webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Ini Peringatan Terakhir, Pergilah!!

Latifa sedang bercerita kepada Orion, dia tidak memulai cerita dengan hal-hal yang membebani dirinya selama menjadi pemimpin desa itu. Dia memulai cerita dengan siapa dirinya, yang Orion sendiri memang merasa tertarik untuk mendengar itu.

Latifa adalah harpie yang juga memiliki darah manusia pada dirinya, ayahnya adalah seorang manusia dan ibunya adalah harpie yang merupakan pemimpin desa dulu. Ketika mendengar itu, Orion tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya.

Latifa di pilih menjadi pemimpin desanya, ketika kedua orang tuanya mati dalam pertempuran hebat yang dulu pernah terjadi. Orion tidak ingin bertanya tentang itu, dia hanya tetap diam dan mendengarkan.

Latifa yang ketika itu masih belum mengerti apapun tentang menjadi seorang pemimpin, hanya bisa menerima keputusan yang di berikan oleh semuanya.

Para harpie mengatakan kepada Latifa, bahwa alasan dia di pilih menjadi pemimpin desa. Karena dia adalah anak dari pemimpin sebelumnya dan karena dia adalah salah satu yang terkuat, ketika itu.

Namun, karena perkembangan kekuatan Latifa yang berbeda dari para Harpie. Membuat para harpie tambah yakin, bahwa keputusan memilih Latifa menjadi pemimpin desa itu adalah keputusan yang paling tepat.

Setelah menceritakan sedikit tentang dirinya, Latifa pun mulai menceritakan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman menjadi seorang pemimpin.

Latifa berkata, bahwa ketika dia menjadi pemimpin. Semua orang menghormati dirinya dan menganggap dirinya adalah keberadaan tertinggi di desa itu, sehingga para harpie yang sudah tua juga menjunjung tinggi keberadaan Latifa.

"…Tapi aku tidak ingin itu terjadi…Para orang tua itu, tidak membiarkan ku untuk menghormati mereka dan mereka malah menyuruhku untuk bersikap tegas kepada mereka. Yang jelas-jelas sudah sangat baik kepada ku…"

"…Bahkan, dalam beberapa pertempuran yang pernah terjadi. Mereka meminta ku untuk menyuruh mereka maju dan mengorbankan diri, agar kami bisa menyerang…"

"…Aku tentu tidak ingin itu terjadi, itu sangat…" Latifa tampak sulit menemukan kata.

"Tidak manusiawi?" Orion berkata.

"Ah, itu dia. Sangat tidak manusiawi, meski mereka adalah harpie"

"Tidak perlu mempermasalahkan itu, kata itu hanya pengungkapan semata. Teruskan saja cerita mu" Orion terkekeh.

"Sejak aku menjadi pemimpin desa ini, aku menjadi tidak memiliki teman"

"Apa yang terjadi kepada mereka?"

"Me-mereka…" Latifa tampak enggan untuk mengatakannya.

"Latifa, katakan saja"

"Me-mereka…Tidak pernah ada…" Kata Latifa, dengan suaranya yang kecil.

"Apa? Aku tidak mendengarnya dengan jelas" Orion berkata, dia tampak berusaha untuk mendengar suara kecil Latifa sebisa mungkin.

"Ti-tidak pernah ada…Te-teman ku, aku tidak pernah punya teman!!" Latifa berkata lantang dan begitu menyadari itu, Latifa langsung menutup wajahnya yang merona karena malu.

"O-oh, begitu…Tapi, kenapa?"

"Seperti yang ku katakan sebelumnya, semua yang ada di desa ini terlalu menghormati ku. Bahkan tidak ada yang berani bercanda kepada ku, padahal aku suka mendengar candaan. Bahkan mereka juga tidak berani tertawa di depan ku…

"…Mereka berbicara sangat sopan dan formal kepada ku, ketika aku mencoba untuk berteman dengan mereka. Mereka malah menganggap kalau aku, ingin mencari pelayan. Itu…Sangat tidak menyenangkan"

"Baiklah, mungkin alasan itu juga masuk akal. Tapi, apa yang terjadi pada teman-teman mu. Ketika kau belum menjadi pemimpin desa?"

"Aku tidak pernah punya teman, sejak dulu ataupun ketika sudah menjadi pemimpin desa. Sejak dulu, para harpie merasa sedikit aneh kepada ku. Karena darah campuran ku…"

"…Desa ini, dulu pernah mendapat masalah yang besar karena manusia dan itu masih membekas di ingatan mereka. Karena itu di ingatkan oleh leluhur kami, dari dulu hingga sekarang. Tentang betapa buruknya manusia itu…"

"…" Orion diam, dia mengingat sesuatu.

'Ah, jadi karena itu. Kenapa Kay begitu marah kepada ku, kenapa dia langsung menilai betapa buruknya manusia. Aku tidak tahu betul, kejadian sesungguhnya. Mungkin aku tidak akan bertanya pada Latifa, untuk sekarang'

"…Karena itulah, aku tidak memiliki teman. Para orang tua, melarang anaknya untuk terlalu dekat dengan ku. Yang ku miliki, hanya teman "Biasa" dan bukannya teman seperti mu" Latifa menatap Orion.

" Saya merasa terhormat bisa menjadi teman anda, nona Latifa" Orion berkata sambil membungkuk.

"Ah, Orion. Jangan bercanda seperti itu, bisa-bisa nanti kau juga pergi" Latifa berkata kepada Orion, dia tertawa kecil.

"Jangan khawatir, aku teman yang cukup baik. Aku belum pernah meninggalkan teman ku, apalagi teman ku yang merasa kesepian seperti mu"

"Ah, kau mengejek ku!!" Latifa menatap Orion dengan ekspresi cemberut.

"Melihat ekspresi mu itu, benar-benar menyenangkan" Orion tertawa dan Latifa juga ikut tertawa di buatnya.

…..

Semua harpie berkumpul di gerbang desa, mereka ingin melepas kepergian Orion. Semua pekerjaan yang mereka lakukan terhenti, hanya untuk melihat pahlawan mereka pergi dari desa.

"Maafkan aku, karena tidak bisa membantu kalian membersihkan kekacauan semalam" Orion berkata.

"Tidak, tuan. Kami justru lebih senang, jika kau tidak membantu kali ini. Kami sudah terlalu banyak merepotkan mu" Kay berkata.

"Kay benar, Orion. Apa yang kau lakukan untuk kami, jauh lebih besar dari apa yang kau terima dari kami" Latifa menambahkan.

"Baiklah, ku pikir itu juga masuk akal. Sudah terlalu banyak yang ku berikan kepada kalian, mungkin kapan-kapan. Aku akan kembali ke hutan ini dan aku harap, desa ini bisa menjadi tempat ku untuk menetap" Orion berkata.

"Tentu saja, Orion. Desa ini akan selalu terbuka untuk mu, tidak peduli apapun yang menimpa mu" Latifa berkata.

"Senang mengetahui, kalau aku punya tempat di sini"

"Orion, sebelum kau pergi. Gunakanlah, ini" Latifa menyerahkan sebuah jubah kepada Orion.

Jubah itu berwarna coklat, terlihat sedikit kumuh dan ada beberapa sobekan pada bagian bawah jubah itu. Orion tidak berkata apapun, dia langsung memakai jubah itu.

"Mungkin terlihat sangat buruk, tapi memang begitu seharusnya. Jika menggunakan jubah itu selama di dalam hutan ini, itu akan membuat mu sedikit lebih jarang bertemu dengan makhluk lainnya" Latifa berkata.

"Terima kasih, Latifa"

"Tidak masalah, umm…Orion, bolehkan aku mengatakan sesuatu?" Latifa menatap Orion.

"Tentu, ada apa?"

"Sebagai seorang pemimpin dari desa ini dan sebagai teman mu, aku ingin memberikan mu sesuatu. Sebagai ucapan terima kasih, apa kau tidak keberatan?"

"Baiklah, apa itu?"

"Mungkin kau tidak akan nyaman dengan itu nantinya dan itu pasti akan mengganggu mu, tapi. Hanya itu yang bisa ku berikan, secara pribadi" Latifa mendekat kepada Orion, dia menyembunyikan kedua tangannya.

"…" Orion tetap diam, sambil menatap Latifa yang semakin mendekat pada dirinya.

CUP

Orion dan semua yang ada di sana, terkejut. Latifa mencium pipi Orion, tampak jelas bahwa Orion terkejut. Matanya terbuka dengan lebar, Latifa mendaratkan bibir yang lembut ke pipinya.

"Ja-jangan berpikir yang buruk tentang ini, hanya ini yang bisa ku berikan. Ku harap kau tidak keberatan tentang ini" Latifa berkata dengan wajah yang merona.

"Kalau kau berkata tentang keberatan, aku sama sekali tidak begitu. Siapa yang tidak senang jika di beri kecupan oleh gadis manis dan menawan seperti mu, Latifa? Tapi…"

"…aku tidak tahu, kalau itu bisa di anggap hadiah"

"Ja-jangan bicara tentang itu lagi, itu hanya ke-kecupan kecil"

"Baik, baik. Aku mengerti, kalau begitu…"

"Sampai jumpa lagi, semua" Orion melambaikan tangannya kepada semua harpie yang ada di sana.

Mereka membalasnya dengan lambaian tangan juga, Orion dan Latifa saling menatap. Mereka berdua sama-sama memberikan senyuman kepada satu sama lain, Orion segera berbalik dan mulai pergi.

"Sampai jumpa lagi, teman dan sahabat ku" Latifa berkata pelan.

….

Orion sedang berjalan menyusuri pepohonan yang ada di hutan Tri, sudah cukup lama dia berjalan. Orion tidak bergerak dengan cepat, dia tidak di kejar oleh waktu. Jadi dia memutuskan untuk berjalan biasa, sambil mengamati sekitarnya.

Desa Latifa berada cukup dalam di hutan, sehingga waktu yang dia butuhkan untuk sampai di luar hutan juga lebih lama. Apalagi dengan dia yang bergerak tidak begitu cepat, Orion sesekali bertemu dengan monster dan dengan mudah menghabisi mereka.

'Apa aku sekalian saja, berburu di sini?'

'Tidak, tidak. Kiana dan Kiara mungkin akan cemas, aku tidak bisa membuat mereka begitu' Orion pun mulai berlari.

SRING

Orion bergeming, begitu dia merasakan adanya beberapa kehadiran di belakangnya. Jauh di belakangnya, dia merasakan itu menggunakan [Radar]. Karena jangkauan dari [Radar] jauh lebih luas dari pada indranya sendiri.

'6 orang dan terlihat cukup kuat, ini bukan dari para harpie. Kehadiran mereka berbeda, apa hanya kebetulan saja jika mereka menuju ke arah ku?' Orion melihat ke belakang.

Orion berhenti, dia merapat ke salah satu pohon dan diam di sana. Dia kembali merasakan kehadiran-kehadiran itu menggunakan [Radar], mereka semakin dekat dengan dirinya.

Orion menahan nafasnya, begitu mereka sudah sangat dekat dengan dirinya. Orion juga berusaha menyembunyikan kehadirannya, namun entah kenapa itu terasa sulit.

'Sudah lama aku tidak melakukan itu, tapi kenapa sekarang aku tidak bisa?' Orion merasa sedikit aneh.

SRET

6 kehadiran itu, mendarat di depan Orion. Para goblin, dengan perlengkapan mereka yang cukup menyakinkan. Orion terkejut melihat bagaimana mereka bisa tiba-tiba berada di hadapannya, dia yakin bahwa dirinya sudah bersembunyi dengan baik.

"Hah, ini tidak bisa di elakkan…" Orion mengeluarkan {Black rover}.

"Katakan, kenapa harus aku?" Orion menatap ke salah satu goblin yang ada di sana.

'Eh, memangnya mereka mengerti?' Pikir Orion.

"Manusia…Raja kami memerintahkan kami untuk membawa mu, hidup atau mati" Salah satu dari goblin itu bicara.

'Ho, yang satu ini bisa bicara'

"Raja? Kenapa?"

'Para goblin ini melayani seorang raja goblin, apakah ada kerajaan goblin disini?'

"Dosa mu adalah membunuh para goblin yang sedang berburu itu!!!"

"Goblin berburu? Ah, jadi mereka ada teman-teman mu. Maaf, aku tidak tahu…"

"…Lain kali, jika teman kalian ingin pergi. Kalian harus memberi mereka rantai, agar tidak tersesat begitu jauh dan terbunuh" Orion tersenyum.

"…." Para goblin terdiam, tampak jelas wajah masam yang marah pada mereka.

SRING

"Kalian bukanlah lawan yang bisa menghadapi ku, untuk sekarang. Aku sedang dalam perjalanan pulang dan kebetulan juga sedang tidak berniat untuk membunuh apapun, jadi pergilah" Orion meletakkan{black rover} pada pundaknya.

Tapi para goblin tidak terlihat ingin mundur sama sekali, mereka bahkan mengangkat senjata mereka dan bersiap untuk melawan Orion. Orion tampak sangat malas untuk melawan mereka, dia hanya ingin segera kembali dan berbaring di kasurnya.

SRING

"Ini peringatan terakhir, Pergilah!!" Orion mengacungkan pedangnya ke arah para goblin, mata emas dan merahnya menatap mereka dengan tajam dan dingin.