Kini ia memilih untuk menenggelamkan seluruh tubuhnya di bawah selibut. Ia sendiri juga berusaha memejamkan mata namun antara takut dan penasaran ia sendiri juga merasa bingung.

Tok tok tok..

Suara pintu di ketuk menyadarkan Zaskia jika suara-suara tadi bukanlah berasal dari hantu. Apakah dia Joko? Ataukah justru orang lain? Atau jangan-jangan ada pencuri?

"Siapa?" teriak Zaskia yang masih di atas tempat tidurnya dan masih diawah naungan hangatnya selimut.

"Hei, siapa lagi? Tentu saja aku suamimu." Teriak seseorang dari balik pintu yang sudah pasti itu adalah Djaka.

"Joko?"

"Memangnya suamimu siapa lagii?"

Ada sebuah perasaan lega di hati Zaskia, ia tersenyum sesaat lalu melompat dari temoat tidurnya dan bergegas membuka pintu tersebut. Kini sesosok pria dengan wajah lelah terpampang nyata di depan Zaskia. Ia tersenyum sesaat, namun sedetik kemudian ia merubah mimik wajahnya menjadi seperti biasanya. Sikap dingin,cuek, dan angkuhnya di hadapan Joko.

"Kenapa baru pulang? Lama sekali. Huh.."

"Maaf, aku ada urusan mendadak dan agak sedikit sibuk jadinya lama dan terpaksa pulang terlambat." Terang Djaka sambil meletakkan sebuah tas ke atas meja dengan hati-hati. Tampaknya tas itu berisi laptop yang tadi siang ia lihat.

"Sebenarnya kau dari mana saja? Dan apakah seorang pengusaha bakso memang seperti ini? Sok sibuk banget kayak orang penting aja."

"Ya… memang faktanya aku orang penting." Jawab singkat Djaka tanpa mau menjelaskan lebih lanjut. "memangnya kenapa? Apakah ada masalah?"

"Masalah kau bilang? Tentu saja, kau meninggalkanku sendirian sampai larut malam di sebuah tempat yang baru dan asing untukku." Ujar Zaskia yang mengadu dengan kesal.

Djaka sendiri memang tak menyangka jika ia akan sangat terlambat dan pulang selarut ini. Padahal ia mengira jika ia bisa pulang ke ruko tersebut sebelum jam 9, atau setidaknya sebelum kedai tutup. Tapi mau bagaimana lagi karena ia harus mengadakan meeting dadakan dan membuat presentasi dadakan di depan klien bisnisnya yang merupakan orang dari korea. Rupanya Djaka ingin bekerja sama dengan seseorang untuk bisa mengimport produk baksonya ke negeri gingseng tersebut.

"Ya, maaf. Tapi bilang saja jika kau takut. Apakah tadi ada sosok astral yang mengganggumu? Apakah kau sudah lihat yang ada di kamar mandi? Atau yang di pojokan sana?" goda Djaka yang membuat ekspresi takut Zaskia mulai tampak di wajahnya.

"Joko… jangan menakutiku..!" teriak Zaskia yang kini memilih berdiri di samping Djaka karena merasa takut.