webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Aku Tidak Bisa Menahan Diriku

Orion segera memanfaatkan situasi, dia menghilang bersama kerumunan. Dia langsung menyimpan {Black rover} dan pergi dari sana, karena dia tidak ingin terlalu berhubungan dengan keluarga kerajaan.

Orion langsung kembali ke taman, dimana Kiara dan Kiana sedang menunggunya. Dia melihat mereka sedang berlarian di sekitar barisan bunga, Orion yang melihat itu tiba-tiba merona.

'Astaga mereka terlihat sangat manis dan menawan di hamparan bunga itu, tentunya mereka lebih manis dari bunga-bunga itu' Orion mendekati mereka.

"Orion kembali, berarti putri itu selamat" Kiana memeluk Orion.

"Iya, dia selamat dan tidak terluka" Orion berkata sambil mengusap kepala Kiana.

"Bagaimana dengan Orion? Apa Orion terluka?" Kiara menyentuh pipi Orion dan mengusapnya.

"Y-ya, aku tidak terluka" Orion seketika menjadi gugup.

"....." Kiara hanya diam, namun tangannya masih mengusap pipi Orion.

"Ki-kiara, ada ap-"

CUP

Kiara menarik Orion mendekat dan langsung mencium bibirnya, Orion terkejut dan begitu juga dengan Kiana. Namun meski dia terkejut, Orion menikmati itu.

"A...Ah..." Kiana tidak bisa berkata-kata, dia selalu terlambat dalam berbagai hal.

"Kiana..." Orion menyentuh bibir Kiana dan menciumnya.

"Bagaimana jika kita kembali?" Orion berkata, dia sudah memenuhi kewajibannya sebagai kekasih yang adil.

Mereka bertiga kembali menuju ke akademi, beberapa pasang mata menatap mereka. Namun mereka hanya membiarkan itu berlalu, Kiara dan Kiana saling menatap dan mengangguk.

"Orion, aku ingin bertanya" Kiana yang ada di kanan Orion berkata.

"Tentang apa?" Orion meliriknya.

"Kenapa kau tidak jadi memperbaiki pedang mu itu, bukankah itu sangat penting bagi mu?"

"Ah, itu. Itu karena pedang ini berisikan tekad serta perasaan keluarga ku..."

"Kau tentu ingat apa yang dikatakan oleh tuan Qin, kan?"

"Tentang setiap senjata memiliki perasaan dan tekad?"

"Benar dan jika aku memperbaiki pedang ini, maka tekad serta perasaan keluarga ku yang ada di sini. Akan tertutupi oleh tekad dan perasaan tuan Qin"

"Ho...Jadi begitu, aku sangat terkesan melihat mu yang langsung mengerti maksud dari tuan Qin" Kiana menatap Orion dengan kagum.

"Itu hanya intuisi"

Mereka sampai di depan akademi, mereka langsung menuju ke asrama karena langit senja hanya memiliki beberapa waktu lagi agar bisa menjadi langit malam.

Begitu sampai di asrama, Kiara dan Kiana menuju ke dapur. Karena mereka ingin belajar cara memasak bersama Elizabeth, tidak hanya mereka berdua saja. Gabriella dan Starla juga ikut.

Orion pergi ke kamarnya dan berbaring sejenak untuk melepaskan lelah lalu segera ke kamar mandi. Sebelum mencapai kamar mandi Orion melihat Glen sedang di balkon dan Orion menyapanya.

"Senior, kau sedang apa?" Orion melambaikan tangan dan mendekat ke arah Glen.

"Aku sedang ingin melihat-lihat saja di balkon, oh iya bagaimana dengan pedang mu Orion?" Glen teringat akan pedang Orion yang patah.

Orion memberitahu apa yang terjadi, dia sudah tidak merasa malu untuk mengatakan kecintaannya kepada keluarganya. Karena dia sendiri juga tahu bahwa itu adalah hal yang normal dan baik.

"Wah, kau akan belajar cara menempa dari ahlinya. Tuan Qin adalah Blacksmith yang ahli dan handal, tapi tidak mudah untuk belajar langsung darinya. Karena dia hanya menerima orang yang benar-benar bersungguh-sungguh..."

"Tapi terlepas dari itu, aku ikut senang mendengarnya" Glen berkata sambil menepuk bahu Orion.

Dale keluar dari kamar mandi dan menyapa mereka berdua, Glen memberitahu Dale bahwa Orion akan berlatih menempa dengan Qin dan Dale ikut senang mendengarnya. Dale juga menanyakan tentang pedang Orion, Orion menjelaskannya.

"Begitu, ya. Kalau soal itu, memang tidak ada harga yang bisa membelinya" Dale tersenyum.

Orion segera undur diri karena ingin mandi dan meninggalkan mereka berdua yang tengah berbincang. Orion memasang tanda "Sedang digunakan" lalu masuk ke kamar mandi, dia berendam dengan air panas. 

Orion menutup matanya untuk menikmati waktu santai nya, di tengah-tengah waktu santai nya dia teringat tentang sesuatu dan langsung mengeluarkan {Black rover}.

Orion tidak ingin pergi ke alam Rover karena dia yang sedang berendam di air panas, jika dia terlalu lama disana maka itu akan mempengaruhi kondisi fisiknya. Orion menyadari bahwa waktu berjalan dengan normal ketika dia berada di alam Rover, jadi dia memutuskan untuk bertanya lewat pikiran saja.

'Rover, apa semua kekuatan [Gerbang] berhubungan dengan iblis?'

'Tidak tuan ku, kekuatan [Gerbang] adalah kekuatan yang memungkinkan penggunanya untuk menggunakan kekuatan asli dari inti Sacred relic...'

'Karena aku seorang iblis, maka kekuatan iblis lah yang kau dapatkan'

'Ho...Itu menarik untuk di selidiki lebih jauh'

'Tuan, aku ingin bertanya'

'Tentang apa?'

'Apakah kau sudah tahu, apa ancaman kita saat ini?'

'Jika yang kau maksud adalah perang suci dulu, ya. Aku tentu tahu, aku sudah membacanya di {Ensiklopedia dunia}'

'Para dewa dan keturunannya, para Demi-god. Itu seperti terjadi kemarin, saat suara perperangan mengisi dunia'

'Aku tidak menyangka bahwa kau adalah orang yang akan larut dalam masa lalu' Orion tersenyum tipis.

'Itu adalah pengalaman penting'

'Kuharap aku tidak akan pernah mengalami itu' Orion menatap ke permukaan air.

'Percayalah tuan, perperangan itu sangat buruk'

'Ya, aku tahu itu. Aku pernah mengalaminya'

'Tapi ketika itu, ada perasaan yang menyenangkan muncul pada diriku. Perasaan itu sangat kuat hingga membuat ku berpikir bisa mengalahkan siapapun, bahkan ketika tombak suci menembus tubuh ku. Aku tidak merasakan sakit....

'Tapi aku tidak tahu apa itu'

'Ah, itu disebut adrenalin'

'Adrenalin, ya. Itu sungguh menyenangkan'

'Kalau itu, aku setuju' Orion mengangguk.

'Tuan, aku juga ingin kembali bertanya'

'Tanyakan lah'

'Begini, sudah lama aku tidak mendengar apapun tentang ras iblis. Apa tuan mengetahui sesuatu?'

'...' Orion diam.

'Eee...Tuan?'

'Kurasa aku tidak punya pilihan lain, Rover....'

'Ketika kalian, <12 Mitologi dunia> di segel dalam Sacred relic. Posisi kalian digantikan oleh orang yang datang dari clan masing-masing, dan untuk mu. Itu adalah adik mu, Aster'

'Jadi begitu, ya. Syukurlah' Rover yang sedang duduk tersenyum, meski tampak sangat mengerikan.

'Tapi...' Orion kembali berkata.

'Dia mengkhianati yang lainnya dan pergi berpihak kepada para Demi-god, dia juga membawa beberapa pengikut setianya'

'...' Rover terdiam, tanpa melihat wajahnya. Orion bisa tahu bahwa dia sangat terkejut dan kecewa.

'Tidak hanya adik mu, seluruh anggota <12 Mitologi dunia> juga berkhianat dan juga membawa pengikut setia. Karena itulah kenapa Raja Grey dan yang lainnya di paksa mundur dengan cara menciptakan batas antar benua'

'Kau mungkin tidak percaya, tapi itulah kenyataannya'

'.....' Rover tetap diam.

Orion menyimpan kembali {Black rover}, dia mungkin tidak bisa mengerti perasaan Rover saat ini. Jadi dia membiarkan Rover untuk memiliki waktu sendiri kembali, agar dia bisa kembali tenang.

Orion kembali ke kamarnya, dia melihat keluar jendela. Langit sore sudah sepenuhnya berganti menjadi gelap, matahari menghilang dan bulan tampak sedikit samar terhalang awan.

Orion keluar dari kamarnya dan turun untuk makan malam, begitu melihat ke meja makan. Disana tidak ada Kiara, dia bertanya kepada Kiana. Kiana mengatakan bahwa Kiara ada di kamarnya, Orion pun pergi memanggil Kiara.

TOK TOK TOK

"Kiara, ayo keluar. Waktunya makan malam" Orion berkata sambil kembali mengetuk pintu kamarnya.

"Baik, Orion" Suara Kiara terdengar di balik pintu.

SRET

Kiara membuka pintu, Orion bergeming sesaat. Kiara terlihat baru selesai mandi, ada tetesan air yang turun dari rambutnya. Aroma manis dan harum memasuki hidung Orion, Orion memeluk Kiara.

"O-orion?" Kiara menjadi gugup karena Orion yang tiba-tiba memeluknya.

"Maaf, aku tidak bisa menahan diriku. Kiara yang baru selesai mandi sangat menggoda dan wangi" Orion berkata sambil memeluknya, dia juga menciumi leher Kiara.

"O-Orion..." Kiara merasa aneh, namun dia menyukai perasaan itu.

"Ma-maaf, Kiara. Aku terlalu berlebihan" Orion berhenti dan kembali memeluk Kiara, Kiara tenggelam di dalam pelukan hangat Orion.

Mereka turun dan menuju meja makan, disana ada Dale, Glen, Gabriella, Starla, Kiara, dan Elizabeth yang berada di dapur. Orion duduk disebelah Kiara, disusul Kiana yang duduk di sebelah nya.

"Ayo kita mulai makan" Elizabeth berkata.

"Nona Elizabeth, dimana tuan Meliodas?" Orion bertanya.

"Meliodas sedang bersama teman-temannya, mereka pergi bersenang-senang" Elizabeth berkata sambil mulai mengambil makanan.

"Kalau senior-Alvin dan Ellina?" Orion kembali bertanya.

"Alvin sedang menghadiri rapat 10 Takhta dan begitu juga dengan Ellina" Glen berkata.

"Hah?" Orion yang mendengar itu spontan berkata begitu, dia tampak terkejut.

"Ada apa, Orion?" Dale tampak bingung.

"Tadi, senior-Glen bilang bahwa Ellina pergi ke rapat 10 Takhta. Berarti...."

"Oh, kau belum tahu. Ellina adalah pemegang takhta ke-10"

"Tapi, bukankah dia murid tahun pertama seperti kami berempat?" Orion mulai kembali tenang, meski pikirannya tidak begitu.

"Oh, kalau soal itu. Ellina mendapatkan rekomendasi dari Grand master, rekomendasi yang ku maksudkan ini berbeda dari rekomendasi yang mungkin kau pikirkan" Dale berkata.

"Memangnya, rekomendasi seperti apa yang Ellina dapatkan?" Orion mulai penasaran.

"Rekomendasi yang memperbolehkannya untuk melawan salah satu dari pemilik takhta tanpa bertaruh apapun, jika Ellina menang maka dia akan menggantikan mereka. Dan jika Ellina kalah, maka dia hanya kalah...."

"Tapi, Ellina hanya memiliki 1 kesempatan saja" Dale mengangkat 1 jarinya.

"....." Orion diam, dia mulai berpikir tentang kemungkinan kemenangan Ellina.

'Mungkin kisaran kekuatan Ellina sama dengan senior-Alvin dan pada usia semuda ini, kurasa selain Bianca masih ada monster lainnya....'

'Tapi, jika aku memasukkan tuan Meliodas sebagai faktor pendukung kekuatan Ellina. Maka itu wajar-wajar saja, mengingat dia adalah anak dari seorang Demon lord'

Hanya Orion seorang yang belum mengetahui posisi Ellina sebenarnya, yang lainnya sudah tahu dengan berbagai cara lainnya.

Orion hendak bertanya tentang "Grand master" kepada Dale, namun Elizabeth menegur mereka hingga mereka hanya fokus untuk makan saja. Mereka makan dengan tenang, meski ada beberapa pembicaraan kecil dan tidak di tegur oleh Elizabeth.