webnovel

BAB 44 DUA HARI BONDAN MENGHILANG

Jam 12 tepatnya Hikma pulang kerja seperti biasanya. Hikma sudah menghabiskan sebagian waktunya ditempat kerja untuk mengumpulkan sedikit uang untuk kebutuhan semua adiknya. Hikma mencoba mengecek ponselnya berharap Bondan memberinya kabar walaupun hanya sebuah pesan singkat yang mungkin hanya diketik dengan waktu sedetik saja.

Tetapi tidak ada notif apapun apalagi dari Bondan. Hikma sangat khawatir dengan hal tersebut, karena tidak biasanya Bondan seperti ini kepadanya. Walaupun dia sibuk sellau menyempatkan waktu untuk bisa menghubungi Hikma bagaimanapun bentuknya. Tetapi sekarang semuanya beda, Hikma sangat trekejut dan khawatir dengan hal tersebut. Hikma kini sedang berhenti di pinggir jalna yang memang sudah sering dia lewati setelah atau sebelum ke tempat kerja.

Ditanganya tertenteng seplastik makanan dan susu untuk adiknya hasil pemberian managernya yang memang selalu baik dengnaya. Katanya itu untuk imbalan karena di hari tersebut Hikma sudah memaksakan diri untuk sehat dan masuk kembali ke tempat kerja. Walau sebenarnya masih sering timbul pusing yang kadang sulit ia kendalikan. Bahkan dia belum bekerja seperti biasanya, masih banyak istirahatnya karena memang kondisinya yang memang sangat sulit untuk di prediksi lagi.

" Toloong, tolong!"

Teriak Hikma ketika tas dan juga plastiknya di rampas orang yang tidak dikenalinya, jalan tersebut memang sangat rawan terjadi kejahatan termasuk kasus pencopetan. Hikma berusaha mengejar orang tersebut juga sambil berteriak berharap ada orang yang akan membantunya karena itu merupakan susu dan makanan untuk adiknya, sedangkan di tasnya ada uang untuk pembayaran salah satu adiknya esok karena akna ada ujian praktek di sekolahnya.

Hikma menangis karena pencopet tersebut terlalu cepat berlari hingga dia tidak mampu untuk mengejarnya. Beberapa warga juga sudah mengejarnya, mencoba membantu Hikma semampunya. Tetapi yang Hikma lihat pencopet tersebut berlari dengan sangat cepat sehingga tidak bisa dikejar sama sekali.

Sedangkan sekarang kondisi Hikma pinsan karena terlalu keras memikirkan hal yang memang sudah dirancangnya sejak awal. Hikma sangat terpukul karena hari ini dia sudah bekerja keras untuk biaya adiknya, karena memang besok adalah telat pembayaran dan Hikma haru emmenuhinya kalau tidak maka adiknya tidak akan lulus dan harus mengulang dutahun berikutnya.

Warga :" Mbak. Mbak. Kenapa pinsan? Ayo segera bawa ke masjid (Kebetulan letaknya sangat dekat dengan masjid sehingga Hikma dibawa ke masjid yang jauh lebih enak). Tolong yang lain ambilkan minyak kayu putih dan juga air minum"

Hikma sudah tidak dapat mengingat apapun , warga kini sedang berusaha menyadarkanya dengan minyak kayu putih. Kekhawatiran sangat trelihat dari wajah mereka, padahal Hikma juga tidak mengenali mereka, tetapi ternyata mereka dengan sanagt tulus berhtai mulia bersedia menolong Hikma saat itu.

" Uhuk, uhuk"

Begitulah suara batuk Hikma ketika dia membuka matanya kembali dan mengingat apa yang sebenarnya telah terjadi kepadanya tersebut. Sebuah hal yang sangat sulit Hikma terima akrena memang ini jauh dari perkiraanya. Walau Hikma sellau percaya bahwa semua adalah takdir Tuhan, tetapi saat itu dia menangis dan merengek mengenai keadilan Tuhan yang tidak diberikan kepadanya dengan bukti walau Hikma sudah berusaha ettapi ternyata banyak seklai hal diluar dugaanya yang sangat sulit dia terima.

Hikma :" Terima kasih banyak atas bantuanya dan mafkan saya jika saya merepotkan kalian semua"

Warga :" Lain kali hati-hati ya mbak agar hal ini tidak terulang kembali. Mohon maaf kami belum bisa menangkap copet tersebut dan tas mbak sudah dibawa kabur orang itu. Semoga Tuhan menggantinya dengan rezeki yang jauh lebih banyak dari apa yang ada di tas tersebut"

Hikma hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan mereka semua yang juga pergi satu persatu. Hikma masih meneteskan air mata dan kini tubuhnya sangat lemas ketika pulang tidak membawa apapun bahkan dia kehilangan apapun.

Hikma :" Apa lagi ini Tuhan, kenapa engkau terus mengujiku dengan hal yang selalu aku katakan sebagai hal yang sangat berat untuk aku lalui. Apakah maish kurang ujianmu selama ini sehingga masih saja kau berikan aku ujian yang sangat berat ini. Bagaimana aku memenuhi tanggung jawabku, dan bagaimana nanti jika adiku menanyakan perihal biaya untuk ujianya esok hari. Aku harus menjawab apa Tuhan?"

Rintihan Hikma sambil menekuk lututnya dan menangis dengan sesegukan, hal yang sangat berat bagi Hikma saat itu, apalagi ketika Bondan kini sedang tidak ada kabar, keman aHikma akan mengadu ketika tempat pulangnya sedang pergi entah kemana tidak ia fahami sama sekali.

Pengamen :" Mbak ini tasmu?"

Suara tersebut tiba-tiba mengagetkan Hikma yang memang sedang sangat sedih karena satu-satunya uang untuk pembiayaan sekolah telah hilang.

Hikma :" Oh iya ini tas saya, apakah kmau yang menolongnya? Terima kasih banyak, tetapi saya tidak memiliki uang untuk memberimu imbalan. Sungguh aku hanya mempunyai doa yang tulus untukukmu, semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu ini"

Hikma akhirnya mengecek dan uangnya masih utuh tanpa ada hal appaun yang menghilang dari dalamnya.

Pengamen :" Bukan saya mbak yang menolong, saya hanya disuruh orang itu ( sambil menunjuk ek belakang badanya). Dan orang itu telah memberi saya imbalan jadi kamu tidak perlu memberikan lagi kepadaku. Lain kali hati-hati ya mbak. Disini sangat sering terjadi hal yang seperti itu"

Hikma akhirnya mengejar lelaki yang memakai pakaian serba hitam, namun lelaki tersebut berjalan dengan sangat cepat sehingga Hikma tidak bisa mengejarnya sama sekali. Di sebelah orang tersebut juga ada dua orang yang berjalan di sisinya. Hikma hanya ingin mengucapkan terima kasih karena orang tersebut telah rela menolongnya tanpa pamrih sama seklai. Hikma akan mempunyai hutang yang besar kepadanya.

Namun nyatanya Hikma tidak bisa mengejarnya sama sekali karena jalan orang tersebut memang sangat cepat sekali.

Dan tanpa Hikma ketahui, itu adalah Yusuf yang ditemani dengan pengawalnya. Yusuf yang memang sellau mengikutinya atau kalau bukan dia maka pengawalnya yang akan selalu menjaga Hikma kemanapun ia pergi. Yusuf membayar pengawal tersebut dengan sangat mahal untuk menjaga Hikma dan memastikan bahwa tidak terjadi sesuatu yang buruk dengan Hikma.

Karena tidak mampu mengejarnya maka Hikma memutuskan untuk pulang kerumahnya karena mungkin saja hasan kini sedang menunggunya. Hikma mengecek kembali tas nya dengan sangat teliti untuk memastikan bahwa tidak ada yang menghilang, hingga akhirnya Hikma menemukan beberapa uang yang jumlahnya bahkan banyak, juga atm dan sandinya, Hikma sangat terkejut dengan hal tersebut.

Tetapi yang Hikma lakukan saat ini adalah sujud syukur atas segala nikmat yang telah ia peroleh dengan tanpa ia sangka ini. Hikma akhirnya berlari pulang dengan menangis karena bahagia, senyum dan menangis kini menyatu bahkan sata itu terjadi rintik hujan yang menambah dinginya badanya.