webnovel

Penampilan Shia Tang

Biên tập viên: Wave Literature

Shia Tang terlihat, seolah sedang menarik diri ke dalam cangkang pelindungnya untuk melindungi diri dengan mengabaikan situasi saat ini.

"Bukan seperti itu! Bagaimana mungkin aku membiarkanmu tertekan karena komentar orang-orang?" kalimat yang lebih menyakitkan meluncur dari mulut Billy Li.

Wajah Shia Tang memucat, ia menatap Billy Li dengan tenang lalu berkata, "Apakah gadis di foto itu juga merasa tertekan karena komentar orang-orang di sekelilingnya?"

Mimik wajah Billy Li yang awalnya dingin menjadi semakin dingin. Ia mengulurkan tangannya dan meremas pipi Shia Tang dengan keras sambil mendengus kasar, "Semua beban yang selama ini dia tanggung. Kamu tidak akan pernah tahu!"

Dalam hati Shia Tang membalas, Ternyata, gadis itu adalah pemicunya.

"Aku mengerti. Aku minta maaf. Aku tidak akan mengungkit gadis di foto itu lagi." Wajah Shia Tang terlihat muram, sekali lagi dirinya menyadari bahwa hati Billy Li sangat dingin. Sekali menyebutkan kata gadis di foto itu, Shia Tang seolah melihat kebencian di mata Billy Li. 

Billy Li menjadi sentimen dan ekspresi itu, sangat sulit untuk dihapuskan dari benak Shia Tang. Ia mengira dirinya bisa mengatur pernikahan ini dengan baik dan berniat ingin membuka hati untuk menjadi seorang wanita yang layak bagi Billy Li. Tetapi, pemikirannya itu benar-benar naif.

Billy Li melepaskan remasan tangannya pada pipi Shia Tang, lalu dengan kesal menarik sebuah rokok dan menyalakannya, lalu membuka jendela mobil, kemudian ia mulai merokok.

Angin diluar bertiup masuk, meniup lembut rambut halus Shia Tang hingga terbang dengan kacau. Shia Tang dengan cepat menekan rambutnya dengan tangan karena takut akan menutupi wajahnya.

Billy Li menjentikkan abu keluar dari jendela lalu menatap Shia Tang dan berkata. "Selanjutnya, bagaimana jika kita berbicara tentang penampilanmu hari ini?"

Suara Billy Li yang dalam bagaikan suara desisan ular. Membuat Shia Tang ketakutan. Ia tiba-tiba melihat bayangan kegelapan muncul di mata Billy Li. Tatapan Billy Li yang seperti saat ini sudah tidak asing lagi baginya.

Billy Li menjepit rokok dan melihat Shia Tang dengan tajam. "Kamu tidak bahagia?"

Shia Tang menggelengkan kepala sambil berkata "Iya". Billy Li mendengar dengan jelas suara Shia yang terdengar seperti angin. 

Kemudian Shia Tang menggelengkan kepalanya, Billy Li tahu betul suaranya tadi terdengar seperti bisikan yang lembut, tetapi Shia Tang benar-benar tidak bahagia. Maka dari itu yang bisa Shia Tang lakukan hanyalah melepas sabuk pengamannya lalu bersandar kepada Billy Li atas kemauannya sendiri.

Bisa dikatakan, mereka berdua telah melakukan semua versi terbaik yang bisa mereka berdua lakukan selama ini, tetapi memang belum sampai selesai.

Shia Tang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Billy Li saat ini, hanya saja ia sedang tidak ingin melakukannya. Beberapa kali Shia Tang hampir mengira nasi akan berubah menjadi bubur, tetapi kendali diri seorang Billy Li sangat menakutkan semua orang.

Shia Tang masih belum mengerti dan juga gelisah karena selama ini sebenarnya Billy Li tidak pernah membantunya hanya karena belas kasihan...

Keesokan harinya terdengar telepon Shia Tang berbunyi 

"Shia, apa kamu ada waktu? Ayo keluar makan siang dengan kakak." Di siang hari ini kakak kedua Shia Tang menelpon. Nada suara di telepon terdengar agak kurang jelas. 

Selanjutnya Shia Tang meminta izin kepada saudari Liu untuk pergi keluar sambil membawa tas. Sesampainya di tempat yang dituju, Shia Tang melihat kakak kedua sudah berada di dalam restoran Jepang. 

Kris Tang yang sedang minum sendirian, kemudian melihat kedatangan Shia Tang, ia terlihat memaksakan diri untuk tersenyum. "Shia, akhirnya kamu datang. Restoran Jepang ini rasa makanannya lumayan. Cepat duduk dan coba. Aku akan memanggil pelayan untuk segera menghidangkan lebih banyak makanan."

Shia Tang melepas sepatu dan duduk bersila di seberang kakaknya lalu bertanya dengan cemas, "Ada apa, Kakak memanggilku?"

"Tidak apa-apa, hanya saja kamu terlihat kurus ketika kakak menjemputmu pergi ke pesta kemarin." Kris Tang menyajikan hidangan untuknya, sebagai tanda perhatian.

Hati Shia Tang menghangat, lalu ia tersenyum dan merasa tersentuh. "Terima kasih kakak. Kamu sangat baik padaku."

Kris Tang adalah satu-satunya orang yang saat ini benar-benar peduli pada Shia Tang di antara semua kerabat. Shia Tang seharusnya tidak meragukan niat baik kakak kedua yang membawa dirinya ke pesta tadi malam.

Kris Tang kemudian menjawab, "Gadis bodoh... kamu itu adikku, jika aku tidak baik kepadamu, lalu ke siapa lagi aku harus berbuat baik? Ayo, cepat makan!" 

Dengan malu Shia Tang memberi senyum lembut, dengan Kris Tang yang terus menyajikan hidangan untuknya...