webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Awal?

Orion dan yang lainnya sudah sampai di akademi, mereka sedang berjalan menuju asrama dengan tangan yang membawa beberapa bungkusan. Mereka memutuskan untuk membeli beberapa makanan di luar, sedangkan barang penting milik mereka ada di penyimpanan Gabriella.

Orion bergeming begitu melihat adanya sekelompok orang dengan zirah yang berjalan menuju keluar dari akademi dan seseorang dengan jubah biru berjalan di depan mereka, terlihat seperti memimpin mereka.

"Selamat sore, anak-anak" Pria dengan jubah biru itu berkata, dia berhenti untuk menyapa Orion dan yang lainnya.

"Selamat sore juga, tuan ksatria" Orion dan yang lainnya membungkuk sedikit.

"Sepertinya akan ada pesta di asrama kalian, sehingga kalian membawa begitu banyak makanan" Ucap pria itu.

"Tidak, tuan. Ini hanya sedikit bingkisan untuk orang-orang di asrama" Orion berkata.

"Ah, begitu. Bingk-" Pria itu menghentikan ucapannya.

"Umm? Tuan, ada apa?" Orion bertanya.

"Aku mengingat kalian berdua, kalian beberapa hari yang lalu bertemu dengan putri Adella. Aku benar, kan? Aku tidak mungkin salah…"

"…Aku ingat betul tatapan mu itu, nak" Pria itu menatap Orion.

"Ya, itu benar. Beberapa hari yang lalu, tuan putri menyelamatkan kami dari penindasan yang di lakukan oleh beberapa bangsawan" Orion mengangguk.

"Jadi ini maksud dari "Sampai jumpa lagi" Itu? Ternyata kau juga ada di akademi ini" Pria itu berkata.

"Tuan adalah orang yang datang bersama putri Adella ketika itu, kan?" Kiara berkata.

"Ya, aku adalah pengawalnya. Tapi karena tuan putri berada di akademi, maka aku tidak bisa berada di sisinya…" Pria itu mengangguk.

"…Kalau tidak salah, besok akademi akan di mulai. Jadi kami baru saja mengantarnya ke asrama"

"Benarkah? Bukannya masih ada beberapa hari lagi?" Orion yang sedikit terkejut berkata.

"Kami baru saja mendapat pemberitahuan langsung dari pihak akademi" Pria itu berkata.

"Jika putri Adella baru saja di antar ke asramanya, berarti putri Adella belum pernah berada di akademinya?" Starla berkata.

"Begitulah, selagi bisa maka tuan putri harus berada di istana…" Ucap pria itu.

"…Oh, lihatlah. Waktu terus berputar selagi aku mengambil waktu kalian, maafkan aku. Kalau begitu, kami permisi. Sampai bertemu lagi, nak" Ucap pria itu sambil melambaikan tangannya sedikit kepada Orion.

"…" Orion hanya diam, sambil melihat para ksatria itu pergi.

.

Nama: ???

Rank: S

Tingkat kekuatan: 420.000

.

'Apa dia salah satu ksatria khusus atau semacamnya? Kekuatannya begitu besar, meski tidak sebesar tuan Meliodas'

Orion memutuskan untuk tidak memperdulikan itu, dia dan yang lainnya kembali melanjutkan perjalanan ke asrama. Gabriella dan Starla sedikit menjelaskan tentang siapa pria yang baru saja menyapa mereka.

Dia Adalah Berouli, salah satu dari supreme knight. Yaitu kelompok yang berisis 5 orang, mereka adalah ksatria yang jauh lebih kuat dari ksatria khusus istana biasa yang di sebut sebagai Intensity knight.

Intensity knight adalah kelompok ksatria khusus yang bekerja di bawah perintah dari supreme knight, mereka juga berkuasa atas ksatria biasa.

Begitu sampai di asrama, para gadis langsung memberikan apa yang sebelumnya mereka beli kepada Ellizabeth sambil membantunya menyiapkan makan malam.

Orion dan Olivia mendekat ke Meliodas yang bersama Dale di sofa, Olivia langsung melompat untuk memeluk ayahnya dan Orion duduk di samping Dale.

"Olive, ayah tidak tahu kalau ibu mu pernah membelikan ini untuk mu" Meliodas mengusap bros dan pita yang ada di dada Olivia.

"Ini bukan ibu yang membelikan, tapi kak Orion" Olivia berkata sambil tersenyum.

"Orion?" Meliodas melihat ke Orion.

"Ya, itu benar. Maaf sebelumnya karena tidak meminta izin mu, tuan" Orion membungkuk sedikit.

"Ti-Tidak, aku tidak mempermasalahkan itu. Tapi, aku merasa tidak enak jika menerima ini begitu saja. Aku akan mengganti uang mu, katakan saja berapa harganya"

"Tidak, aku memang sengaja untuk membelikan Olive itu. Aku melakukannya karena dia sudah ku anggap seperti adik ku, ku harap kau mengerti"

"..." Meliodas diam sejenak.

"Baiklah, aku tidak bisa menolak lebih jauh" Meliodas mengangguk.

Beberapa saat kemudian, makan malam pun sudah jadi dan mereka semua berkumpul di meja makan tanpa terkecuali. Di meja makan penuh tentang percakapan yang terjadi di antara para gadis, mereka membahas apa yang terjadi seharian tadi kepada Ellina.

Ellina mendengarkan dengan antusias, meski cerita itu ada Orion di sana. Namun ekspresi senang di wajah Ellina tidak bertahan lama, begitu dia mengetahui apa yang ada di dada adiknya dan siapa yang membelikan itu.

Tapi Ellina menyembunyikan ekspresi tidak sukanya itu dari semuanya, hanya Orion yang menyadari itu. Karena dia sudah bisa menebak bagaimana reaksi dari Ellina jika mendengar apa yang terjadi pada Olivia, dan dia benar.

'Aku masih bingung kepada gadis ini, aku tahu bahwa melihat tubuh telanjang seorang gadis asing itu salah. Tapi dia tidak perlu membenci ku sampai mendengar nama ku saja, dia merasa muak…'

'…Aku bukan orang yang membunuh keluarga atau temannya, tapi kebencian yang ada di dirinya kepada ku mengatakan bahwa aku baru saja membantai semua yang dia sayangi. Gadis ini aneh' Pikir Orion.

Dia sama sekali tidak merasakan adanya penurunan pada kesan buruk Ellina untuk dirinya, padahal dia tahu bahwa perasaan seperti itu akan larut bersama waktu. Karena itu bukan masalah yang besar, hingga memengaruhi masa depannya.

'Masa depan? Apa dia sudah tahu, bahwa nantinya dia harus menikah dengan ku? Karena itu dia terlihat sangat membenci ku, karena dia sudah memiliki kekasih dan kehadiran ku hanya menghalangi mereka' Pikir Orion.

Setelah semuanya selesai makan malam, mereka berkumpul di sofa. Karena Alvin ingin memberikan beberapa pengumuman yang penting, mereka semua mendengarkan.

"Baiklah, yang pertama dan utama. Aku ingin memberitahukan, bahwa adanya pergeseran jadwal. Yang membuat, akademi akan di mulai besok"

"Senior, apa kami boleh tahu. Apa yang menyebabkan itu terjadi?" Kiana mengangkat tangannya.

"Sebenarnya tidak ada alasan khusus, itu karena Grand master ingin membuka akademi besok, yang seharusnya masih ada beberapa hari lagi untuk itu" Alvin menjawab.

"Berarti, peraturan itu sesuka dengan apa yang di kehendaki oleh Grand master?" Orion berkata.

"Ya, kira-kira begitu…" Alvin mengangguk.

"…Baiklah, yang kedua. Ini berlaku untuk semua murid baru di akademi, yang masuk melalui jalur ujian" Alvin berkata sambil melihat ke Orion, Kiara dan Kiana yang duduk berderet.

"Besok, kalian harus memperlihatkan "Sacret treasure" milik kalian. Di depan semuanya"

"Sacred Treasure?" Orion terdengar bingung, karena dia baru mendengar itu.

"Kalian tidak tahu?" Alvin melihat ke Orion, Orion menggeleng. Alvin pun menjelaskan secara singkat, tentang apa itu Sacred treasure.

Sacred treasure adalah bentu lain dari jiwa yang di bisa di gunakan dalam berbagai hal, seperti menjadi senjata atau lainnya. Sacred treasure bisa di miliki oleh makhluk apa saja, tapi tidak semua makhluk memiliki Sacred treasure.

Tidak memiliki Sacred treasure bukan berarti makhluk itu tidak memiliki bakat atau semacamnya, tapi Sacred treasure dapat menunjang kekuatan dari pemiliknya dan Sacred treasure hanya dapat di keluarkan oleh penggunanya saja.

Sacred treasure juga dapat rusak atau hancur, namun itu tidak memengaruhi pemiliknya. Sacred treasure akan kembali pulih dengan memakan Mana dari pemiliknya, bahkan mempertahankan kehadiran Sacred treasure juga memakan Mana.

"…Kira-kira begitu, penjelasan tentang Sacred treasure mungkin akan kalian temukan di akademi nanti"

"Kami sudah sedikit mengerti, senior" Gabriella berkata.

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan lanjut ke pemberitahuan yang ketiga, ini khusus untuk Orion" Alivin melihat ke Orion.

"Aku? Kenapa?"

"Berhubung karena kau adalah murid yang memegang peringkat tertinggi dalam daftar murid baru, maka kau harus memberikan kata sambutan singkat besok"

"Eh?" Orion dan yang lainnya spontan berkata, kecuali Ellina.

"Dari reaksi senior yang lainnya, seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Apa aku benar?" Orion melihat ke seniornya yang lainnya, mereka tampak bingung.

"Ya, kau benar. Ini belum pernah terjadi, tapi ini adalah perintah dari Grand master" Alvin mengangguk.

"…" Orion diam sejenak.

"Kupikir, aku tidak punya pilihan"

TAP

"Bagus, kau bisa mencari ide dari kata sambutan mu untuk besok" Alvin berkata sambil menepuk kedua tangannya.

"Aku akan memikirkannya nanti, lanjutkan saja pemberitahuannya"

Alvin pun melanjutkan beberapa pengumuman singkat lainnya, Orion dan yang lainnya kembali mendengarkan. Alvin dan Ellina bergantian memberikan pengumuman, hingga akhirnya Ellina menjadi penutupnya.

Setelah pengumuman yang harus di dengarkan selesai, Orion memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Dia ingin beristirahat, dia merasa sedikit kelelahan karena sebelumnya dia juga tidak tidur.

Dia meminta barangnya dari Gabriella, karena dia yang menyimpan barang mereka sebelumnya. Setelah itu, Orion kembali ke kamarnya.

Di kamarnya, Orion berbaring untuk beberapa waktu. Namun bukannya merasa mengantuk, dia bahkan tidak merasakan kelelahan lagi. Orion duduk di tempat tidurnya dan melihat ke jendela, Orion mengambil sesuatu dari lemarinya.

Dia membuka jendela kamarnya lalu pergi ke atap asrama, Orion menghamparkan alas yang dia ambil dari lemari dan berbaring di atasnya. Dia meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya dan mulai menatap benda-benda langit.

Matanya menyambungkan titik-titik bintang untuk membuat sebuah rasi bintang atau membuat gambar yang dia asal sambungkan saja, Orion kembali duduk dan kembali ke kamarnya.

Dia mengambil selimutnya dan kembali ke atas, udara dingin sudah merasuki dirinya hanya dalam beberapa menit di atas sana. Orion langsung membungkus dirinya di dalam selimut yang hangat, kembali membuat rasi bintang.

TOK TOK TOK

Orion yang masih menyambungkan titik-titik bintang, terhenti karena seseorang mengetuk pintu kamarnya. Orion kembali berdiri dan dia turun, bersama dengan selimut yang menggulung dirinya.

SRET

"Kiana, Kiara. Ada apa?" Kata Orion, setelah melihat siapa yang berada di depan kamarnya.

"O-Orion, bo-bolehkan…Jika aku ti-tidur dengan mu, malam ini?" Kiana berkata dengan wajah yang merona, tampak jelas dia kesulitan untuk mengatakan semua itu.

"Ki-Kiara juga, ingin berkata begitu" Kiara menambahkan.

"Apa kalian tidak bisa tidur?"

"…" Mereka berdua mengangguk.

"Baiklah, ayo masuk"

Kiana dan Kiara masuk ke kamar Orion, Kiara yang terakhir pun menutup pintu. Mereka sedikit bingung melihat jendela kamar Orion yang masih terbuka, padahal udara terasa dingin.

"Orion, kenapa jendelanya terbuka?" Kiana mendekat ke jendela, dia hendak menutupnya.

"Tunggu, Kiana. Jangan, aku sedang melihat bintang dan bulan di atap asrama"

"Apa Orion melakukan itu agar bisa tertidur?" Kiara berkata.

"Tidak sepenuhnya benar, aku melakukan itu karena aku suka melihat bulan dan melihat bintang sebagai tambahannya"

"Apa Kiara boleh bergabung?"

"Tentu, ayo" Orion mendekat ke jendela.

"Apa aku juga boleh ikut, Orion?" Tanya Kiana.

"Untuk apa? Bukankah Kiana selalu bilang, kalau bulan itu tampak membosankan" Kiara berkata.

"A-Aku tidak pernah bilang begitu!!" Kiana berkata sambil mengalihkan penglihatannya.

"Kiana pembohong, hati-hati Orion" Ucap Kiara.

"Baik-baik, aku memang bilang begitu. Tapi, jika melihat bulan bersama Orion, maka tidak mungkin terasa membosankan" Kiana menunjuk ke bulan yang ada di langit sana.

"Sudah, tidak perlu bertengkar" Orion mencubit pipi mereka berdua.

Mereka mengusap pipi yang baru di cubit itu, terasa sakit namun mereka merasa senang. Orion langsung naik ke atap, dia menciptakan beberapa pedang air yang di bentuk seperti tangga. Agar kedua kekasihnya bisa naik dengan lebih aman.

Kiara dan Kiana menaiki tangga pedang air itu secara bergantian, begitu sampai di atas. Orion menyuruh mereka untuk duduk di sampingnya, agar bisa melihat bulan dengan lebih jelas.

Mereka pun mendekat dan duduk di samping Orion, Orion juga melebarkan selimutnya agar mereka berdua muat di dalamnya.

TAP

Orion bergeming, begitu kedua bahunya menahan kepala dari kedua kekasihnya. Mereka tidak peduli dengan bulan atau apapun yang ada di langit itu, saat ini mereka hanya ingin Orion. Mereka merasa gelisah karena mengetahui bahwa besok, mereka akan mulai memasuki akademi.

Mereka tidak pernah segelisah itu, karena pengalaman bersekolah itu akan menjadi yang pertama dan itu sangat menegangkan untuk mereka. Bersama Orion menjadi obat tersendiri untuk mereka, rasa gelisah itu tertutupi oleh rasa nyaman berada di samping Orion.

"Kiana, Kiara. Kalian gelisah, ya?" Ucap Orion, itu membuat mereka berdua terkejut dan melihat ke Orion.

"Ke-Kenapa kau bisa tahu, Orion?" Tanya Kiana.

"Apa Orion memiliki kemampuan untuk membaca pikiran?" Tambah Kiara.

"Tidak, aku tidak memiliki kemampuan seperti itu. Bisa di bilang, bahwa itu hanya intuisi ku saja. Karena aku juga merasa begitu, tapi dari pada gelisah. Aku lebih merasa gugup…"

"…Jangan khawatir, kita akan melalui ini bersama" Ucap Orion sambil mengusap kedua kepala kekasihnya.

"Orion, maukah Orion memberitahu Kiara tentang rasi bintang yang ada saat ini?"

"Apa Kiara tertarik?" Orion melirik Kiara.

"Sebenarnya, Kiara hanya tertarik kepada bulan saja. Tapi…"

"…Tidak ada hal lebih yang bisa di lihat dari benda bulat besar terang di langit itu, tapi Kiara tetap menyukai itu. Kiara hanya ingin tahu, sedikit tentang bintang"

"Kalau begitu, berbaringlah. Agar Kiara bisa melihat itu lebih jelas, bagaimana dengan Kiana?" Orion melirik Kiana.

"Sebenarnya, aku lebih suka matahari. Tapi, mungkin bintang juga tidak buruk" Kiana mulai berbaring dan di ikuti oleh Kiara.

"…" Orion bergeming, begitu dia melihat sesuatu yang keluar dari gerbang desa.

"Ada apa, Orion?" Tanya Kiana.

"Tidak, bukan apa-apa" Orion pun ikut berbaring.

Orion pun mulai menunjukkan beberapa rasi bintang yang di ketahui, kedua kekasihnya mendengarkan sambil melihat langit dengan puluhan bintang itu. Sesekali Orion mempermainkan mereka dengan rasi bintang yang buat-buat sendiri.

Kedua kekasihnya itu tahu dan mereka mengelitiki Orion agar dia jera, malam yang gelap dan dingin itu. Terasa hangat dan penuh canda di antara ketiga orang yang saling menyayangi itu, hingga tanpa sadar bahwa waktu terus berputar dan mereka tertidur di sana.

"Kalian sangat manis setiap saat, bahkan ketika tidur dengan air liur yang keluar begini" Orion mengusap pipi Kiana.

Orion menyelimuti Kiara, dia menggendong Kiana dan turun dengan tangga yang di buat dari deretan pedang air. Dia tidak ingin masuk ke kamarnya dengan cara biasa, bisa-bisa itu membangunkan Kiana dari tidurnya.

Setelah membaringkan Kiana, dia kembali ke atas dan menggendong Kiara. Sebelum itu, dia mengeluarkan clonenya agar nanti clone itu bisa mengambil alasnya yang tertinggal, Orion pun turun dan di ikuti oleh clonenya setelah beberapa saat.

Clone Orion menghilang begitu dia mengembalikan {Black Rover} ke tempatnya, dia menghamparkan alas di lantai dan berbaring di sana. Kiara dan Kiana tampak begitu terlelap, sehingga dia tidak ingin mengusik tidur mereka.

SRING

.

[Memperbaharui system, mengulang kembali system bersama dengan pemiliknya]

[Memperbaharui system, dalam 5…4…]

.

'Eh? Mengulang system dan pemilik? Apa ini berarti aku akan kembali ke hari itu?' Orion sangat terkejut, terjadi sesuatu yang berada di luar kendalinya pada system.

.

[…1]

.

Detik itu juga, mata Orion langsung tertutup. Seolah dia sudah langsung tertidur, tanpa siapapun menyadari sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya. Dan apa yang akan dia hadapi, nantinya.