webnovel

Sugar Brondong

Tác giả: Yunams
Thành phố
Đang thực hiện · 47.3K Lượt xem
  • 25 ch
    Nội dung
  • 5.0
    29 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Andini yang diminta menggantikan sahabatnya Kiran untuk menemui mantan kekasihnya, justru berakhir pada sebuah tuduhan perselingkuhan. Ia bahkan di cap sebagai pelakor oleh bocah berusia 16 Tahun. Bocah tengil bernama Gibran itu adalah anak dari mantan kekasih Kiran. Ternyata ia sengaja menjebak Kiran untuk mempermalukannya, tapi Andini lah yang menanggung semuanya. Andini berpikir itu adalah pertemuan pertama dan terakhirnya dengan Gibran, namun ia salah. Dirinya justru terjebak dalam hubungan guru dan siswa dengannya. Gibran yang masih mengira Andini adalah selingkuhan ayahnya, mencoba memanfaatkan itu untuk membuat Andini tersiksa!

Chapter 11. Kesalahpahaman

"Din, tolong aku sekali ini aja yah." Pinta Kiran setengah merengek.

"Kenapa harus aku coba? Kamu kan bisa ketemu sama dia langsung dan ngomong yang sejujurnya Kiran." Ucap Andini tetap menolak.

Sudah hampir 2 hari Kiran terus membujuk sahabatnya itu untuk menggantikannya bertemu dengan pria yang sebelumnya menjadi kekasih Kiran. Kiran tidak ingin bertemu dengan pria itu, karena Kiran baru saja mengetahui fakta bahwa pria itu adalah seorang duda beranak satu.

Pria itu terus saja meminta untuk bertemu dengan Kiran meskipun Kiran sudah memutuskan hubungan selama hampir dua minggu, hal itu membuat Kiran semakin risih saja. Itu sebabnya dia meminta Andini untuk menemui pria itu dan mengatakan bahwa Kiran sudah pindah keluar kota dan akan menikah dengan pria lain.

"Aku tidak mungkin mengatakan alasanku menolaknya karena statusnya itu." Jelas Kiran dengan wajah lemas.

"Memang apa salahnya dengan status duda? Kamu lupa sahabatmu ini juga seorang janda?" protes Andini kesal, Kiran yang lupa akan status sahabatnya tersebut langsung memeluknya.

"Bukan seperti itu Andini, kalau kamu kan janda muda berprestasi dan juga belum memiliki anak, tapi dia.." Kiran terdiam, sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya.

"Dia Duda dengan anak berusia 16 Tahun. Mana mungkin aku siap menjadi ibu untuk anak sebesar itu. Lagi pula ini salahnya karena tidak mengatakan yang sejujurnya padaku sejak awal." Imbuhnya kesal.

"Kan aku sudah bilang, jangan cari pasangan hanya dari status sosial dan dompetnya saja Kiran. Ini akibatnya, kamu meninggalkan Angga demi pria ini. Sekarang kamu juga yang kebingungan untuk melepaskannya." Gerutu Andini Kesal.

Kiran memang adalah tipe wanita yang sangat realistis, dia selalu memandang segalanya dari sisi kenyamanan dan kemampanan, apalagi jika itu perihal pasangana hidup. Itu sebabnya di usianya yang menginjak 28 Tahun ia belum juga menemukan tambatan hatinya.

"Ayolah Din, bantu aku sekali ini saja yaaahh." Rengek Kiran.

"Tidak akan!" tolak Andini geram dan langsung bangkit menuju ke kamarnya.

Andini dan Kiran memang tinggal di kontrakan yang sama. Kiran yang bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan sementara Andini bekerja sebagai guru Sekolah Menengah Atas. Andini sendiri baru saja kembali ke kota ini, setelah sekian lama mengabdikan diri disebuah sekolah di desa terpencil pinggiran kota dan setelah 3 bulan lamanya menunggu pengumuman penerimaan guru di sebuah sekolah swasta akhirnya Andini dinyatakan lolos sebagai salah satu guru tenaga kontrak di sana.

Kiran berlari dan menyusul Andini.

"Din, tolong aku yah. Tolooooonggg." Rengek Kiran tidak menyerah.

"Sekali aku bilang tidak yah tetap tidak Kiran!" Tolak Andini semakin kesal, di tutupnya pintu kamarnya dengan keras. Kiran kini hanya tertunduk lemas.

***

Andini duduk dengan wajah kesal, dia duduk disebuah meja yang sudah di reservasi atas nama Vino Darendra, nama pria yang harus ditemuinya malam ini. Malam itu Andini tetap terlihat cantik meski hanya mengenakan kemeja hitam dan celana kain putih. Andini Mahira memang terlahir dengan tubuh tinggi semampai, kecantikannya menggambarkan kecantikan wanita Indonesia, dengan kulit putih langsat. Rambut hitamnya yang menjuntai sampai batas pinggang sering kali di ikat cepol hingga menunjukan leher jenjangnya yang mulus. Gaya tomboy namun tetap menawan itulah ciri khasnya.

"Dasar Kiran! Kalau bukan karena dia menunggu semalaman di depan pintu kamar tidak mungkin aku ada di sini sekarang!" gerutu Andini kesal. Setelah pergelutan panjang, akhirnya Andini mengalah dan mengikuti permintaan Kiran meskipun dalam keadaan terpaksa.

Cukup lama ia duduk menunggu, sampai seorang pria dengan wajah tampan menghampirinya. Pria itu tidak menyapanya, ia dengan santai langsung duduk dihadapannya. Andini terkejut, dia menatap heran kearah pria tersebut. Pria yang menurutnya sangatlah tidak sopan.

"Apa ini pria yang dimaksud Kiran? Tapi kenapa wajahnya semuda ini? Wajah ini berbeda dengan foto yang ditunjukan oleh Kiran sebelumnya" batin Andini bingung.

Pria itu menatap Andini dengan dingin, tatapannya terlihat tajam dan sinis. Ia bahkan menatap Andini dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Maaf. Sepertinya anda salah tempat duduk." Kata Andini mencoba memberitahu kepada Pria tersebut bahwa ini bukanlah mejanya.

"Tidak, aku tidak salah meja." Katanya dengan tatapan dingin.

"Tapi anda bukan orang yang sedang aku tunggu dan meja ini sudah di reservasi oleh orang yang bernama Vino Darendra." Kata Andini menjelaskan

"Yah, akulah yang memesan meja ini." Katanya dengan percaya diri. Hal itu membuat Andini semakin kebingungan.

"Apa-apaan ini Kiran!?" batin Andini menahan kekesalannya. Ia seperti ditipu oleh temannya sendiri.

"Duduklah, kau bahkan belum meminum minumanmu." Katanya dengan nada suara dingin dan menindas. Tapi Andini menolak, ia lantas memutuskan untuk pergi. Tapi pria itu langsung menahannya.

"Kau mau kemana? Kita bahkan belum berbicara banyak."

"Sepertinya anda salah orang dan mungkin orang yang ku tunggu tidak akan datang." Kata Andini sebelum beranjak pergi, namun kata-kata pria tersebut seakan menghentikan langkahnya.

"Apa kau kecewa karena bukan dia yang datang menemuimu?"

Andini berbalik dan menatapnya tajam.

"Bisakah kau jelaskan siapa kau sebenarnya? Aku tidak ingin menghabiskan waktuku untuk meladeni orang yang tidak jelas sepertimu." Kata Andini mulai emosi, Andini memang tipe orang yang mudah emosi. Bahkan saat ini dirinya benar-benar emosi melihat pria arogan yang ada di hadapannya ini.

"Menghabiskan waktu untuk orang yang tidak jelas katamu? Bukankan aneh jika orang yang sudah mengambil waktu orang lain yang berharga untuk dirinya sendiri mengatakan hal seperti itu?" tanya pria itu dengan tatapan berubah penuh amarah.

"Apa maksudnya?"

"Apa kau kecewa karena bukan ayahku yang datang menemuimu?" tanyanya lagi, ia mulai menjelaskan siapa dirinya yang sebenarnya

"Ayah?" gumam Andini tidak paham.

"Yah, Ayahku. Vino Darendra. Apa wanita murahan yang sudah merebut pria dari istri dan anaknya pantas memasang wajah kebingungan seperti itu saat ini? Kau pasti tidak menyangka bisa bertemu dengan anak dari pria yang kau layani selama ini." Katanya dengan nada suara bergetar menahan amarah, kaki Andini sontak lemas. Ia syok mendengar ucapan pria ini.

Jelas saja yang berdiri dihadapannya ini bukanlah pria dewasa, meski ia menggunakan setelah jas untuk memperlihatkan sisi maskulinnya. Sejak awal Andini tau bahwa pria dihadapannya ini jauh terlihat lebih muda dari yang diperkirakannya, dia adalah anak dari Vino Darendra yang baru berumur 16 tahun, yah pria dihadapannya ini adalah seorang anak kecil baginya.

"Sepertinya kau salah paham, aku bukanlah wanita yang kau maksud." Kata Andini mengelak.

"Hahaha.. setelah ketahauan kau baru mengelak? Penjelasanmu sangat terlambat nona Kiran." Ia tertawa namun tatapannya menyimpan amarah dan dendam.

"Tapi aku bukan.."

"Apa kau tau apa yang terjadi pada ibuku saat ini? Dia terbaring lemas dirumah sakit karena depresi mengetahui kabar perselingkuhan ayahku. Aku bahkan berjuang untuk mempertahankan kewarasan ibuku." Ucapnya memotong kalimat Andini yang belum terselesaikan.

Andini terhenyak mendengar ucapan anak kecil dihadapannya ini. Ia seperti kehabisan kata-kata untuk menyanggah setiap ucapannya. Dia bahkan tidak mengenal sosok Vino Darendra, ia hanya melihat wajahnya sepintas dari foto yang diperlihatkan Kiran dan yang terjadi saat ini, ia justru harus mendapat tuduhan yang tidak dilakukannya. Bahkan ia dipojokkan seperti ini oleh anak kecil berusia 16 Tahun.

"Maaf tapi sepertinya ada kesalahpahaman disini." Lagi-lagi Andini mencoba meluruskan siapa Andini sebenarnya,

"Salah paham? Apa kau bahkan pernah memikirkan posisi ibuku? Apa kau sangat putus asa sampai mau menerima dan menggoda suami orang lain dan menyakiti hati istri dan anak dari laki-laki itu? Apa kau semurah itu? Berapa yang ayahku berikan untuk tubuh molekmu itu? Biar aku yang menggantikan ayahku untuk membayarmu tapi dengan syarat jauhi ayahku." Ucapan pria itu terdengar sangat kelewatan dan juga merendahkan Andini.

Craasssshhh..

Andini menyiramkan minuman yang dipesannya sejak tadi dan bahkan belum sempat di minumnya sama sekali tepat kewajah putra dari Vino Darendra, pria itu sontak memejamkan matanya, namun tergambar jelas kemarahan diwajah tampannya yang basah. Bahkan urat-urat lehernya terlihat timbul karena mencoba menahan emosi.

"Bukankah sudah ku katakan bahwa kau salah paham? Aku bukanlah wanita yang kau maksud, aku juga bukan wanita yang bernama Kiran. Namaku Andini, tolong camkan namaku baik-baik di ingatanmu. Namaku Andini Mahira." Kata Andini dengan wajah memerah menahan emosi. Diremasnya gelas bekas minuman yang di siramkannya di wajah pria itu.

"Kiran itu temanku, dia bahkan tidak mengetahui bahwa ayahmu adalah pria yang sudah beristri. Jadi cobalah untuk menasehati ayahmu sendiri terlebih dahulu." Ucap Andini dingin dan menusuk. Sebelum pergi ia sempat berbalik.

"Maaf, harusnya bukan hanya air yang ku siramkan padamu. Harusnya ku tampar wajah mulusmu itu dengan tanganku sendiri, tapi aku tidak ingin mengotori tanganku dengan menyentuh wajahmu. Dasar Bocah!" ucap Andini dengan tatapan tajam dan ekspresi wajah datar. Dia berlalu meninggalkan Gibran yang masih terperangah kebingungan, dia mencoba mencerna kalimat demi kalimat yang disampaikan Andini.

"Bocah katanya? Apa dia tau aku masih anak SMA?" gumamnya dengan suara tertahan, ia mengepal tangannya erat. Emosi seakan menguasainya.

"Andini? Siapa lagi Andini? Oh Tuhan, ada berapa wanita yang dimiliki ayahku?" Pekiknya frustasi, ia terduduk dengan wajah memerah menahan amarah. Semua mata di restaurant kini tertuju kepadanya. Sementara Andini berlalu pergi, ia siap menemui Kiran sahabatnya untuk menyemprotnya dengan segenap amarah yang membuncah dihatinya.

"Awas saja kamu Kiran!" Gumam Andini dengan suara tertahan.

Bạn cũng có thể thích

Setelah Meninggalkan CEO, Dia Mengejutkan Dunia

``` Mo Rao lahir di keluarga dokter militer. Orang tuanya telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nenek Fu Ying, sehingga yang terakhir memaksa Fu Ying untuk menerima Mo Rao sebagai istrinya. Mo Rao selalu tahu bahwa Fu Ying memiliki gadis pujaan bernama Qu Ru. Gadis ini gagal menikah dengan Fu Ying sebagaimana keinginannya karena nenek Fu Ying menghalanginya. Setelah menikah, Fu Ying sangat memperhatikan Mo Rao. Mereka bahkan sangat cocok terutama di atas ranjang. Fu Ying selalu menemukan dirinya tenggelam dalam kelembutan Mo Rao. Hingga suatu hari, Fu Ying berkata, “Qu Ru telah kembali. Mari kita bercerai. Aku akan mentransfer properti yang telah aku janjikan kepadamu atas namamu.” Mo Rao berkata, “Bisakah kita tidak bercerai? Bagaimana jika... aku hamil...?” Fu Ying menjawab tanpa hati, “Aborsi saja! Aku tidak ingin ada lagi hambatan antara aku dengan Qu Ru. Lagipula, Qu Ru memiliki leukemia, dan sumsum tulangmu secara kebetulan cocok dengan dia. Jika kamu bersedia mendonasikanmu, aku bisa menjanjikanmu apa saja.” Mo Rao berkata, “Bagaimana jika syaratku adalah kita tidak bercerai?” Mata Fu Ying berubah dingin. “Mo Rao, jangan terlalu serakah. Bahkan jika aku menjanjikanmu demi Qu Ru, kamu tahu sendiri aku tidak mencintaimu.” Kata-kata ‘aku tidak mencintaimu’ menusuk hati Mo Rao seperti sebilah pisau. Senyumnya tiba-tiba menjadi terpelintir dan dia bukan lagi wanita penurut seperti dulu. “Fu Ying, ini pertama kalinya kamu membuatku muak. Kamu menyebutku serakah, tapi bukankah kamu sama? Kamu ingin aku menceraikanmu agar kamu bisa bersama dengan Qu Ru? Baik, aku setuju dengan itu. Tapi kamu bahkan bermimpi kalau aku akan menyelamatkannya? Jangan lupa, tidak ada yang namanya mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup, sama seperti antara kamu dan aku.” Kemudian Mo Rao pergi. Fu Ying benar-benar merasa sesak, dan perasaan ini membuatnya gila. Ketika Mo Rao muncul sekali lagi, dia telah menjadi bintang yang menyilaukan. Ketika dia muncul di hadapan Fu Ying, bergandengan tangan dengan kekasih barunya, Fu Ying tidak peduli lagi dan berkata, “Sayang, bukankah kamu bilang kamu hanya akan mencintaiku?” Mo Rao tersenyum samar. “Maaf, mantan suami. Aku salah dulu. Kamu hanya pengganti. Aku sebenarnya mencintai orang lain.” ```

Mountain Springs · Thành phố
Không đủ số lượng người đọc
670 Chs

Sang Seniman Bela Diri yang Beralih Menjadi Konglomerat Film

[Industri Hiburan + Wanita Utama yang Kuat + Cerita Menarik + Identitas Tersembunyi] Pemimpin Muda Sekte Tang, Tang Shu, yang mahir dalam Teknik Racun dan Senjata Tersembunyi, telah tertransmigrasi dan menjadi pendatang baru tingkat 18, debut sebagai aktris pendukung. Setelah acara variety show disiarkan: Haters: "Aku sebenarnya menganggap Tang Shu itu cukup menggemaskan. Ada yang salah dengan aku?" Ketika Lembaga Penelitian Teknik Mesin Nasional mengumumkan: Miss Tang adalah konsultan penelitian kunci yang kami tunjuk. Haters: "Apa????" Ketika seorang ahli pengobatan Tiongkok yang berwibawa mengungkapkan selama wawancara: Pengembangan jenis obat baru sangat berhutang pada Tang Shu. Haters: "Bukankah ini terlalu kebetulan?" Ketika Departemen Restorasi Porselen dengan terang-terangan menyatakan: Tidak ada yang melebihi Tang Shu dalam bidang restorasi porselen dan kaligrafi serta lukisan. Haters: "Apakah lotus putih ini menjadi sedikit terlalu memabukkan?" Ketika seorang big V Weibo dengan jutaan penggemar tanpa sengaja menunjukkan wajahnya selama siaran langsung... Para haters semua menyatakan bahwa pikiran mereka terpukau! *** Jing Yu, anak kesayangan surga, selalu mempunyai cengkeraman besi dan karir yang sukses sampai— dia bertemu dengan Tang Shu. Di dalam bioskop, setelah menonton empat atau lima film berturut-turut, dia menyadari orang yang duduk di sebelahnya tidak berubah, menikmati popcorn dengan sangat lahap. Tenggorokan Jing Yu bergerak sedikit; wanita ini sedang merayunya. Berhadapan di sebuah kedai kopi, dia secara acak mengeluarkan sedotan dua sisi dan meletakkannya di cangkirnya. Mata Jing Yu merah; wanita ini pasti sedang merayunya!

Rain Chen Zhenzhen · Thành phố
Không đủ số lượng người đọc
595 Chs

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Thành phố
4.9
1020 Chs

Presiden: Anda Adalah Ayah Dari Triplet Saya

"M... Marissa! Apakah mereka anak-anakku?" Mata Rafael tak berpaling dari wajah anak-anak yang menggemaskan itu. "Tidak, Rafael. Mereka bukan," Marissa berkata dengan senyum palsu, "Mereka bukan milikmu. Ingat?" dia berkedip dengan dramatis, "Kita tidak pernah menikah!" Kakak perempuan Marissa Aaron yang lebih tua, Valerie Aaron, meninggalkan pacarnya yang buta di hari pernikahannya dan kabur. Untuk menyelamatkan muka, keluarga Merissa memohon kepadanya untuk menikah dengan Raphael Sinclair. Ironisnya? Dia tidak diperbolehkan memberitahu suaminya yang buta bahwa dia bukan Valerie melainkan Marissa Aaron. Pada hari operasi mata Raphael yang berhasil, Marissa mengetahui bahwa Valerie telah kembali untuk mengambil tempatnya yang seharusnya sebagai menantu perempuan keluarga Sinclaire. Marissa mencoba menjelaskan kepada suaminya bahwa dialah yang menikah dengannya, tetapi dia tidak percaya. Alih-alih meyakinkan lebih lanjut, Marissa yang patah hati memutuskan untuk meninggalkan kota tanpa memberitahunya rahasianya. Raphael Sinclair adalah definisi klasik dari sangat tampan dan adalah satu-satunya pewaris grup industri Sinclair. Apa yang akan dia lakukan ketika dia mengetahui bahwa selama ini wanita yang menawarkan padanya, cinta dan tubuhnya bukanlah Valerie melainkan adik perempuannya Marissa Aaron? Bagaimana reaksinya ketika dia mengetahui bahwa dia adalah ayah dari bayi-bayi yang Marissa kandung di rahimnya? Akankah dia mengejar Marissa dan memenangkan hatinya kembali? Dan pertanyaan senilai jutaan dollar! Akankah Marissa bisa memaafkannya dan mencintainya lagi? ```

JessicaKaye911 · Thành phố
4.7
513 Chs

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
đã thích
Mới nhất

HỖ TRỢ