webnovel

2.

Seora melangkahkan kakinya memasuki pekarangan universitas. Menapaki setiap inchi tempat ini. Pandangannya tak lepas mengitari setiap sudutnya, sembari sesekali menggumamkan kekaguman atas betapa luasnya universitas yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu ini.

Terus berjalan, Seora menelusuri lorong-lorong mencari tempat yang harus dituju. Semalam Seokjin bilang bahwa sebagai mahasiswi baru ia harus menuju ke ruang administrasi terlebih dahulu untuk melengkapi pendaftarannya. Tapi yang jadi masalah, dimana ruangan itu berada? Tempat ini terlalu luas, mungkin membutuhkan satu hari untuk mencarinya. Itu pun kalau dia tidak tersesat nantinya.

"Hai nona, apa kau mencari sesuatu?"

Suara orang dibelakangnya memecah pikiran Seora yang sedang fokus membaca nama-nama setiap ruangan yang ia lewati. Ia menoleh kebelakang, menatap pribadi yang baru saja mengajukan pertanyaan padanya. Pribadi itu berdiri tepat dibelakangnya dengan senyum manis melekat di wajahnya.

"Oh, ya aku sedang mencari ruang administrasi."

"Apa kau mahasiswi baru?"

"Ya begitulah.. Tempat ini terlalu luas, aku tidak bisa menemukannya."

"Mari ku antar." Ucapnya sembari berjalan mendahului Seora.

Seora mengekor dibelakangnya, mengikuti setiap langkah orang didepannya ini. Seora bersyukur, setidaknya ia tak akan membuang waktu untuk mencari tempat tersebut. Beruntung ia bertemu dengannya yang mau dengan senang hati mengantar Seora.

Mereka memasuki lift yang akan membawa mereka ke lantai dimana ruang administrasi berada. Hanya ada mereka berdua didalam lift. Suasana canggung menyelimuti keduanya. Seora bingung apakah ia harus memulai pembicaraan atau tidak. Ia tidak mau disebut sok akrab pada orang yang baru ditemuinya ini.

"Siapa namamu?" Seora terlonjak, terkejut dengan suara yang tiba-tiba masuk ke rungunya itu.

"Aku.. Kim Seora."

"Nama yang bagus. Aku Lee Jihoon."

Seora hanya tersenyum. Tidak tau harus merespon apa. Bahkan lelaki didepannya ini tidak menatap Seora sama sekali, persis seperti Yoongi tadi pagi. Tidak, tidak. Kenapa harus mengingat lelaki itu, Seora tidak ingin mood nya kembali buruk.

Setelah sekian lama, denting lift berbunyi. Mereka keluar dari dalam lift dan menuju ruangan yang tepat berada di samping lift. Di atas pintu terdapat tulisan nama ruangan yang Seora cari sejak tadi.

"Ini ruangannya kau tinggal masuk saja. Aku pergi.." Ucapnya sembari berjalan meninggalkan Seora yang masih menatapi ruangan di depannya ini.

"Ah, terimakasih Jihoon sunbae!" Seora yang tersadar langsung berteriak pada Jihoon. Ia sempat melihat Jihoon yang melambaikan tangannya sebelum pribadi itu hilang dibalik dinding didepan.

Seora kembali menghadap pintu didepannya, menghembuskan nafas panjang. Ia membuka dan segera masuk kedalamnya.

***

"Seora-ya, ayo kita ke kantin.."

Seora yang masih sibuk membereskan buku-bukunya hanya mengangguk sebagai respon atas ajakan teman barunya, Hana.

Hana adalah orang yang pertama kali mengajaknya berkenalanㅡoh tidak, mungkin kedua? Tadi pagi Jihoon sudah mengajaknya berkenalan, berarti Hana adalah orang kedua kan? Hana juga mengajak Seora untuk duduk disebelahnya. Meskipun baru bertemu hari ini, menurut Seora ia adalah pribadi yang menyenangkan. Bahkan tidak ada rasa canggung di antara keduanya. Sikap Hana yang mudah akrab dan Seora yang mudah beradaptasi menjadikan keduanya seperti sudah mengenal lama.

Mereka berjalan meninggalkan ruang kelas untuk menuju ke kantin. Seora yang sudah tidak bisa ditahan, ia menyuruh Hana untuk pergi dulu ke kantin sementara dirinya ingin pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Tadi sebelum masuk kelas Seora sudah diajak berkeliling, jadi ia sudah tau dimana letak kantin maupun toilet.

Dengan sedikit berlari Seora menuju toilet yang tidak terlalu jauh dari kelasnya.

'BRUUKK'

Ah, Kim Seora betapa cerobohnya dia. Seharusnya ia tidak perlu berlari seperti tadi. Seora meringis saat tubuhnya terjatuh ke lantai setelah menabrak sesuatu didepannya. Ia berdiri perlahan sembari meneluk-nepuk pakainnya yang kotor tanpa melihat bahwa seseorang sedang menatapnya.

"Kim Seora?"

Gerakan Seora terhenti. Tubuhnya mendadak kaku tidak bisa bergerak. Apa dia tidak salah dengar? Suara itu. Suara yang bahkan masih Seora ingat sampai saat ini.

"Seora, kau bersekolah disini?" Kembali rungunya menangkap suara itu. Seora tidak mungkin salah. Itu benar-benar suara lelaki itu. Seora mengalihkan pandangannya yang sejak tadi menunduk menjadi menghadap lelaki di depannya. Benar, dia Park Jimin. Tanpa menggubris pertanyaan yang ditujukan untuknya, Seora segera kembali menunduk dan membungkuk.

"Sunbae, maaf aku tidak sengaja. Maaf atas kecerobohanku. Aku duluan.." Setelah berucap Seora segera pergi meninggalkan Jimin. Ia sampai melupakan tujuannya ingin pergi ke toilet. Sementara Jimin hanya bisa menatap punggung Seora yang perlahan menjauh dari pandangannya. Menghembuskan napas panjang, Jimin juga segera berbalik melangkahkan kakinya.

'Kenapa harus bertemu lagi dengannya.'

***

Seora mendudukkan badannya tepat di samping Hana. Didepannya sudah ada makanan yang memang ia minta agar Hana memesankannya terlebih dulu tadi sementara ia pergi ke toilet.

"Kenapa cepat sekali?"

"Tidak jadi ke toilet."

"Kenapa?"

"Sudah tidak perlu dibahas, makan saja."

Seora kemudian melahap makanannya. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja terjadi. Setelah sekian lama kenapa ia harus bertemu lagi dengan Jimin. Bahkan juga satu universitas. Takdir macam apa ini sebenarnya. Susah payah Seora menghindarinya selama bertahun-tahun tapi dengan mudahnya mereka bertemu lagi. Seora hanya berpikir bagaimana kehidupan kuliahnya nanti. Ia hanya ingin menjalani kehidupan kuliah yang normal tanpa terlibat masalah-masalah yang pernah ia alami juga saat SMA.

"Seora-ya, apa kau mengenal Jimin sunbae?" Suara Hana memecahkan lamunan Seora. Seora menatap Hana dengan tatapan bingung. Dari mana Hana tau jika dia mengenal Jimin?

Seolah tau arti tatapan bingung Seora, Hana segera menunjuk meja yang tak jauh dari depan mereka yang ditempati 3 orang laki-laki dan satu orang perempuan.

"Jimin sunbae daritadi melihat ke arahmu, apa kalian saling mengenal?"

Seora kemudian mengikuti arah pandangan Hana pada meja yang di maksud. Tatapannya bertemu dengan lelaki yang sedang mengganggu pikirannya saat ini, itu Jimin. Seora segera mengalihkan pandangannya pada orang-orang yang sedang duduk satu meja dengan Jimin. Pandangannya berhenti, ia mengeryit bingung saat matanya tak sengaja menangkap presepsi di sebelah Jimin. Min Yoongi? Ah, jadi mereka berteman.

"Ya, dia dulu kakak kelasku di SMA." Ucap Seora menjawab pertanyaan yang Hana lontarkan tadi. Hana hanya mengangguk paham dan segera melanjutkan acara makannya.

"Tapi Hana-ya, apakah mereka berteman?"

"Siapa?"

"Jimin sunbae dan Min Yoongi."

"Kau juga mengenal Yoongi sunbae?" Oh jadi Yoongi adalah kakak tingkatnya juga disini. Seora pikir Yoongi satu tingkat dengannya.

"Wahh Kim Seora, tidak ku sangka ternyata kau mengenal para lelaki populer itu." Hana berdecak kagum seolah itu adalah hal yang bisa di banggakan.

"Lelaki poouler?"

"Ya.. Kau lihat kan 3 laki-laki disana. Min Yoongi, Park Jimin, dan Kim Taehyung, tidak ada yang tidak mengenal mereka disini. Hampir semua memuja ketampanan mereka." Seora menatap kembali meja itu, ingatannya kembali terputar pada ucapan Yoongi tadi pagi.

'Aku punya banyak fans, jika mereka melihatmu turun dari mobilku mungkin mereka akan menjambak rambutmu begitu keluar.'

Jadi benar, dia memang populer dan banyak fans disini. Itu fakta, tapi itu bukan suatu hal yang bisa di pamerkan. Mengingatnya hanya membuat Seora naik darah. Lelaki dingin itu, hanya dengan mendengar namanya saja darah Seora sudah mendidih.

"Lalu siapa perempuan yang satu itu?" Pandangannya tak lepas dari seorang perempuan yang duduk tepat di depan Yoongi. Dia satu-satunya perempuan disana. Cantik dan elegan, itulah kesan pertama yang Seora bisa tangkap dari perempuan itu.

"Oh, itu Jung Nara. Mereka berempat memang sudah berteman sejak lama. Seharusnya berlima, tapi satu orang lagi mungkin sudah dianggap musuh." Seora mengeryit bingung dengan ucapan Hana, apa maksudnya dengan menjadi musuh.

"Jadi ada satu orang lagi, namanya Lee Jihoon. Awalnya dia bagian dari mereka, tapi sejak tahun kemarin mereka seolah memutus hubungan dengan Jihoon sunbae. Sebenarnya yang punya masalah dengan Jihoon sunbae hanya Yoongi sunbae saja, tapi yang lain mengikutinya."

Seora semakin bingung dengan penjelasan Hana yang tidak tahu kemana arahnya ini. Lee Jihoon? Apakah yang dimaksud adalah orang yang sama dengan orang yang mengantarkannya mencari ruang administrasi tadi?

"Apa yang terjadi?" Tak ingin dibuat semakin bingung, Seora kembali bertanya menuntut penjelasan sejelas-jelasnya.

"Ayah Yoongi sunbae berselingkuh dan akhirnya menikah dengan ibu Jihoon sun.."

"Apa?!!"

***