webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Perseteruan Kecil

Orion dan Kiara berjalan dengan tangan yang saling menggenggam, Kiara masih memakan permen yang baru mereka beli. Dia terlihat sangat menikmati itu, Orion tentu senang melihat kekasihnya senang. Jalanan sedikit padat, karena memang biasanya begitu pada siang hari.

BUK

Tanpa disadari, Kiara menabrak seseorang. Hingga permen yang tadi di pegangnya itu, mengenai orang itu. Orion dan Kiara minta maaf kepada orang itu, seorang anak laki-laki. Dengan beberapa anak laki-laki lainnya yang bersamanya.

"Ah, pakaian ku kotor. Dan ini salah kalian, rakyat biasa" Orang itu berkata, Orion yang mendengar itu melihat orang itu dengan sedikit tajam.

"Apa yang kau lihat, rakyat biasa. Lihatlah pakaian ku, kotor" Laki-laki itu melihat ke bekas yang ada di bahu pakaiannya.

"Lalu, kau mau aku bagaimana? Mencucinya? Menggantinya?" Orion berkata.

"Mencucinya dengan air rakyat biasa hanya akan membuatnya semakin kotor dan kau pun pasti tidak bisa menggantinya" Laki-laki tersenyum merendahkan kepada Orion.

'Memang benar, kurasa aku tidak bisa mengganti pakaian itu. Dilihat dari mana pun, dia adalah anak bangsawan' Orion melihat ke anak itu.

"Lalu, apa permintaan maaf kami juga tidak pantas untuk mu?"

"Permintaan maaf tentu bisa di terima, tapi itu tidak akan mengembalikan pakaian ku seperti sebelumnya"

"Katakan saja, apa yang kau mau dari kami?"

"Ho, cara kau bicara sangat tidak sopan kepada bangsawan mu. Apa kau pernah sekolah? Sepertinya tidak, orang tua mu pasti sangat miskin hingga tidak bisa menyekolahkan mu. Hah, malang sekali" Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya, di ikuti oleh yang lainnya.

"….." Orion hanya diam.

"Ja-jangan menghina Orion" Kiara berkata, dia takut tapi juga marah.

"Ho…Kau membelanya, benar juga. Kenapa kau hanya diam saja? Ketika teman mu membela mu, apa alasan mu menabrak ku?" Laki-laki itu mendekat ke Kiara.

SRET

"Apa yang gadis kotor seperti mu inginkan dari ku? Katakan saja, uang, pakaian, ketenaran atau hal lainnya. Katakan saja…" Laki-laki itu mencengkeram kerah baju Kiana dan mengangkatnya sedikit.

"Tapi, kau cukup menarik" Laki-laki itu menambahkan.

"Hei, bisa kau berhenti" Orion berkata sambil melihat ke laki-laki itu.

Tatapan dingin di lontarkan ke laki-laki itu, rasa merinding dan keringat dingin mendadak mendatangi laki-laki itu. Dia tanpa sadar melepaskan Kiara, Orion maju mendekati laki-laki itu. Hingga dia berdiri tepat di depan anak itu.

"A-apa yang kau lakukan, menjauhlah dari ku!!" Anak itu mendorong Orion, namun Orion tidak bergeser sedikit pun.

"Apa kau memiliki masalah dengan ku?" Orion berkata.

"….." Anak itu hanya diam.

TAP

"Kami minta maaf, kita sama-sama tahu bahwa itu kecelakaan. Benar?" Orion berkata sambil menepuk kedua bahu anak itu, seperti menyingkirkan debu dari sana sambil menatap anak itu seperti sebelumnya.

"Y-ya, lebih baik kau berhati-hati. Kali ini masih ku maafkan" Anak menyingkirkan tangan Orion.

"Tentu saja, tapi. Jika kau melakukan itu lagi kepada gadis itu, tangan mu akan ku patahkan. Percayalah" Orion berkata.

Mereka semua kesal mendengar itu, harga diri mereka sebagai orang yang berkedudukan tinggi tercoret oleh ancaman Orion. Orion dan Kiara meninggalkan mereka, mereka melihat ke arah Orion dengan tatapan marah.

"Anak itu harus di beri pelajaran" Salah satu dari mereka mengejar Orion.

TAP

Anak itu memegang bahu Orion dan menariknya agar Orion melihat ke arahnya, Orion tertarik. Anak itu melayangkan pukulan ke Orion, Orion menghindar dengan mudah. Dia memajukan tubuhnya dan menghantam anak itu dengan bahunya, hingga anak itu terjatuh.

"Apa masalah mu?" Orion menatap anak yang terduduk itu dengan tatapan dinginnya.

"Hei, hei, hei…." Seseorang datang.

Seorang ksatria, dengan zirah putih datang ke arah mereka. Dia melihat ke Orion dan Kiara, lalu melihat ke anak-anak bangsawan itu sambil memberi hormat.

"Apa yang terjadi disini, tuan muda sekalian?" Tanya ksatria itu.

"Kau datang di waktu yang tepat, habisi anak itu" Kata anak yang pertama kali Orion ancam itu.

"Ta-tapi tuan muda" Ksatria itu terlihat ragu.

"Lakukan, kau pikir gaji mu datang dari mana" Anak itu kembali memerintah.

"….." Ksatria itu diam.

"Baik, tuan muda" Ksatria itu melihat ke sekitar, orang-orang mulai berkumpul.

Dia kembali ragu, karena jika dia menghajar anak itu. Orang-orang pasti memandang rendah dirinya, namun dia tidak memiliki pilihan.

"Diam saja di sana, nak. Lagipula, ini semua salah mu. Kau harusnya tidak melawan mereka, para bangsawan" Kata ksatria itu kepada Orion dengan pelan.

"….." Orion hanya diam.

Ksatria itu melayangkan pukulannya ke Orion, pukulan yang tepat ke arah kepala Orion. Orion menghindari itu, orang-orang terkejut. Ksatria itu kembali menyerang, namun kali ini Orion bisa menahan pukulan itu.

BUK

Orion menghantam zirah itu dengan pukulannya, ksatria itu terjatuh ke tanah dengan keras. Itu membuat orang-orang di sekitar tambah terkejut, khususnya anak-anak bangsawan itu.

"Diam saja di sana, lagipula. Ini semua salah mu. Kau harusnya tidak melawan ku" Orion berkata sambil melihat ke ksatria itu.

Ksatria itu berdiri, dia merasa di permalukan. Dia menghunuskan pedang yang ada di pinggangnya ke arah Orion, dia marah dan kesal. Orang-orang pun memprotes tindakan tidak terpuji itu.

"Diam, kalian tidak usah ikut campur!!!" Kata ksatria itu, terdengar jelas bahwa dia kesal.

"Kiara, bisa pegang ini" Orion menyerahkan sebuah bungkusan kepada Kiara.

"Orion…" Kiara tampak khawatir.

"Jangan khawatir, ini akan cepat" Orion melihat ke Kiara dengan senyumnya.

Orion sudah siap, dia akan menghadapi ksatria itu. Dia tidak ingin harga dirinya di rendahkan lebih jauh lagi, setelah dia menahan diri untuk beberapa saat.

"Berhenti"

Semua orang melihat ke sumber suara dan terkejut melihat siapa itu, seorang pria dengan seorang gadis seusia Orion di sampingnya. Berjalan ke arah Orion dan yang lainnya, semua orang membungkuk hormat kepadanya begitu dia melewati mereka.

"Se-selamat siang, tuan putri Adella" Kata sang ksatria, sambil membungkuk. Orion dan yang lainnya juga membungkuk.

"Ya, selamat siang juga…" Adella mengangguk, dia melihat ke anak-anak bangsawan dan melihat ke Orion.

"Bisa jelaskan apa yang terjadi di sini?" Adella melihat ke anak-anak bangsawan.

"Ba-baik, tuan putri…"

"Saya dan teman-teman saya sedang berjalan, kemudian 2 orang itu dengan sengaja mengotori pakaian saya. Jangankan minta maaf, mereka bahkan menyakiti teman saya. Lalu saya meminta kepada ksatria ini untuk memberi anak itu pelajaran"

"Dengan menghunuskan pedang kepadanya?" Adella kembali bertanya.

"Ti-tidak, tuan putri"

"….." Adella hanya diam, dia pun melihat ke Orion dan Kiara.

"Apakah dengan diamnya kalian berarti itu benar?"

"Apakah jawaban ku berarti kebenaran?" Orion berkata.

"Tergantung, jika kamu mengatakan kebenaran"

"Bagaimana jika ku katakan bahwa kami tidak sengaja, bahwa kami sudah minta maaf tapi malah di hina dan di rendahkan, bahwa merekalah yang pertama kali hendak menyerang ku. Apa kau percaya, tuan putri?"

"….." Adella diam beberapa saat.

"Aku percaya"

Jawaban Adella membuat anak-anak bangsawan terkejut dan begitu juga dengan Orion, dia sempat mengira bahwa Adella tidak akan mempercayai dirinya yang merupakan rakyat biasa. Tapi Adella justru melakukan yang sebaliknya.

"Kalau begitu, apa kami boleh pergi sekarang?" Orion berkata.

"Tentu" Adella mengangguk.

"Ayo, Kiara" Orion dan Kiara pun mulai pergi.

"Tapi, tunggu dulu. Apa aku boleh tahu nama kalian?" Adella bertanya.

"Aku Orion dan ini Kiara" Orion dan Kiara kembali berbalik.

"Senang bertemu dengan kalian berdua"

"Begitu juga dengan kami, tuan putri. Sampai jumpa lagi" Orion dan Kiara mengangguk, mereka pun pergi dari sana.

"Sampai jumpa lagi?" Adella bingung mendengar itu.

"Sungguh anak-anak yang tidak sopan, mereka bahkan tidak membungkuk kepada tuan putri ketika akan pergi" Salah satu anak bangsawan berkata.

"Dari pada membicarakan orang lain, bukankah kalian memiliki hal yang harus di katakan kepada ku? Kenapa kalian menindas 2 orang itu dan berbohong kepada ku" Adella berkata sambil melihat ke anak-anak bangsawan.

"Ka-kami bisa jelaskan, tuan putri" Mereka terlihat pucat.

"Dan kau, ksatria muda. Ku harap kau siap menanggung akibat dari perbuatan tak terpuji itu" Adella melihat ke ksatria itu, yang hanya berdiri sambil menundukkan kepalanya.

Orion dan Kiara sampai di asrama, dia membagikan permen-permen itu ke semua orang yang ada. Dia sendiri juga menyisahkan beberapa tangkai lagi untuk Kiana dan Kiara, jika mereka ingin lagi.

"Selamat menikmati, aku akan ke atas" Orion berkata sambil pergi ke tangga.

"Terima kasih, Orion" Elizabeth berkata.

"Ah, itu bukan masalah"

"Kakak Orion!!!" Olivia berlari ke arah Orion lalu memeluk kaki Orion.

"Ini sangat enak, terima kasih" Olivia tersenyum, menunjukkan wajahnya yang lucu dan menggemaskan.

'Ha….Lucu sekali' Pikir Orion.

"Iya, tapi jangan makan banyak-banyak. Nanti bisa-bisa gigi mu sakit, oke?" Orion mengusap kepala Olivia.

"Ya" Olivia membalas.

Orion pun pergi ke kamarnya, dia langsung duduk di meja belajarnya dan mengeluarkan beberapa buku dari penyimpanannya. Itu adalah buku yang Argus berikan kepada dirinya, Orion mengambil satu buku dan mulai membaca buku itu.