webnovel

Bertemu Mantan

Mata Andhira membola saat melihat seseorang yang ada di samping Jessica. Membuat jantungnya hampir copot dari tempatnya. Dengan cepat Andhira berdiri sambil menggandeng tangan Abel dengan begitu erat. Andhira ingin segera pergi dari tempat itu dan tidak jadi makan siang. 

"Mbak Andhira? Maaf tadi Abel diajak Kayla bermain." Jessica nampak tidak enak hati saat melihat raut wajah Andhira yang tampak cemas dengan mata yang terlihat memerah. 

"Ah nggak apa-apa Mbak, aku cuma khawatir aja. Maklumlah anak-anak pasti senang sekali di tempat bermain seperti ini," jawab Andhira basa basi. Namun perasaannya tengah gugup tak karuan saat ini kalau melihat seseorang yang di samping Jessica menatapnya tajam. 

"Kalau gitu kita makan bareng aja gimana? Ya kan Mas?" tawar Jessica pada Andhira. Suami Jessica yang mendengar itu langsung terkejut. 

"Ya, silahkan," jawab suami Jessica dingin. Namun Andhira buru-buru menolak tawaran Jessica yang ingin makan bersama. 

"Maaf Mbak saya nggak bisa, karena tadi sedang istirahat bentar dari kerjaan. Jadi saya nggak bisa lama-lama," tolak Andhira seakan tidak ingin bertemu lagi dengan pria yang menjadi suami Jessica. Melihat pria itu bersama Jessica membuat hati Andhira hancur. Lama sekali ia menghilang dan tak ada kabar tetapi kini dia hadir kembali bersama anak dan istrinya. Membuat perasaan Andhira sakit karena dirinya hanya berjuang seorang diri membesarkan seorang diri anak dari pria yang dulu menjadi kekasihnya itu, Dion Illiano. Kekasih yang sangat Andhira cintai sepenuh hati namun tega meninggalkan dirinya tanpa kabar. 

"Tapi Abel lapar Ma, kan kita belum makan." Abel merengek minta makan karena tujuannya datang ke Mall itu adalah untuk makan siang sambil tangannya menarik tangan Andhira. 

Mendengar permintaan putrinya membuat Andhira gelapan tak karuan. Ia ingin menghindar dari pria yang telah menjadi papa dari teman anaknya. 

"Mbak nggak usah sungkan. Makan bareng kita aja. Ini suami saya ngizinin kok. Kenalkan, dia Dion." Jessica merayu Andhira agar tetap makan siang bersama sambil mengenalkan pria yang dulu menjadi kekasihnya. Hati Andhira benar-benar hancur karena kisah cinta mereka dulu belum ada kata putus. Apa yang harus dia lakukan. Kini ia terjebak dengan masa lalunya. Siapa yang tak kenal Dion, pria yang dulu selalu ada waktu saat mereka kasih menjalin cinta. 

Andhira lalu membungkukkan badannya sebagai perkenalan pada Dion meskipun sudah kenal. Namun kali ini Andhira akan bersikap seolah tidak kenal dan menganggap orang asing. 

"Yaudah kalau gitu, saya mau," jawab Andhira pada akhirnya karena ia tidak tega melihat wajah melas Abel yang ingin makan siang bersama Kayla. 

Akhirnya mereka semua berjalan menuju foodcourt yang telah Andhira kunjungi tadi namun gagal makan siang berdua karena Abel yang menemui Kayla. Andhira tidak bisa menyalahkan Abel begitu saja karena dia masih anak-anak taunya hanya untuk bersenang-senang saja. 

Perasaan Andhira tak karuan saat melihat pria yang ada di samping Jessica itu sedang menatapnya tajam. Andhira berani menoleh, ia berusaha untuk tetap fokus pada Abel untuk memesankan makanan. 

"Kamu pesan apa Abel? Kali ini biar tante yang traktir kamu sama mama deh. Ayo Abel suka menu yang mana?" tanya Jessica saat mereka semua sedang memilih menu. 

"Abel pesan sop buntut aja Tan," jawab Abel dengan wajah berbinar. Semua itu tak luput dari pandangan Dion.

"Wah, selera Abel sama kaya Om Dion. Ya kan Pa?" ucap Jessica sambil menatap keduanya. Ucapan Jessica barusan membuat jantung Andhira terasa berdegup kencang. Ia tidak ingin jika Dion mengetahui jika Abel adalah anaknya. Semua yang disukai Abel hampir sama dengan kebiasaan Dion. Tentu saja Andhira hafal, karena Dion adalah kekasihnya yang sudah sangat dekat. Dulu mereka janji untuk tetap saling bersama, namun kenyataannya Dion pergi meninggalkan Andhira tanpa kabar. 

"Iya Abel, Om juga suka sop buntut loh." Kali ini Dion berusaha untuk mengakrabi Abel. Membuat Andhira semakin tak karuan. 

"Oh ya Mbak Dira, btw kemana papa nya Abel. Kok nggak ikut makan siang juga?" tanya Jessica karena melihat hanya ada mereka berdua.

Andhira merasa napasnya tercekat di tenggorokan saat mendapat pertanyaan seperti itu dari Jessica. Hal yang paling dihindari saat berkumpul dengan orang lain. Yaitu tentang papa Abel. Dion menatap datar pada Andhira dan tentu saja menunggu jawaban dari bibir wanita yang dulu pernah menjadi kekasihnya itu. 

"Papa Abel lagi kerja Tan, jadi Papa nggak ikut. Papa kerja nya jauh banget jadi jarang pulang." Abel langsung menyambar pertanyaan dari Jessica. Membuat Andhira sedikit bernapas lega. Dion hanya diam tanpa ekspresi. Ada gurat kekecewaan yang tersirat pada wajahnya saat mendengar jawaban Abel. Entah apa yang dia pikirkan, hanya Dion yang tahu. 

"Wah, pintar ya Abel. Kerja dimana Mbak suaminya?" tanya Jessica lagi. Mereka berbicara sambil menunggu pesanan datang. Bersamaan dengan itu, ponsel Andhira berdering. Pertanda ada panggilan masuk di ponselnya. Kemudian Andhira pamit berdiri untuk mengangkat telepon. 

"Maaf Mbak, saya jawab telepon ini dulu

Nanti saya kembali lagi." Andhira pamit untuk mengangkat telepon. Tidak mungkin ia mengangkat di situ karena tidak leluasa untuk berbicara. Apalagi ada sepasang sorot mata tajam yang menatapnya sejak tadi namun Andhira tidak menatap sedikitpun pada Dion. 

"Ya Mbak silahkan!" jawab Jessica. 

"Sayang, kamu duduk di sini dulu ya?" pinta Andhira kemudian meninggalkan tempat itu dan segera menelpon balik nomor yang memanggilnya. Karena Andhira kelamaan mengangkat teleponnya. 

Setelah itu Andhira menelpon. Ternyata Jeni yang melapor jika ada banyak pesanan hari ini dan minta izin apakah dia harus menerima pesanan itu. 

"Apa mereka sabar menunggu?" tanya Andhira pada Jeni. 

"Katanya sabar kok Mbak. Mereka mau menunggu sampai Mbak bisa," jawab Jeni dari seberang telepon. 

"Ya udah kamu terima dan jangan lupa kamu catat yang lengkap. Biar nggak lupa. Oke?" ucap Andhira memberi perintah pada Jeni. Setelah itu Andhira mematikan ponselnya. Andhira menjauh dari tempat meja makan mereka tadi. Saat Andhira ingin kembali betapa terkejutnya Andhira saat melihat tangannya ditarik oleh seseorang yang saat ini sangat ia hindari. 

"Lepasin!" pekik Andhira pada orang tersebut, yang tak lain adalah Dion. Dion mengikuti Andhira dengan alasan pada Jessica ingin ke toilet. Andhira berusaha untuk melepas cengkraman tangan Dion namun tangannya tidak kuat untuk melepas tangan kekar Dion. 

 

Dion hanya diam dan menarik tangan Andhira menuju ke suatu tempat. Jalan menuju toilet, membuat Andhira sangat takut dengan Dion yang tampak menyeramkan. 

"Lepasin aku bilang!" pekik Andhira yang merasa takut dengan apa yang akan dilakukan pada oleh Dion saat ini. Ternyata Dion membawanya ke sudut Mall yang tampak sepi tidak ada orang lewat. Tempat itu dekat dengan toilet sehingga tidak ada yang bisa melihat jika ada mereka di situ. 

Dion melepaskan cengkraman tangannya pada tangan Andhira. Kemudian Dion melangkah maju sehingga membuat Andhira mundur untuk menghindar dari Dion. Jujur Andhira sangat takut dengan situasi yang tidak menyenangkan saat ini. 

Andhira sudah berhenti karena tubuhnya sudah menempel di tembok. Sehingga Dion mengungkung tubuh Andhira sehingga Andhira tidak bisa bergerak sama sekali. 

Tatapan mereka bertemu, membuat jantung Andhira berdegup kencang. Rasa itu ternyata masih sama dengan 5 tahun yang lalu saat kisah dirinya dan Dion baru dimulai. 

Cup. 

Dion langsung mengecup bibir Andhira yang hanya berjarak beberapa senti saja.