webnovel

Hari terakhir di paris

"hallo tante, ada apa?" jawab Arumi mengangkat telepon dari tante Iren. "besok kalian akan pulangkan" sahut tante Iren. 

"iya kami akan pulang" "maaf tante lama tidak menghubungimu karena tidak mau menganggu" Tante Iren sengaja untuk tidak menelpon agar Arumi dan Dafa bisa menikmati honeymoon mereka dengan baik.

"Arumi kamu bisa menghidupkan Speaker, aku ingin bilang sesuatu ke kalian berdua" tante Iren menyuruh Arumi. Dengan Isyarat Arumi memanggil Dafa untuk duduk bersama dengannya mendengarkan suara tante Iren "tante Iren telepon" bisiknya pelan. 

"sudah tante" 

"Arumi, Dafa tante tidak sabar nimang cucu, tante harap kalian semangat ya buat cucu untuk tante" Arumi dan Dafa saling berpandangan 

"tante, kami masih muda mau lulus kuliah dulu, anak itu urusan nanti" jawab Arumi yang sedikit malu dengan yang dikatakan tante Iren. 

"ah.. pokoknya tante mau cucu secepatnya" keluh tante Iren pada mereka. 

"udah ah tante Iren teleponnya besok aja, bye" Arumi mematikan telepon 

"dasar anak itu matikan telepon sebelum tante ngomong lagi" tante Iren menggelengkan kepalanya. 

"Maaf Dafa, tanteku memang begitu suka ceplas ceplos bicaranya" Arumi bicara sangat canggung. 

"tidak apa-apa, benar kata tantemu kita datang kesini untuk bulan madu seperti layaknya suami istri" jawab Dafa melihatnya sorot matanya membuat Arumi terasa di intimidasi. 

"jangan melihatku seperti itu" ucap Arumi pada Dafa. 

"kamu pasti ingin melakukan hal itukan seperti kebanyakan suami istri lainnya yang baru menikah?" Tanya Dafa pada Arumi

"tidak kok.. aku tidak terlalu menginginkan hal itu" jawab arumi yang semakin gugup. 

"sungguh, tidak mau" Dafa menekan kata tidak mau untuk membuat Arumi mengatakan sebenarnya. 

"hahaha, apa sih Dafa, sudahlah lebih baik tidur sekarang besok kita akan berangkat pagi" Arumi merasa aneh dengan pembicaraan itu. Arumi berjalan ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci wajahnya sebelum tidur di wastafel lalu kembali ke kamar " Ia melihat Dafa yang tertidur diatas ranjang dibaringkannya juga tubuhnya di ranjang membelakangi Dafa.

Baru juga Arumi ingin menutup matanya tangan kekar dan besar memeluk dirinya dari belakang Arumi membuka matanya tanpa menoleh dirasakannya Nafas Dafa didekat lehernya. "maaf Arumi aku tidak bisa melakukannya dengan mu" suara lirih Dafa terdengar jelas ditelinganya. Arumi mengelus punggung tangan Dafa. "tidak apa, kita adalah teman, begini juga cukup sekarang ayo tidur. " Arumi mengangkat tangan Dafa dari perutnya dan membalikan badan menghadap Dafa mereka sekarang sedang berpandangan. 

Arumi mengelus wajah Dafa dengan lembut dan mereka berdua tersenyum. "terima kasih sudah temani aku jalan-jalan diparis Dafa" ucap Arumi. "terimakasih juga kamu sudah mengerti aku" jawab Dafa pada Arumi dengan hati yang tenang. Seseorang gadis dihadapannya ini begitu membuatnya merasa lebih tenang dalam menghadapi hal-hal yang menurutnya berat untuk dilakukan setelah dirinya menikah. 

Mereka tidur saling berhadapan dua minggu liburan mereka sudah berlalu hari ini mereka akan pulang. Yang awalnya mereka bertengkar kini menjadi akur walau hanya sebatas teman dan hanya mereka yang tau sejauh mana hubungan mereka. 

Airport 

"siapa yang jemput" Tanya Dafa pada Arumi. 

"kata tante Iren, Pak Delta akan jemput dengan pengawal" 

"itu disana mereka" Arumi dan Dafa menghampiri Pak Delta dengan sigap para Pengawal mengambil bara bawaan mereka. "silahkan masuk tuan dan Nyonya" Pak Delta membuka mobil mewah itu. "terimakasih" ucap Arumi. 

"Pak kita mau kemana kok beda Arah sih" ucap Arumi yang menyadari bahwa jalan yang dilalui berbeda bukan menuju rumahnya. "kalian sudah pindah ke Apartemen mewah milik Pak Purnomo". "secepat itu pindah, menyebalkan aku belum bertemu si Kembar" ucap Arumi cemberut. "kata Nyonya Iren kalian diundang makan malam nanti jam 7" ucap pak Delta. "oke, sekarang aku jadi tamu dirumahku sendiri" Arumi kesal. 

"kalian sudah sampai kamarnya ada dilantai 5 nomor X dan ini adalah kartu untuk masuk ke kamar kalian dan ini kunci mobil nanti Pak Purnomo juga akan makan bersama jangan telat datang, permisi" ucap Pak Delta meninggalkan mereka didepan Apertemen yang sangat mewah dan luas itu. 

"uh capek" Keluh Arumi sampainya diapartement mereka berdua. 

***

" Arumi, apakabar" ucap tante Iren girang mereka berdua berpelukan. 

"baik tante" 

"tante, apa ada oleh-oleh buat kami" Lala dan Lulu datang memeluk Arumi. "ada dong pastinya nih buat kalian" Arumi menyodorkan dua kotak oleh-oleh kepada keponakannya.

"Dafa ayo masuk kita makan bersama ada Kakek Arumi di dalam" ajak tante Iren pada mereka. 

"bagaimana liburan kalian" ucap kakek Purnomo memecah keheningan sambil menyantap makanan didepan mereka. "menyenangkan kakek" ucap Arumi. 

"em, bagus kalau gitu" 

"Dafa, saya harap kamu dapat menjaga Arumi dengan baik" ucap kakek Purnomo memberikan Nasihat kepada Dafa. Ia hanya mengangguk tanda setuju. 

"kakek sudah tua, kakek harap bisa melihat cucu kakek dari pernikahan kalian sebelum meninggal" lanjutnya Arumi dan Dafa gugup dan saling berpandangan. "tenang Ayah, mereka pasti akan segera beri cucu buat Ayah" tante Arumi tertawa menggoda mereka. Dafa dan Arumi hanya tersenyum canggung. 

"tante hari ini aku nginap disini ya" ucap Arumi bersikap manja. "gak bisa kamar kamu sudah dibersihin, buat sepupumu yang datang dari Amerika. 

"bohong, itukan kamar punyaku masa karena aku nikah diberikan padanya" arumi jadi kesal. 

"hahaha, tante bercanda, disini banyak kamar kosong dia bakal tidur disebelah kamarmu" ucap tante Iren. 

"pulang hari ini, Dafa pasti lebih suka jika tidur ditempat baru kalian" 

"ya, baiklah, kami pamit tante" mereka pulang menggunakan mobil menuju tempat tinggal mereka sendiri. 

"kamu sedih ya pisah dari keluargamu" Dafa melihat Arumi yang dari mereka pulang terlihat murung. 

"begitulah, gak terasa aku bakal tinggal terpisah" jawabnya menghela nafas. 

"kamu masih bisa mampir kesanakan, jadi jangan sedih" Dafa menghibur dirinya.

***

Arumi masih tidak percaya bahwa dia akan tinggal hanya berdua dengan Dafa disebuah apartemen yang cukup besar itu. Dengan dua kamar didalam nya. Dari awal masuk disana Dafa memutuskan untuk tidur disebelah kamar Arumi. Mereka akan tidur terpisah itu sangat miris untuk sepasang suami istri yang baru menikah. 

"Arumi kamu sudah tidur" Dafa memanggil Arumi dari kamar sebelah mereka sama-sama berbaring. 

"belum, ada apa?" Tanya Arumi menoleh kearah tembok yang memisahkan mereka. 

"tidak apa-apa" obrolan mereka berakhir seperti itu. Arumi berkutat pada pikirannya sendiri sama halnya dengan Dafa. Dia ingin sekali pergi malam itu untuk menemui Clara tapi dia tidak bisa meninggalkan Arumi sendirian di Apartemen setelah dia berjanji untuk menjaga Arumi.