webnovel

Kebahagiaan

Wanita itu kini melonggarkan perlukan nya, menatap sendu ke arah Davian.

"Aku berdoa hal yang jelek namun Allah justru memberikan aku sebuah hadiah yang luar biasa hari ini" ucap wanita itu merasa menyesal atas doa yang sebelum nya dia minta ke sang pencipta.

"Kalo boleh aku tau, kamu berdoa apa?" tanya Davian sembari mengusap sisa air mata yang masih tersisa di wajah dan pelupuk mata istrinya.

"Aku yakin kalo kamu tau mungkin kamu akan kecewa, tapi jujur aja selama beberapa bulan pernikahan ini tidak ada kebahagian di rumah tangga kita Davian. Kamu yang selalu sibuk …" ucap gadis itu dia menatap penuh cemas ke arah suaminya yang masih setia mendengarkan ceritanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Aku berdoa jika sudah tidak ada jodoh di antara kita, aku berharap Allah menghentikan pernikahan ini secepat mungkin sebelum perasaanku semakin jauh lagi" ucap Anissa.

Davian tampak tersenyum simpul sebelum akhirnya kembali memeluk erat sang istri.

"Allah masih sayang sama kita Nis, Allah masih sayang sama rumah tangga kita. Makannya hari ini aku bisa lihat kamu yang sedang sholat berusaha khusuk meskipun aku juga tau kamu masih belum hafal beberapa ayat"

"Maafin aku yah karena gagal menjadi suami yang baik buat kamu, seharus nya aku bisa mengajarimu. Tapi aku justru sibuk dan bahkan kita hampir gak ada waktu buat saling ngobrol" ucap Davian, setelah nya pria itu tampak melepaskan pelukan nya dan memegang kedua pipi istrinya dengan kedua tangan nya.

"Kita mulai dari awal ya sayang, masyaallah Allah maha baik karena bisa membuat kita saling mencintai dengan cara seperti ini, cup" kini satu kecupan di kening pria itu berikan pada Anissa.

Gadis itu tersenyum merekah untuk pertama kali nya.

Aura kebahagian terpancar dari wajah keduanya, kini dua insan itu sudah saling mencintai satu sama lain.

"Makasih yah karena kamu sudah mau jadi bagian dari hidup aku Davian" ucap gadis itu.

Davian menggeleng cepat "Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu Nis, karena aku bisa jadi bagian dari hidup kamu"

Anissa tampak menggeser duduknya agar sedikit nyaman, gadis itu masih menatap kagum ke arah suami nya.

"Ganteng, cool berkharisma juga, disini yang gak rugi aku sih ck" batin gadis itu berbicara.

tangan Davian mengibas-ngibas kan ke wajah istrinya yang sedang melamun entah memikirkan apa.

"Malah ngelamun, Nissa" ucap Davian.

"Ehh iya, kenapa?"

"Yang harus nya nanya aku, kamu kenapa bengong?" tanya Davian bingung.

"Siapa? Aku? Enggak ko. Tadi nya aku cuma mau nanya kok tumben pulang lebih cepet"

Davian tampak membuang nafas nya sebelum menjawab pertanyaan dari sang istri. "Alhamdulillah kerjaan menumpuk selama beberapa bulan terakhir akhirnya selesai. Dan aku mutusin buat langsung pulang nemuin kamu karena kangen" ucap pria itu.

"Hah kangen? Boong banget ck" ucap gadis itu terkekeh dengan jawaban sang suami.

" Dih malah cengengesan lagi, aku serius padahal. Setiap hari selama sibuk aku selalu kangen sama kamu Nis. Pengen peluk kamu tapi aku harus berpikir dua kali karena aku takut ganggu kamu yang udah tidur nyenyak setiap kali aku pulang kerja"

Puk Anissa tampak menepuk bahu suaminya sedikit keras hingga membuat Davian mengerang.

"Aww sakit Nissa …"

"Ya lagian suruh siapa pulang malem terus?" ucap gadis itu sambil memanyunkan bibirnya meledek sang suami.

"Kan aku kerja buat kamu, terus beberapa bulan ini perusahaan lagi anjlok hampir bangkrut Alhamdulillah Allah masih sayang sama aku sampai akhirnya perusahaan kembali stabil" ucap Davian menceritakan kondisi perusahaan nya selama beberapa bulan terakhir ini.

Anissa tampak kaget mendengar pengakuan dari suaminya, gadis itu hanya bisa menutup mulut nya dengan satu tangannya. "Ya Allah istri macam aku, yang bahkan gak tau kondisi dari pekerjaan dari suami nya sendiri. Maafin aku Davian, kamu berjuang sendirian sedangkan aku hanya bisa mengeluh dan berdoa hal yang buruk padahal kamu kerja buat aku" ucap gadis itu, dia kini menyeka tetesan air mata yang tiba-tiba keluar begitu saja.

"Urusan kerjaan itu urusan aku Nissa, kamu gak perlu ikut pusing mikirin hal semacam itu, aku baik-baik aja dan perusahan juga udah normal" ucap Davian menenangkan istrinya dan mengelus halus punggung sang istri.

"Tapi aku gak enak sama kamu, aku sibuk kesel sama kamu mikirin hal aneh dan suudzon kalo kamu nyesel nikah sama kamu. Padahal kamu lagi berjuang sendirian, maafin aku yah belum bisa jadi istri yang baik buat kamu" ucap gadis itu sendu.

"Semuanya baik-baik aja sayang, ck aku sebenarnya malu bilang sayang sama kamu cuma kalo aku gak ngomong mulut aku gatel buat selalu bilang sayang sama kamu" ucap Davian malu-malu.

"Pfft lucu banget sih ck, udah ahh jangan ngebahas itu mulu" ucap Anissa tampak memalingkan wajahnya.

"Cie kamu salting yah, ck" ucap Davian tampak menggoda sang istri.

"Dih, apaan sih enggak yah, whle" ucap Anissa sembari menjulurkan lidahnya.

"Masyaallah" ucap Davian tiba-tiba.

"Kenapa kamu?" tanya Anissa.

Davian tampak tersenyum kemudian mengusap rambut sang istri dengan lembut.

"Masyaallah ternyata aku punya istri yang begitu cantik dan lucu seperti kamu"

Puk

"Aduhh"

"Dihh gombal banget" ucap gadis itu sembari memukul punggung sang suami hingga membuat Davian mengaduh sakit.

"Astaghfirullah aku gak gombal, kamu memang cantik Aisyahku, kamu lucu seperti anak kecil" ucap Davian serius.

Pipi Anissa sudah mulai memerah dia tersipu malu, sesekali gadis itu tersenyum kemudian berusaha menormalkan kembali wajahnya meskipun tidak dapat dipungkiri, gadis itu tampak bahagia hari ini.

Hal yang dia inginkan rasanya sudah ada di depan matanya sekarang. Davian ternyata sejak awal sudah menyukai nya. Bukankah hal itu akan membuat istri manapun bahagia mendengar pengakuan itu dari mulut suami nya sendiri.

"Tidur yuk udah malem" ucap Anissa.

"Iyah yuk tidur" ucap Davian. Keduanya lalu bangkit dan membaringkan tubuh di ranjang.

Anissa tampak tidur terlentang dan mulai menutup matanya, sementara Davian memiringkan tubuhnya dan memeluk sang istri hingga membuat Anissa tampak kaget.

"Astaghfirullah maaf yah aku kaget karena gak biasa kaya gini"

"Gak apa-apa, aku gak apa-apa kan meluk kamu?" Tanya pria itu.

"Iyah gak apa-apa kok"

"Baca doa dulu yah sebelum tidur"

Cup

Davian tampak mengecup singkat kening sang istri sebelum akhirnya dia ikut menutup mata menuju alam mimpi.

"Ya Allah limpah kan lah kebahagian di keluarga kecil yang baru saja ku bangun ini, terima kasih karena engkau justru begitu menyayangiku hingga memberikan kan ku begitu banyak kebahagiaan hari ini"

Tbc