webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Waktunya Untuk Serius

Orion diam beberapa saat, dia sudah melihat bahwa kekuatan pihak lawan adalah 3 kali lebih besar dari dirinya. Namun itu tidak mengganggunya, dia masih yakin dengan kekuatannya sendiri dan teman-temannya juga ikut bergabung.

Orion melihat status teman-temannya sendiri, kekuatan mereka berkisar di angka 4.000-5.000. Dia sendiri juga yakin pada teman-temannya, dia yang paling tahu batas kemampuan mereka.

"Teman-teman, aku percaya pada kalian" Dia melihat ke mereka bertiga dengan senyum tipisnya yang khas.

"....." Mereka terdiam sesaat lalu tersenyum pada Orion, di hati mereka terus tersirat keinginan untuk menjawab rasa percaya itu.

"Sebagai kemurahan hati, aku mengizinkan kalian maju lebih dulu" Rover berkata.

"Wah, baik sekali" Jawab Orion, dia mengambil kesempatan sesaat itu untuk kembali melihat skill yang dia miliki untuk bertarung.

Skill-skill yang dia dapatkan 2 tahun belakangan, sesekali dia merasa sangat menyedihkan karena hanya memiliki skill yang terbilang lemah namun dia sudah memiliki tujuan dan itu tidak akan berubah.

.

1.[Maha mengetahui]: Skill yang dapat menganalisi apapun yang di kehendaki dalam radius 5 meter dengan tingkat keberhasilan 100%.

Tingkat: -

2. [Terra wall]: menciptakan dinding dari tanah, ketebalan dan ketahanan dinding tergantung dari kekuatan sihir dan fokus pengguna.

Tingkat: 2 (0/100)

3. [Discovery]: Bisa menemukan atau merasakan energi sihir sesuatu dalam jarak pandang

Tingkat: 2 (100/150)

4. [Pelontar api] : Melemparkan semburan api yang cepat dan kuat. Memiliki daya ledak yang kecil, jangkauan yang lumayan jauh dan kecepatan yang lumayan tinggi.

Tingkat: 3 (50/300)

5. [Wind slap]: menggunakan hembusan angin kuat yang muncul dari ayunan tangan pengguna, yang mampu menghempaskan apapun. Selama kekuatan sihir pengguna cukup besar.

Tingkat: 3 (0/300)

6. [Blindness]: Mengeluarkan cahaya terang dalam ruang lingkup yang kecil dan meyebabkan kebutaan sesaat bagi yang melihatnya selama beberapa detik.

Tingkat: 1 (0/ 50)

7. [One strike]: Setiap pukulan yang di tujukan untuk menyerang perut, akan menimbulkan efek yang lebih kuat dari pukulan ke area lainnya.

Tingkat: 3 (100/300)

.

'Dari 7 skill ku, 5 darinya bisa digunakan dalam pertarungan'

"Kalian terlalu lama" Rover berkata.

Rover tidak memasang kuda-kuda, tak ada ekspresi apapun di matanya. Dia melesat dengan cepat dan mengayunkan pedangnya kearah Orion, Orion yang mampu bereaksi mengayunkan pedangnya dan terjadi benturan keras.

TENG

"Apanya yang murah hati!!!" Orion berkata, dia sedikit kesal dengan sifat Rover yang ambigu.

Orion menahan serangan Rover, Zealot melihat kesempatan dan menyerang menggunakan katana nya. Rover langsung menjauh, Kiana menembak dengan kedua pistol nya yang berpeluru elemen angin dan api. Rover menepis serangan itu, Zealot bersama Kiara melesat ke arah Rover.

"Kiara, Zee. Tutup mata kalian" Orion memperingati dan mengulurkan tangan ke depan Orion mengeluarkan skill [Blindness], sebuah bola cahaya tercipta di atas telapak tangan Orion, Orion melempar itu ke arah Rover.

Bola cahaya itu meledakkan cahaya yang menyilaukan. Zealot dan Kiara menutup mata sedangkan Rover terkena ledakan cahaya tersebut, Orion langsung menebas ke arah Rover.

Rover yang merasakan hawa keberadaan Orion menangkis serangan Orion dengan pedangnya, Zealot melihat kesempatan dan langsung menebas tangan Rover yang memegang pedangnya, tangannya putus tapi tidak mengeluarkan darah. Mereka bertiga langsung mundur.

"Kerja bagus, Zee" Orion memukul bahu Zealot dengan pelan.

"Aku bisa melakukan itu berkat mu" Zealot menatap Orion.

"Jangan merasa bangga, manusia. Itu hanyalah keberuntungan dan itu adalah yang terakhir...." Rover telah lepas dari efek [Blindness], dia mengganti tangan untuk menggenggam pedangnya.

"Baiklah aku akan lebih serius sekarang..." Rover mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.

"Gerbang ke-2, terbuka" Rover bergumam dengan pelan.

Secara tiba-tiba, aura gelap pedang Rover menjalar ke tubuhnya dan membentuk sayap 1 sayap di punggung kanannya dan ada tanda hitam di sekitar mata kanannya, mata berubah warna menjadi merah dan biru.

"Berhati-hatilah, semuanya. Dia semakin berbahaya..." Orion berkata setelah merasakan kekuatan Rover yang meningkat pesat, dia memutuskan untuk melihat statusnya.

.

Nama: Rover

Level: ???

Tingkat kekuatan: 70.000

.

"Kiara" Kiana memanggilnya saudarinya.

"....." Kiara melihat ke arahnya, lalu mengangguk pelan.

Kiana mengacungkan 1 pistolnya ke arah Rover, di ujung pistol itu. Terkumpul udara yang membentuk pusaran bola udara yang cukup besar.

"[Aerolite]" Kiana menembakkan bola udara itu kearah Rover.

Bola udara itu melesat dengan cepat kearah Rover, Rover langsung bersiap untuk memotong bola udara itu. Namun sebelum sampai di jarak serangan Rover, bola itu meledak dan mengeluarkan hembusan udara yang menyebar ke segala arah.

Zealot mengarahkan jari telunjuknya ke iblis itu dan muncul percikan petir di ujung jarinya. Petir tipis menyambar dari ujung jari Zealot dan mengarah ke Rover, Orion melesat ke belakang Rover dan menyerang dengan skillnya.

'[Pelontar api]' Orion mengayunkan tangannya ke arah Rover diikuti oleh lidah api yang panas.

Rover yang menyadari bahwa dia akan diserang dari dua arah, mulai berputar dengan cepat sehingga menyebabkan tornado yang menutupi dirinya hingga melenyapkan skill Orion dan Zealot.

"[Rakurai]" Kiara melesat dengan cepat kearah Rover dan menebas perutnya, belati Kiara diselimuti oleh aliran listrik.

Serangan Kiara memang mengenai Rover, namun Rover sendiri tidak terlihat merasakan dampak apapun. Rover langsung menendang Kiara, Kiara terlempar ke arah dinding.

TAP

Orion menangkap tubuh Kiara, namun karena Kiara terlempar dengan keras. Maka itu memberikan dorongan yang besar pula, bahkan dengan Orion yang sudah menahannya.

BUM

Mereka menghantam dinding, Orion melindungi Kiara dari kemungkinan terburuk. Zealot sadar bahwa Orion dan Kiara membutuhkan waktu untuk kembali pulih, dia langsung mencoba membuat Rover sibuk dengan bantuan Kiana dari jauh.

"Kiara, kau baik-baik saja?" Orion melihat ke Kiara yang bersandar di tubuhnya.

"Ya....Terima kasih dan maaf, Orion" Kiara menggelengkan kepalanya.

"Tidak masalah, aku hanya mencoba membantu. Apa kepalamu baik-baik saja?" Orion memegang dahi Kiara.

"Ya, Kiara baik-baik saja. Bagaimana dengan Orion sendiri? Pasti sakit, ya?" Kiara berdiri.

"Ini hanya benturan kecil, ayo. Kita bantu Zee dan Kiana" Orion berdiri dan langsung membantu Zealot dengan menyerang Rover.

"Kiara, kau baik-baik saja?" Kiana berkata, Kiara mendekat ke Kiana.

"Ya, semua berkat Orion" Kiara mengangguk.

"Baguslah kalau begitu, apa kita akan lakukan sekarang saja?"

"Ketika Orion dan Zealot sudah terlihat kewalahan, maka kita akan melakukan cara itu" Kiara bersiap dengan belatinya.

"Baik, sekarang pergi bantu Orion dan Zee"

Kiara langsung pergi ke arah pertarungan itu, Orion dan Zealot tampak kesulitan mengimbangi kecepatan Rover. Meski mereka berhasil menahan serangan itu, tapi dorongan kekuatan memberikan mereka beban tersendiri.

"Hebat, kau bisa menahan dia sendirian dari tadi Zee" Orion berkata di sela-sela pertarungan.

"Pergerakkannya terganggu karena ada Kiana yang menyerang dari belakang, tadi" Zealot menahan tebasan yang diarahkan kepada dirinya.

TENG

Zealot kurang kuat menahan serangan itu dan terhempas kebelakang, Orion tahu bahwa dia tidak memiliki waktu untuk mengkhawatirkan orang lain. Dia harus fokus dengan apa yang ada di depannya, Orion kembali melemparkan semburan api kepada Rover.

Namun Rover berhasil merubah arah lintasan semburan itu ke samping, dia menendang Orion. Orion terlempar kebelakang, Kiara datang dan langsung menyerang Rover. Kiara tidak menyerang secara langsung, dia tahu bahwa perbedaan kekuatan mereka begitu besar.

Menyerang secara langsung dan dari jarak dekat adalah tindakan yang terlalu beresiko, karena itu dia menyerang sesekali sambil mengambil jarak dari Rover.

"Kiara!!!" Kiana berteriak dari belakang, Kiara mendengar itu sebagai sinyal.

Kiara langsung mendekat ke Rover, dengan belatinya yang di selimuti oleh aliran listrik. Belati dan pedang bertemu, menciptakan sedikit percikan api, hanya dalam sekejap Rover bisa membuat Kiara kesulitan.

Kiara melempar belatinya ke atas, Rover yang terlalu fokus ke senjata itu melihat ke atas. Kiara mengambil kesempatan itu untuk menyerang Rover dengan sihirnya, Rover basah karena Kiara menyerangnya dengan sihir air.

Kiara dengan cepat menyentuh genangan air di sekitar Rover, pada kedua tangannya muncul percikan-percikan listrik dan Kiara langsung memasukkan kedua tangannya ke dalam genangan air itu.

SRING

Dalam sekejap, Rover terserang oleh aliran listrik yang merambat melalui air di seluruh tubuh Rover. Kiara langsung melompat untuk mengambil belatinya itu dan di waktu yang sama Rover di hantam oleh bola api yang cukup besar.

Kiana menembakkan itu dari posisinya berada, Kiara yang ada di udara langsung kembali menyerang Rover yang ada di bawahnya.

BUK

Kiara terhempas dengan begitu keras dari tempat dia berada, Kiara terhempas hingga menghantam Kiana dan mereka berdua menghantam dinding dengan keras. Orion dan Zealot terkejut melihat itu, mereka berdua yakin bahwa serangan kombinasi Kiara dan kiana pasti membuat Rover terluka.

"Bagaimana mungkin? Serangan mereka kena, kan?" Zealot menatap Orion dengan tidak percaya.

"Ya, serangan mereka kena. Bahkan kena telak, tapi...." Orion mengacungkan pedangnya ke arah Rover.

"Apa rasa sakit berpengaruh kepada tubuh buatan seperti itu?" Orion berkata.

"Apa maksudmu, Orion?"

"Singkatnya, dia tidak menggunakan tubuh sungguhan. Itu hanyalah tubuh sesaat yang terbentuk oleh Mananya, rasa sakit, luka dan sebagainya tidak akan berpengaruh padanya" Orion menatap Rover dengan tajam.

"Wah, ternyata kau cukup cerdas. Untuk ukuran manusia" Rover melangkah dengan santai ke arah Orion dan Zealot.

"Zee, periksa keadaan mereka" Orion berkata, dia sama sekali tidak memalingkan pandangannya dari Rover.

"Baik" Zealot langsung menuju kearah Kiara dan Kiana yang masih terbaring.

TENG

Orion menahan serangan Rover yang tertuju kepada Zealot yang tepat berada di belakang Orion saat ini, Zealot tidak tahu bahwa dia akan di serang dari belakang.

"Jangan berhenti, pergi!!" Orion kesulitan menahan serangan yang berat itu.

"Kau juga cukup terampil dan hebat, untuk ukuran manusia" Rover mundur, Orion merasa cukup lega.

"Benarkah? Kau menilai terlalu cepat" Orion berkata, dia menancapkan pedangnya ke tanah.

"Terlalu cepat? Tidak, aku sudah melihat semuanya" Rover menggeleng.

"Belum..." Orion berkata.

"Kau belum melihat semuanya" Orion mengambil nafas panjang dan menghembuskannya.

Dalam sekejap, ekspresi Orion berubah menjadi dingin. Rover sedikit bergeming menyadari adanya perubahan pada Orion, namun dia tidak menemukan adanya peningkatan kekuatan atau yang lainnya.

"Waktunya untuk serius..." Orion mencabut kembali pedangnya, di tangan kirinya juga menggenggam belati.