webnovel

Dua belas

Mobil mereka menyusuri panasnya kota, hanya deru mesin yang terdengar,

"Kak bisa nggak mampir sebentar di Mall di depan itu?" ucapnya pada suaminya.

Ryan cuma mengangguk lalu perlahan masuk ke area parkiran Mall.

"Kakak mau masuk atau nunggu aja?" tanyanya lagi.

"Aku tunggu disini saja", ucapnya dingin.

Zerena bergegas masuk ke dalam Mall, melihat lihat, apa yang akan dibelinya.

tanpa sengaja matanya tertuju pada manekin yang memakai baju stelan dengan kepala tertutup hijab.

Zerena terus mendekat, dan dengan sopan penjaga toko mengajak Zerena masuk untuk melihat lihat pakaian muslim yang ada di dalam.

Diambilnya beberapa pakaian dan hijab lalu mencobanya diruang ganti, setelah keluar sang penjaga toko tersenyum kagum melihatnya.

Sang penjaga toko lalu mengambil sebuah Pashmina yang senada dengan baju yang dipakainya, lalu memakaikan ke kepala Zerena, "ya Allah cantik banget mbak, mbak pantes udah cocok pakai hijab".

"Makasih mbak ", jawab Zerena sopan.

Ia lalu kembali mengganti pakaian dengan pakaiannya sendiri, dan mulai memilih baju baju disana, semua modelnya cantik, trend busana anak muda sekarang, walaupun berhijab tapi tetap stylish.

Tiga jam berlalu akhirnya Zerena keluar dengan belanjaan menumpuk di tangannya, sampai sampai wajahnya penuh peluh membawa semua belanjaan itu, Ryan yang melihatnya kaget melihat belanjaan wanita itu penuh di tangan kanan kirinya, belum lagi yang dibawakan mbak mbak pelayan toko di belakangnya.

Ryan dengan cepat turun dari mobil menyongsong kedatangan Zerena dan mengambil alih semua bawaannya.

"Puhhhh....

capek banget" keluhnya sambil mengambil tisu didalam mobil dan mengelap keringatnya sendiri, "ini pak belanjaannya" panggil sang penjaga toko kepada Ryan, dia memberikan semua belanjaan Zerena, lalu pamit masuk kembali, tapi sebelumya Ryan memberinya tip sebagai ucapan terima kasih.

Zerena tidak memperdulikan Ryan yang masih sibuk menyusun semua barang barangnya di bagasi mobil, dia duduk bersandar sambil menutup kedua matanya merasakan dinginnya AC mobil, benar benar melelahkan berbelanja seperti ini.

Ryan masuk ke dalam mobil, lalu menutup pintu mobilnya, diperhatikannya wajah lelah sang istri yg masih memejamkan matanya.

tidak lama kemudian, mobilnya berhenti di sebuah parkiran cafe.

Zerena membuka matanya perlahan, " udah smpe kak?"

"Belum, kita ngadem dulu", ucapnya lalu turun dari mobil, Zerena perlahan mengikutinya dari belakang dengan langkah lemas.

Ryan memanggil pelayan cafe sambil, pelayan menulis semua pesanannya kau beralih menatap istrinya, "makanannya disamain aja, tapi minumnya tolong kasih istri saya Es teh manis dan jus Alpukat", ucapnya panjang lebar.

Sedangkan Zerena bertumpu pada kedua tangannya diatas meja, mungkin tertidur, atau kecapean kah?

"Silahkan ditunggu pesanannya ya pak", ucap sang pelayan sopan, setelah menulis semua yang disebutkan Ryan.

"Gadis kecil.....

kamu kenapa?", yang dipanggil masih setia menyembunyikan wajahnya di balik lengannya.

Sampai beberapa menit tak ada jawaban, mungkin dia benar benar tertidur, pikir Ryan.

Setelah menunggu akhirnya yang ditunggupun datang, pesanan mereka kini siap tersaji di atas meja.

Ryan menggoyangkan kepala istrinya"Hei gadis kecil bangunlah kita makan dulu, atau kau mau minum, ini aku pesankan es teh dan jus alpukat kesukaanmu".

Zerena mengangkat kepalanya, dilihatnya makanan dan minuman tersaji cantik di depannya.

Perlahan ditatapnya Ryan yang duduk di depannya.

"Bangunlah", ucap Rian mulai meminum Cappucino dinginnya.

Zerena mengerjap ngerjapkan matanya, melihat Ryan minum dengan nikmatnya.

Perlahan ia memperbaiki posisi duduknya, diraihnya es teh manis di depannya, diminumnya teh tersebut sampai tak tersisa, aroma melati ya sungguh memberikan kenikmatan bagi orang orang yang sedang dahaga seperti Zerena.

Tanpa meminta persetujuan dari Ryan, Zerena meraih piring yang berisi nasi putih dan bebek goreng geprek di depannya, Ryan hanya memperhatikannya sambil tersenyum sangat tipis, sementara Zerena sibuk dengan bebeknya.

Akhirnya ritual makan bebek geprek ala Rena dan Ryan selesai juga.

Zerena menyeruput Jus Alpukat nya sampai tandas, Setelah semuanya habis oleh mereka berdua, Ryan mengangkat tangannya memberi kode pada pelayan, seorang pelayan datang dan memberikan tagihannya pada Ryan, setelah membayar semuanya Ryan mengajak Zerena keluar menuju mobil, mereka naik ke mobil.akhirnya mereka masuk ke jalan raya kembali.

Ryan menoleh menatap istrinya, "ada apa, kamu mikirin apa?" tanyanya.

Yang ditanya lalu menoleh dan memutar bola matanya sambil berpikir.

"Kak, aku heran kok Mama Sinta dan Mama Vera bisa kuat ya belanja kayak gitu tiap hari, tapi aku kok capek banget kak?" ucapnya dengan wajah memelas.

Hahahaha.....

Tiba tiba Ryan tertawa, baru kali ini Rena melihat suaminya tertawa lepas seperti itu,

"Apa mungkin Pria es balok kesurupan ya?", pikirnya.

Dia sampai memegangi perutnya sambil tertawa, "Kau tau gadis kecil, mama itu kalau sudah bicara soal belanja, mereka akan berubah jadi wonder woman, jadi apapun yang mereka beli nggak akan terasa berat".

"Jadi gitu ya kak?", ucapnya dengan lugu."

"he emmm", jawab Ryan kembali ke mode dinginnya.

Sepanjang perjalanan mereka kembali terdiam, sibuk berbicara dalam hati masing masing.

"Apa kau mau mengunjungi suatu tempat, atau ada tempat istimewa yang ingin kau singgahi", sambungnya kembali, tanpa menoleh ke arah Zerena.

"Aku mau singgah di taman dekat komplek rumah kak".

Ryan mengangguk, membawa mobilnya menuju area taman yang dimaksud istrinya.

Sampai disana Zerena turun berjalan ke arah kolam ikan yang ada di sana, dia duduk di bangku sekitar, sambil melihat ikan warna warni yang berenang bebas di kolam.

Dari jauh Ryan memperhatikan istrinya, dia ikut berjalan masuk ke taman, duduk di hamparan rumput hijau, masih teringat dengan jelas waktu kecilnya sang mama sering membawanya kemari, bermain berlarian kesana kemari, kini untuk pertama kalinya ia menginjakkan kakinya kembali disini, tidak banyak yang berubah, desainnya masih sama, mempertahan pesona alam yang natural, banyak ikan ikan cantik berwarna warni di kolam, tanaman hias dan tanaman pohon bonsai.

Saat mengedarkan pandangannya, Ryan melihat danau yang dulu ia tempati dan papa memancing. memancing ikan ikan disini.

Iapun berjalan kesana, menyewa alat pancing dan umpannya, mencoba keberuntungannya kali ini, dari belakang Rena berjalan menuju kearahnya, dilihatnya Suaminya es baloknya sedang memancing, diapun mendekat tapi Ryan memberi kode agar tak mendekat, dan menunjuk bangku kayu di bawah pohon.

Rena mengikuti arah telunjuk Ryan, dan mengerti jika suaminya menyuruhnya berteduh di sana, tak jauh beberapa meter dari tempatnya memancing,.

Beberapa menit kemudian, terlihat ujung pancingan Ryan bergerak pertanda ikannya sudah memakan umpannya.

dan benar saja setelah ditarik terlihat ikan emas menggelepar gelepar di udara.

setelah menyimpan ikannya Ryan kembali melempar mata pancingnya ke tengah danau, beberapa menit kemudian mata pancing kembali bergerak, dan ikan Nila tak kalah besar dari ikan sebelumnya.

Tarikan demi tarikan Ryan lakukan dengan cekatan, sampai akhirnya dia mengakhiri ritual mancingnya itu.

Berjalan kearah istrinya mengajaknya pulang, setelah membayar ikan ikan yang ditangkapnya, dari hasil pancingannya