webnovel

1 – Target Locked

"Kau yakin tentang ini, Zee?" tanya Kyle sembari menyugar rambut pirangnya. "Pria itu sepertinya bukan pria biasa. Aku tak bisa menemukan apa pun tentang masa lalunya."

Zoey meraih gunting di meja, lalu meraup rambut sepunggungnya ke depan dan mengguntingnya asal.

"Jika dia hanya pria biasa, tak mungkin dia bisa menjadi kunci kebebasanku," balas Zoey.

"Kau harus berhati-hati," pesan Kyle, sahabatnya.

Zoey mengerdip. "Jangan khawatir. Kau tahu aku. Aku bahkan bisa kabur dari puluhan penjaga yang mengawal sangkar emasku." Zoey tersenyum bangga.

"Jangan senang dulu," tukas Kyle. "Kita tak punya data apa pun tentang pria itu."

"Justru itu bagus," sahut Zoey santai. "Jika dia bisa menyembunyikan dirinya sebaik itu, maka dia juga bisa menyembunyikanku dengan baik."

"Tapi, itu berarti, kita tak tahu kekuatan dan kelemahannya, Zee," Kyle mengingatkannya.

"Aku akan mencari tahu itu sendiri," sahut Zoey santai. Dia sudah selesai memotong rambutnya dan melemparkan gunting di tangannya dengan asal. Zoey berdiri dari kursinya dan menghampiri cermin di samping pintu kamar mandi untuk mengecek rambutnya.

Rambut panjangnya yang indah sudah berganti menjadi rambut pendek sebahu yang berantakan. Perfect.

"Malam ini aku akan datang padanya. Pastikan posisinya nanti malam," Zoey berkata.

"Dia adalah pengawal sekaligus asisten pribadi Rainey Hariandy dari HY Group. Setidaknya kita bisa menilai kemampuannya dari pekerjaannya saat ini," beber Kyle.

"I got it," balas Zoey santai.

"Jangan bermain-main, Zoey," ucap Kyle penuh peringatan.

Zoey mendengus geli. "Kyle, apa kau lupa, aku menipu semua orang seumur hidupku. Tak ada seorang pun yang tidak tertipu olehku. Kau juga … dulu tertipu, kan?"

Kyle menghela napas. "Baiklah. Jadi, Bocah SMP …"

"SMA," protes Zoey.

"Kau lebih cocok menjadi bocah SMP, Zee," Kyle berkeras.

Zoey mendesis kesal.

"Wajah polos dan imutmu itu benar-benar senjata yang mengerikan," dengus Kyle.

Zoey tersenyum miring. "Aku bahkan pernah bertemu dengan gadis yang berwajah ramah dan baik, tapi dia juga seorang monster sepertiku."

"Tapi, aku tak yakin dia bahkan tahu jika kau adalah monster sepertinya," sebut Kyle.

Zoey tersenyum seimut mungkin. "Tentu saja. Aku seimut ini, siapa yang akan percaya apa saja yang kulakukan dengan tanganku ini?"

Kyle lagi-lagi menghela napas. "Lebih baik kau istirahat dulu. Aku akan menyiapkan semua untuk pertemuan pertamamu dengan pangeran berkudamu nanti malam."

"Pangeran berkuda, eh?" Zoey tersenyum lebar. "Aku suka mendengarnya."

Kyle hanya geleng-geleng kepala sembari duduk di kursi yang tadi ditinggalkan Zoey dan mulai sibuk dengan laptopnya. Sementara, Zoey kembali mengecek penampilannya di cermin.

Dengan tinggi yang hanya sekitar seratus lima puluhan, ini sangat menguntungkan Zoey. Semua orang selalu berpikir jika dia anak kecil yang tak tahu apa-apa, tanpa menyadari bahwa Zoey bisa dengan mudah merenggut nyawa mereka.

Well, well, bukankah ada pepatah yang mengatakan untuk tidak menilai hanya dari cover-nya? Jika ada yang tertipu oleh Zoey, itu bukan salah Zoey. Zoey tak pernah salah. Dan semua orang selalu percaya itu.

Bahkan meski Zoey membunuh orang pun, tak akan ada satu orang pun yang menunjuk Zoey sebagai pelakunya. Orang-orang bodoh yang tinggal di dunia yang bodoh. Mereka tak lebih hanya mainan bagi Zoey. Zoey bisa mempermainkan mereka semau Zoey.

Zoey suka taman bermainnya ini. Dan dia akan segera mendapat mainan baru. Ah, Zoey tidak seharusnya menyebutnya seperti itu. Seperti yang dikatakan Kyle, dia adalah pangeran berkuda.

Dia adalah kunci kebebasan Zoey. Noah.

***