webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
56 Chs

Liburan Mendebarkan

Banyak pengunjung berdatangan di sana, membuat antrean penuh sesak. Mereka dengan sabar, menunggu saat tiba giliran. Sebuah kabut misterius, tiba-tiba muncul menutupi, pandangan mereka. Anehnya, ketika kabut itu menghilang, antrean di belakang mereka mendadak kosong. Bahkan kini hanya ada mereka berdelapan.

"Hey, orang-orang di belakang kita kapan perginya? Dua puluh menit yang lalu mereka masih ada di belakangku" tegur Kabil Hanan keheranan.

Zack mendengar suara langkah kaki seseorang, melangkah mendekat. Kedelapan orang ini, saling memandang satu sama lain. Orang itu mengaku, sebagai salah satu karyawan, yang melayani wahana khususnya Kereta air pantai buatan. Tunggu!! awalnya, tidak ada satu pun pekerja di sana yang menyebutkan, adanya Kereta Air.

Begitu naik ke wahana Kereta air pantai buatan, mereka mulai bingung karena, orang sebelum mereka, sudah meluncur dengan menggunakan ban tetapi mengapa...di depan mereka sekarang, malah terlihat sebuah Kereta? Ya, wujudnya terlihat seperti kereta, akan tetapi bagian bawahnya mirip dengan sebuah perahu.

"Wah, ada cara baru menikmati wahana ini rupanya. Sejak kapan?" tanya Casandra Huibert sangat berminat. Apa lagi, setelah peristiwa kabut misterius extreme slides terlihat lebih lebar dan sangat luas.

"Ini hanya diberikan kepada pengunjung, dengan label khusus. Terima kasih, atas kepercayaan Anda, kepada bisnis hiburan kami Tuan Theodor Rulf," kata pengawas wahana tersebut sambil membungkuk memberi hormat.

Mereka merasa tertantang akhirnya memutuskan naik ke atas kereta perahu tersebut. Dalam perjalanan mereka meluncur ke extreme slides, meluncur dengan sangat cepat dari tempat tinggi...ke tempat yang rendah. Kereta perahu tiba-tiba terhenti!

Bergerak ke depan dan ke belakang, seolah akan terjun bebas tanpa kendali. Langit yang cerah, tiba-tiba saja menjadi mendung, lama kelamaan gelap gulita mendominasi!! Mereka terkejut ketika...suara petir menggelegar di langit.

Bahkan kilatan petirnya seolah, akan menyambar kedelapan orang tersebut. Mereka berteriak histeris untungnya, kereta kapal itu bergerak kembali, melaju berkelak kelok tak tentu arah. Teriakan ketakutan mereka kini menjadi teriakan orang yang penuh kepuasan akan petualangan luar biasa ini.

Apakah tempat ini ada visual dan Audio efek?! tetapi, bukankah ini wahana Out door?

Byuuuuuuuuur!!

Suara kereta perahu mereka, ketika terbang lalu jatuh ke permukaan air.

Mereka merasakan percikan air menyembur, ke seluruh tubuh mereka. Arletha menyeka pipinya yang basah. Ketika kilatan petir menggelegar..., dia dapat melihat dengan jelas ada noda darah, ditangannya.

Arletha berteriak ketakutan sambil menunjukkan telapak tangannya pada Berta disampingnya. Lucas berteriak meminta perhatian dari seluruh temannya untuk memerhatikan, warna air pantai buatan itu.

Merah!! Perlahan, seluruh warna air pantai buatan tersebut, semerah darah!! Ombak besar muncul bergulung-gulung mendatangi kereta perahu, membuat guncangan hebat hingga kereta itu terguling menyebabkan para penumpang tercebur ke dalam pantai buatan.

Kabil berhasil menggapai kereta perahu membantu teman-temannya merapat dengannya. Kembali ombak besar muncul tetapi, mata Kabil menangkap ada sesuatu di dalam ombak tersebut. Matanya mencoba untuk fokus pada benda hitam, yang dia lihat.

Kabil berteriak begitu ombaknya semakin mendekat kepadanya, melihat sebuah tangan muncul dari dalam ombak, meraih tubuhnya dengan kuat.

Ke delapan manusia itu melihat hantu tersebut berjumlah delapan, dengan wajah dan wujud yang sama. Menarik tubuh mereka semua, masuk ke dalam gulungan ombak yang sangat tinggi. Begitu ombaknya menghilang, kedelapan manusia itu raib.

Sementara di dimensi lain, Lucas Kelf, Kabil Hanan, Theodor Rulf, Zack Amstrong, Arletha Beam, Nauctha Jemma, Berta Staley dan Casandra Huibert pingsan, tenggelam ke dasar Water Park. Air semerah darah ini, berangsur-angsur menjadi sangat jernih, semakin lama, semakin terkuras habis.

Hingga mereka terkapar di atas tanah, dalam keadaan tubuh yang basah kuyup. Tak lama kemudian Nauctha terbangun dan melihat pemandangan yang jauh berbeda.

Apa mungkin dirinya sedang bermimpi? Nauctha berdiri dan mengguncang-guncangkan tubuh Theo. Pria itu membuka kedua matanya, sambil terbatuk-batuk. Maka, mereka bergiliran membangunkan semua orang.

"Guys...,kita di mana?" lirih Zack menoleh ke tempat asing yang mereka pijaki.

"Sial!! Kita tidak membawa ponsel satu pun!!" umpat Lucas meninju udara.

"Lihat bukit di atas sana!!" seru Berta sambil menunjuk ke arah Selatan. Semua orang menoleh atas arahan Berta.

"Motel K-Rosel...? tunggu. Itu nama yang tidak asing di telingaku. K-Rosel..., sepertinya dua minggu yang lalu, Kakak sepupuku pernah mengatakan Hotel Trans-Tante dua belas tahun yang lalu, hanyalah sebuah Motel kecil bernama Motel K-Rosel. Jadi, artinya ini di daerah dekat Winter Water Park tepatnya di kota kelahiran kita, Alustra bukan?!"

"Imajinasimu sungguh luar biasa. Maksudmu, kita sedang terlempar ke masa dua belas tahun yang lalu? Kita tidak sedang bermain film drama fantasi. Berpikirlah realistis...," potong Nauctha menyudahi drama fantasi yang baru saja di mulai oleh sahabat baiknya Berta.

"Jadi masuk akal kalau kita mengingat terakhir kali sebelum kita pingsan dan terdampar di tempat asing ini. Bukannya kita ada di Winter Water Park? Dan kita semua ditarik paksa oleh hantu masuk ke dalam gulungan ombak? Jadi bukankah ini aneh? Sekarang bahkan kita tidak lagi mengenali tempat ini" desis Arletha bergidik ngeri.

"Masalahnya bagaimana cara kita kembali ke masa kita? Sampai kapan kita harus berada di sini?" omel Theo sambil mengusap rambutnya kasar.

Tap

Tap tap

Perhatian mereka teralihkan ketika mendengar suara kaki seseorang, yang sedang berlari. Seorang Wanita, membawa sebuah tas yang bergelantungan di pergelangan tangan kirinya. Seperti sedang ketakutan karena dikejar seseorang. Lucas berinisiatif untuk berlari menghampiri Wanita itu sekadar untuk bertanya.

"Hey, Nona, bisakah kau memberi tahu kami di mana kami berada?" tanya Lucas menyamakan langkah.

Dor!!

Suara letusan senjata tiba-tiba berkumandang. Wanita itu bahkan sama sekali tak menoleh ke arah Lucas, dia justru memerhatikan arah suara letusan tembakan. Dengan napas memburu, Wanita ini menutup kedua telinganya sambil berlari lebih kencang dari sebelumnya.

"Apa yang terjadi padanya? Jika dia butuh pertolongan bukankah dia bisa mengadukannya pada kita?" gerutu Lucas ketika ketujuh sahabatnya menghampiri.

Drap drap!!

Drap drap!!

Lucas dan kawan-kawan diam terpaku begitu melihat belasan Pria berseragam serba hitam, dengan sebuah senjata api laras panjang, di masing-masing tangan mereka. Ketegangan memuncak bersamaan dengan tiga orang terdepan membidikkan senapan itu, ke arah Lucas!!

Dor!!

Dor dor!!

Peluru mereka menembus tubuh Lucas. Pria bernama Lucas Kelf menegang seketika!! Matanya terbelalak lebar menyadari beberapa peluru telah menembus tubuhnya.

Bruk!!

Perhatian Lucas teralihkan sejenak ke arah belakang. dia mencari asal suara benda terjatuh. Bukan!! Itu bukan benda, tetapi manusia yang jatuh bersimbah darah!! Wanita yang diajak Lucas bicara tadi, mati ditembak. Lucas meraba dadanya, tak ada luka yang menyakitkan sama sekali di tubuhnya.

Drap drap!!

Suara derapan langkah kaki para penembak misterius itu semakin mendekat ke arah Lucas. Sebelum Lucas sempat berbalik, para penembak misterius tersebut berlari menembus tubuh Lucas.

"Target QR5 dihancurkan" kata salah satu dari mereka berbicara dengan seseorang melalui walkie talkie. Perintah mencari target baru pun diberikan akhirnya, mereka beranjak pergi, meninggalkan se onggok jazad dihadapan Lucas dan kawan-kawan.

"Ha ha ha Hoy..., apa kalian melihat sesuatu mencurigakan? candid camera misalnya? Kita pasti sedang dikerjai seseorang demi suksesnya acara ulang tahun Theo" geram Lucas pada semua orang.

"Aku pun berharap ini hanya lelucon menyebalkan dari seseorang. tetapi tidak mungkin Lucas, bagaimana bisa kita menjelaskan bahwa..., air berbau amis berwarna semerah darah, makhluk aneh yang menyeret kita ke dalam ombak di Winter Water Park sampai kita semua, terdampar di sini, hingga tubuhmu yang tembus peluru, dan juga orang-orang ditempat ini, tidak menyadari kehadiran kita semua adalah sebuah lelucon. Apa kau bisa menjelaskannya secara detail?" sanggah Theo mulai memucat.

"Apa kita harus mengikuti ke mana mereka pergi? Haruskah?" tanya Nauctha memberi kode para Pria misterius, akan menghilang dibalik gedung bertingkat. Belum sempat mereka berdiskusi, ada suara pergerakan dari arah belakang mereka.

Theo dan kawan-kawan menoleh, menatap horor mayat Wanita yang sedang bergerak perlahan. Mereka mundur beberapa jengkal, dari sang mayat berdiri. Tiba-tiba seseorang keluar dari dalam Motel K-Rosel menghampiri mayat Wanita tersebut.

"Untung saja kita sudah mempersiapkan cadangan tipuan. Paling tidak, trikmu menyelamatkan nyawaku dan keluargaku. Terima kasih Hugho" kata Wanita itu sambil mengambil kantung plastik dari dalam bajunya.

Eh, itu kantung darah bukan? Jadi Wanita ini membuat seolah dia benar-benar tertembak mati karena kehilangan banyak darah?!

"Kita harus cepat-cepat berpindah Zerra, tempat ini tidak aman bagi kita semua. Nasib yang lainnya juga tidak menentu" Hugho mengingatkan. Zerra dan Hugho berjalan tiga langkah tetapi mereka berhenti melangkah.

"Hugho..., kantung darahnya tadi terasa panas sebelum ku lempar" kata Zerra. Hugho membelalakkan mata menatap Zerra yang baru sadar akan sesuatu!! Itu bukan peluru biasa. Mereka menoleh ke arah kantung darah yang tertembus peluru, dan tiba-tiba ledakan besar terjadi!!

"Aaaaaah!!" teriak Zack dan kawan-kawan terkejut sambil berjongkok menutup wajah mereka dengan lengan masing-masing.

Perlahan mereka semua membuka mata. Syukurlah mereka sudah kembali ke tempat terakhir mereka sempat pingsan tadi. Sesak, tak tahan lagi menahan napas di dalam air. Mereka berlomba-lomba menyembul menuju ke permukaan air. Paru-paru mereka menjerit meminta lebih banyak oksigen.

Di sela deru napas mereka yang tersengal-sengal, mata mereka menangkap sosok Wanita yang kepalanya berlumuran darah hingga menetes ke wajah sebelah kiri.

Terlihat sorot mata sendu penuh pengharapan ketika bertatapan langsung dengan hantu ini. Perlahan..., suasana gelap karena mendung berubah menjadi cerah kembali.

Arletha dan kawan-kawan juga mulai mendengar suara riuh para pengunjung Winter Water Park. Ke delapan orang itu menoleh, memutar tubuh mereka searah jarum jam menyorot seluruh pengunjung di sana.

Mereka mundur ke belakang perlahan, lalu tubuh mereka saling membentur satu sama lain. Ekspresi mereka antara syok, bingung sekaligus lega.

Theo memberi isyarat untuk seluruh temannya segera keluar dari wahana pantai buatan itu. Mereka kompak, berkumpul di satu gazebo duduk saling berhadapan.

"Theo, kau baik-baik saja?" tanya Nauctha mulai khawatir melihat kekasihnya hanya diam tanpa kata.

"Mungkin ini akan terdengar gila. Guys, aku baru mengingat salah satu sudut dari Motel K-Rosel, pernah muncul dalam mimpiku" kata Theo berharap semua orang mempercayainya.

"Hal tidak masuk akal, kau tambahi dengan adegan dalam bunga tidurmu? Ayolah, jangan memperkeruh suasana dengan menambahi bumbu ke dalam masakan yang sudah telanjur rusak cita rasanya," keluh Zack sambil memijit pelipisnya dengan kedua ujung jemari.

"Ini bukan sekadar bunga tidur. Karena mimpi buruk yang terusmenerus ku alami, sampai-sampai aku harus menggunakan jasa Psikiater. Kau pikir dengan pengalaman seburuk itu, aku sempat mengarang cerita?!" protes Theo mulai meradang.

"Tunggu. Kau tidak pernah menceritakan sedikitpun tentang gangguan tidurmu Theo" tegur Nauctha kecewa berat.