webnovel

CHAPTER 25 Perpindahan Pasien

Setelah melihat kesehatan Hikma yang sudah terangkum di catatan yang tadi dibawa suster yang menjadi ajudan Dokter yang khusus menangani Hikma.

Dari hasil tersebut, didapat sebuah kesimpulkan bahwa kesehatan Hikma masih sangat memprihatinkan. Tetapi sesuai dengan janji Bondan bahwa ketika Hikma belum sembuh maka diirnya akan dipindah ke rumah sakit lainya.

Setelah membaca hasil kesehatan Hikma tersebut. Bondan segera menuju ke administrasi rumah sakit utnuk mengurus kepulangan Hikma. Dengan alasan Bondan akan membawa Hikma ke rumah sakit yang lebih bagus lagi agar Hikma segera sembuh dari penyakitnya.

Bondan tidak menunggu persetujuan dari Hikma karena tadi Hikma sudah menyetujuinya kalau diirnya belum sembuh maka akan mengikuti Bondan utnuk pindah dari rumah sakit yang dibiayai lelaki tua itu. Hingga kini Bondan memutuskan sebuah keputusanya sendiir tanpa persetujuan dari Hikma.

Setelah Bondan kembali ke kamar Hikma, Hikma sudah bersiap untuk ikut dengan Bondan. Melihat respon yang sangat baik dari Hikma tersebut. Hikma tersenyum ketika melihat Bondan sudah kembali mengurus administrasi yang kurang. Beberapa hari ini tidak ada penjagaan dari lelaki tua yang pernah Hikma ceritakan. Entah apa penyebabnya tetapi katanya biasanya lelaki tua itu akan sering muncul dan sering mengganggu Hikma, tetapi hari ini dan dua hari sebelumnya semua terasa sangat beda.

Bondan : " Eh hay, kamu sudah siapkan semuanya. Sudah siap untuk pindah lagi? Kita akna berpetualangan panjang. Oh iya adek kamu yang dirumah sudah aku titipkan ke bibi, jadi kamu tidak perlu khawatir lagi"

Hikma : " Sudah tuan, aku sudah selesai memberesi semua barangku. Bukan aku tetapi Hasan yang melakukanya, aku hanya menyuruhnya dari sini saja dan Hasan yang melakukan pekerjaan tersebut. Dia adalah adik yang sangat mengerti kakak nya ini"

Hasan hanya nyengir ke arah Bondan yang sedang berdiri tegak dengan ekspresi yang emmbuat wajahnya terlihat semakin ganteng sempurna. Tanganya yang dimasukan ke dalam saku celana membuat diirnya terlihat kalem dan apa adanya.

Bondan akhirnya mengelus kepala Hasan dengan sangat lembut, mencium rambut Hasan yang sebenarnya bauknya sangat busuk. Bondan berniat untuk mengajak Adik Hikma untuk pergi ke salon mendapatkan perawatan yang pantas walau sekedar mencerahkan kulit mereka, atau membuat tubuh mereka menjadi wangi.

Bondan : " Sudah tuan putri? Mari kita pergi dari rumah sakit ini dan pindah ke rumah sakit lain. Aku berjanji untuk terus menjagamu hingga kamu sembuh seperti semula kembali. Ayo segera naik ke kursi roda dan aku akan mendorongmu dengan sangat pelan agar tidak sakit"

Hikma :" Sebenarbnya aku sudah tidak perlu pergi berobat lagi karena sumber obatnya sudah berada disini sekarang. Aku sudah tidak butuh obat dari rumah sakit lagi karena sumbernya sudah bersamaku ini"

Bondan yang mendengar hal tersebut hanya mampu tersenyum malu. Ternyata Hikma mampu membuatnya melayang sampai dia lupa bahwa bumi tetap yang menjadi sebuah pijakan. Bondan mati kutu dan tidak bisa menjawab apapun bualan dari Hikma tersebut. Bondan hanya mendorong kursi roda Hikma dengan kecepatan pelan. Bondan tidak ingin masa seperti ini berlalu begitu saja.

Setelah cukup lama akhirnya mereka sampai di parkiran dan sudah ditunggu mobil sewaan yang Bondan pesan tadi. Hasan masih tetap bersama mereka, membawakan sebagian barang ringan yang Hikma bawa. Hasan yang memang sedikit anti mobil di dudukan didepan atau disamping supir agar tidak mabuk darat.

Hikma yang masih belum kuasa menapakan kakinya ditanah akhirnya di gendong Bondan hingga masuk ke dalam mobil dnegan aman. Bondan bahkan mampu menjaga kepala Hikma dari benturan pintu yang sangat membahayaan bagi Hikma, tangan Bondan ternyata sangat siap untuk melindungi kepalanya.

Hikma hanya bisa tersenyum dengan wajah yang sangat lebar. sungguh itu merupakan hal yang sangat manis, tangan Hikma berhasil melingkar di leher Bondan membuat tubuh Bondan terasa sangat merinding karena sentuhan tersebut. Setelah Hikma berada di dalam sekarang Bondan membaweli supir untuk hati-hati dalam membawa mobilnya karena kalau sampai terjadi sebuah hal yang tidak di inginkan maka Bondan tidak akan membayarnya walau hanya sedikit.

Bondan akhirnya masuk ke mobil dan duduk tepat disamping Hikma untuk menjaga Hikma agar tetap kokoh dalam duduknya. Bondan tidak ingin ada hal yang buruk terjadi pada mereka terkhusus pada Hikma, wanita yang sangat dicintainya tersebut.

Bondan :" Apakah kamu sudah nyaman dengan dudukmu ini? Kalau belum aku akan memindahkanmu hingga menemukan titik nyamanmu. Aku akan memastikan dirimu bahagia selama di perjalanan hingga sampai di rumah sakit nantinya, bilang saja kalau tidak nyaman"

Hikma hanya tersenyum karena mendapatkan sebuah perhatian yang bahkan jauh dari bayanganya. Seorang Bondan kini sangat peduli dneganya bahkan sangat dekat denganya.

Hikma :" Ini sudah lebih dari nyaman tuan, sudah tidak perlumengkhawatirkanku secraa berlebihan seperti itu. Karena sungguh aku ini dalam keadaan yang sangat baik karena telah mendapatkan obat yang paling manjur"

Bondan kembali dibuat mati kutu kembali oleh Hikma, memang anak itu senang sekalikalau melambungkan orang lain agar tersenyum dan mabuk oleh ucapanya.

Perjalanan hampir satu jam menuju ke rumah sakit yang menjadi tujuan Hikma dan Bondan, sebuah rumah sakit yang bernama RS.SARDJITO, sebuah rumah sakit terbesar yang pernah Hikma kunjungi. Setelah mobil smapai di lobi, Bondan turun terlebih dahulu dan mengangkat Hikma yang dibnatu dengan beberapa suster yang memang bertugas ditempat tersebut.

Hikma akhirnya dibawa kelantai 7 bersama Hasan yang menemaninya, sedangkan Bondan sedang mengurusi pembayaran Hikma nantinya. Hikma sangat etrkejut ketika diirnya dimasukan kedalam lift yang sangat gelap dan menakutkan. Bahkan pada beberapa pemberhentian Hikma menjerit karema ketakutan.

Alih-alih diirnya takut akan terkunci di dalam ruangan ini. Entah apa yang akan etrjadi jika Hikma sampai terkunci di tempat ini. Mungkin saja Bondan akan menangisinya dengan tangisan darah.

Hikma akhirnya sampai dilantai 7, dan suster mendoorngnya menuju ke kamar VVIP yang bahkan lebih canggih dibandingkan dengan rumah sakit sebelumnya. Benar saja itu merupakan sebuah rumah sakit besar di Yogyakarta.

Rumah sakit ini sellau menjadi rumah sakit rujukan karena segala kecanggihan alatnya yang sudah mampu menangani banyak penyakit yang tidak bisa ditangani hanya di rumah sakit kecil saja.

Seperti Hikma saat ini, sebenarnya dirinya mengidap kanker yang hidup di dalam payudaranya. Di rumah sakit ini Bondan berniat untuk melakukan operasi demi kesembuhan Hikma secraa maksimal, karena penyakit tersebut jika dibiarkan maka akan membunuh siapapun dengantanpa ampun.

Sebuah penyakit yang tergolong sebagai penyakit yang sangat ganas dan mematikan. Hikma terkagum bisa masuk ke dalamkamar tersebut, begitu pula dengan Hasan yang masih melongo melihat kamar tersebut. Katanya kamar ini lebih bagus dari kamarnya.