webnovel

Suami Dadakan

Season 1. Pernikahan dadakan dari orang tua membuat Salwa sangat muak kepada pemuda pilihan ayahnya. Sehingga sesuatu yang tak terduga pun terjadi, Salwa semakin membenci Hasan, pemuda pilihan kedua orang tuanya. Kesalahfahaman dan masa lalu Salsa membuat gadis lemah lembut, menjadi wanita yang kejam dan berniat balas dendam kepada Hasan. Berbagai cara dilakukan olehnya, agar hidup Hasan sengsara dengan cara tetap menjadi istrinya. Apa sebenarnya yang terjadi? Apakah Naura akan tetap tidak punya hati kepada Ahsan? Ikuti terus kisahnya. Season 2. Tiada disangka oleh seorang perempuan yang sudah tak lagi muda, jika seorang ustadz muda akan menjadi suaminya. Sangat syok dan tidak percaya, namun begitulah kejadiannya. Apakah keduanya bisa hidup bersama?

Ririnby · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
169 Chs

Hidup Hanya Sebentar

Halwa mengambil buku milik Hasan.

"Mau baca? Baca saja. Ingat mati itu penting," kata Hasan.

"Bab berapa paling seru?" tanya Halwa.

"Semua seru tapi yang seram ada di bab 15, tentang keluarnya ruh dari badan."

Halwa membuka lalu membaca. "Di dalam khobar (dijelaskan), tatkala seorang hamba terjatuh di dalam waktu naza' (terlepasnya ruh), maka lisannya tertahan dan datanglah kepadanya 4 malaikat. Malaikat pertama berkata, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas rizkimu. Aku telah mencari (rizkimu) di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan sesuap (makanan) dari rizkimu yang masuk pada saat ini."

"Datanglah malaikat kedua, lalu berkata, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas air minummu dan lainnya. Aku telah mencari di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan seteguk air yang mendekati pada saat ini." Halwa terdiam sejenak Hasan memberikan air putih.

"Alhamdulillah, terima kasih. Lalu datanglah malaikat ketiga, lalu berkata, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas nafasmu. Aku telah mencari di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan satupun hembusan nafasmu. Dan yang ke empat datanglah malaikat keempat, lalu berkata, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas ajalmu. Aku telah mencari di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan sesaatpun bagimu."

"Kemudian datanglah Malaikat Kiromul Katibin dari sisi kanan dan sisi kiri. Lalu berkatalah malaikat yang ada di sisi kanan, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas kebaikanmu." Malaikat itu pun mengeluarkan buku catatan amal yang berwarna putih, lalu menunjukkannya kepadaku seraya berkata, "Lihatlah amal-amal baikmu!" Seketika itu aku menjadi bahagia dan giat (lega).

Lalu berkatalah malaikat yang ada di sisi kiri, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas keburukanmu." Malaikat itu pun mengeluarkan buku catatan amal yang berwarna hitam, lalu menunjukkannya kepadanya seraya berkata, "Lihatlah pada buku catatan amal burukmu." Seketika itu bercucurlah keringatnya, kemudian dia melihat di sisi kanan dan sisi kiri karena takut dibacakan buku catatan amalnya. Lalu malaikat itu pun menyengaja melemparkan buku catatan amalnya ke atas bantal, kemudian malaikat itu menyingkir.

Lalu datanglah Malaikat Maut, dan di sisi kanannya ada malaikat rohmah dan di sisi kirinya ada malaikat siksa. Di antara mereka, ada yang menarik ruh dengan tarikan kuat. Di antara mereka, ada yang melepas dengan kencang. Dan di antara mereka, ada yang giat bersemangat."

Halwa menitihkan air mata, Hasan segera menghapus air mata istrinya.

"MasyaAllah ... Allahu akbar."

"Tatkala ruh sampai pada tenggorokan, maka Malaikat Maut pun mengambil ruhnya. Jika dia termasuk rang yang beruntung, maka menyerulah malaikat rohmah. Dan jika dia termasuk orang yang cekala, maka menyerulah malaikat siksa.

Lalu malaikat pun mengambil ruhnya, mereka membawanya naik ke sisi Tuhan Semesta Alam. Jika dia termasuk orang yang beruntung, maka Allah berkata, "Kembalikan ruh itu ke badannya sehingga dia melihat apa yang ada di jasadnya."

Kemudian malaikat turun bersama ruh itu, lalu meletakkannya di tengah rumahnya. Lalu dia pun melihat orang yang bersedih padanya dan orang yang tidak bersedih kepadanya sedangkan dia tak kuasa berbicara. Kemudian diiringlah jenazahnya ke kuburnya, Allah pun memerintahkan agar ruh itu kembali ke jasadnya sebagaimana ia ada di dunia."

"Sebagian ulama' berpendapat bahwa ruh kembali ke dalam jasadnya sebagaimana ia ada, kemudian dia didudukkan dan ditanyai. Sebagian ulama' lagi berpendapat bahwa pertanyaan itu untuk ruh bukan untuk jasadnya. Sebagian ulama' lagi berpendapat bahwa ruh itu masuk ke dalam jasadnya sampai pada dadanya. Ulama' akhir berpendapat bahwa ruh itu berada di antara jasad dan kain kafannya. Dan di dalam semua perselisihan pendapat itu, telah datang atsar dan pendapat yang shohih menurut ahlul ilmi agar seorang hamba menetapkan keyakinan tentang adanya siksa kubur dan tidak sibuk di dalam masalah bagaimana keadaan kubur (di mana ruh berada ketika kembali ke jasad,).

"Al-Faqih Abu Laits, semoga rohmat Allah senantiasa terlimpahkan kepada beliau, berkata, "Barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur, maka ia harus melanggengkan 4 perkara dan menjauhi 4 perkara lainnya. Adapun 4 perkara yang dilanggengkan, maka itu adalah menjaga sholat, shodaqoh, membaca Al-Quran, dan memperbanyak membaca tasbih, karena 4 perkara ini bisa menerangi dan meluaskan kubur. Adapun 4 perkara yang dijauhi, maka itu adalah dusta, berhianat, mengadu domba, dan kencil di atas badan."

Nabi SAW telah bersabda :

"Bersucilah dari air kencing, karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur adalah sebab air kencing (tidak berhati-hati dalam bersuci ketika kencing)."

Kemudian turunlah 2 malaikat yang keras yang membelah bumi dengan cakarnya, mereka berdua adalah Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir. Lalu keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, "Siapa Tuhanmu? Dan pertanyaan lainnya."

Jika dia termasuk golongan orang yang beruntung, maka dia akan menjawab, "Tuhanku adalah Allah, nabiku adalah Nabi Muhammad SAW, dan agamaku adalah islam". Lalu keduanya menjawab, "Kemudian, silahkan tidur seperti tidurnya pengantin" Keduanya pun membuka lubang di sisi kepadanya, lalu dia melihat rumah dan tempat duduknya di dalam surga. Lalu, keduanya kembali bersama ruh itu ke langit dan menjadikan ruh itu berada di dalam lampu yang digantungkan di Arsy. Ya Allah rasanya sangat nyata semua Fil. Padahal hanya dua menit. Ya Allah ...." jelas Fatih terheran-heran.

"Aku pernah mendengar riwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah, berkata: Nabi SAW bersabda, Allah Yang Maha Luhur berfirman:

Aku tidak akan mengeluarkan (seorang hamba dari hamba-hamba-Ku dari dunia, sedangkan Aku ingin mengampuninya, kecuali aku mengurangi keburukan amalnya dengan penyakit di badannya, atau kesempitan di kehidupannya, atau kesusahan yang menimpanya. Jika ada yang tersisa dari keburukan-keburukannya, maka aku memberatkannya ketika kematian sehingga dia menemuiku dan tidak ada keburukan padanya. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, aku tidak akan mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hamba-Ku (dari dunia) sedangkan Aku tidak ingin mengampuninya kecuali aku memenuhi setiap kebaikan yang dia lakukan dengan kesehatan badannya, kebahagiaan yang menimpanya, dan keluasan di dalam rizkinya. Jika masih ada yang tersisa dari kebaikan-kebaikannya, maka aku akan meringankannya ketika kematian, sehingga dia menemuiKu dan tidak ada kebaikan padanya."

Abu Aswad berkata, kami berada di sisi Siti Aisyah ra, tiba-tiba sebuah tenda besar terjatuh di atas seseorang, orang-orang pun tertawa, lalu Siti Aisyah ra berkata: aku mendengar Rosulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang mukmin tertusuk duri kecuali diangkat baginya 1 kebaikan sebab duri itu dan dilebur baginya 1 keburukan sebab duri itu."

Dan telah dikatakan (dalam sebuah riwayat), "Tidak akan kebaikan di dalam badan yang tidak pernah tertimpa penyakit-penyakit dan tidak ada kebaikan di dalam harta yang tidak pernah tertimpa pengganti-pengganti."

Gus di dalam sebuah khobar (dijelaskan), sesengguhnya ketika seorang mukmin terputus dari dunia dan menghadap pada akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih, wajah mereka seperti matahari. Mereka membwa kain kafan dari kain-kain kafan surga dan hanuth (semacam obat agar mayat tidak busuk) dari hanuth-hanuth surga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang."

"Kemudian datanglah Malaikat Maut, lalu duduklah Malaikat Maut di sisi kepalanya seraya berkata, "Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridlo Allah." Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu keluarlah ruh dan mengalir dari badannya sebagaimana tetesan mengalir dari minuman.

Para malaikat pun mengambil dan meletakkan ruh itu pada apa yang ada di depan mereka, mereka memasukkan ruh ke dalam kain-kain kafan itu dan keluarlah dari kain-kain kafan itu bau wangi seperti bau misik.

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), dan tidaklah mereka naik (ke langit bersama ruh itu) bertemu dengan para malaikat lain kecuali para malaikat lain itu bertanya, "Bau wangi apa ini?" Mereka pun menjawab, "Ini adalah bau fulan(pemuda)." seraya menuturkan sebaik-baik nama orang itu yang mana dia dipangggil dengan nama itu di dunia.

Tatkala mereka dengan ruh itu sampai ke langit, maka mereka meminta dibukakan, lalu dibukakan pintu-pintu langit untuk mereka. Dan para malaikat (yang ada di langit) ikut mengiringinya dari setiap langit sampai langit ketujuh.

Meyerulah suara yang menyeru dari arah Dzat Allah, "Catatlah di dalam kitab amalnya (bahwa tempatnya) di dalam surga Illiyun, dan kembalikanlah dia ke bumi karena sesungguhnya dia diciptakan dari bumi". Sebagaimana telah ditegaskan dalam Firman Allah Yang Maha Luhur :

"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain (Surat Thoha : 55)."

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu para malaikat mengembalikan ruh ke jasadnya. Dan datanglah 2 malaikat yang menyeramkan, keduanya mendudukkannya seraya bertanya kepadanya, "Siapa tuhanmu? Dan seterusnya".

Kemudian, keduanya bertanya kepadanya, "Apa pendapatmu tentang orang ini yang telah diutus di dalam kalian semua, yakni Nabi Muhammad?" Lalu, dia menjawab, "Dia adalah utusan Allah, Allah telah menurunkan Al-Qur'an kepadanya, dan aku beriman dan membenarkannya." Lalu, menyerulah dari arah langit, "Telah benar hamba-Ku, maka beberkanlah baginya tikar dari surga, kenakan dia pakaian dari surga, dan bukakan baginya pintu surga".

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), dan datanglahlah bau dan wangi surga, dan diluaskan kuburnya sepanjang mata memandang.

Nabi SAW bersabda, melanjutkan kisah ini, kemudian datanglah seseorang yang tampan wajahnya dan pakainnya berbau wangi. Lalu orang itu berkata kepadanya, "Bergembiralah dengan seseorang yang akan membahagiakanmu. Ini adalah harimu, yang mana kamu telah dijanjikan atas hari ini". Lalu, dia bertanya kepada orang itu, "Siapa kamu? Semoga Allah Yang Maha Luhur merohmatimu, aku tak pernah melihat di dunia seseorang yang lebih tampan darimu." Orang itu pun menjawab, "Aku adalah amal baikmu." Lalu dia berkata, "Wahai Tuhanku, tegakkalah hari kiamat sehingga aku bisa kembali pada keluargaku (keluarga, amal sholeh, surga, dan kenikmatan akhirat)."

Dan jika dia termasuk golongan orang yang celaka, ketika kematian datang kepadanya, maka turunlah kepadanya para malaikat dari langit. Mereka membawa pakaian adzab (pakaian siksa). Mereka duduk jauh darinya. Lalu datanglah Malaikat Maut, dia duduk di sekitar kepalanya seraya berkata, "Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju murka Allah Yang Maha Luhur".

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu ruhnya berpisah dari jasadnya, keluarlah ruh dari jasadnya sebagaimana perasan air yang keluar dari bulu yang basah.

Tatkala ruhnya keluar dari jasadnya, maka dia dilaknati oleh setiap apapun yang bertemu dengannya di antara langit dan bumi. Namun, setiap apapun bisa mendengarnya (suara laknat) kecuali tsaqolain (manusia dan jin).

Lalu, para malaikat membawa ruhnya naik ke langit dunia. Ketika mereka sampai membawa ruh itu di langit dunia, maka terkuncilah langit karena kedatangan ruh itu. Lalu, menyerulah suara yang menyeru dari arah Dzat Yang Maha Pengasih, "Kembalikan dia ke tempat berbaringnya." Lalu mereka mengembalikannya ke kuburnya.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir pun mendatanginya dengan membawa sesuatu yang paling sulit dari setiap kesulitan. Suara keduanya seperti halilintar dan mata keduanya seperti kilat yang menyambar. Keduanya membelah bumi dengan taringnya.

Lalu, kedua malaikat itu mendudukkannya dan bertanya kepadanya, "Siapa Tuhanmu?" Dia pun menjawab, "Aku tak tahu." Lalu, menyerulah suara dari arah kubur, "Pukullah dia!" Kedua malaikat itu pun memukulnya dengan pemukul besi, jikalau semua makhluk berkumpul maka mereka tidak akan bisa mengangkat pemukul itu. Menyalalah api di kuburnya, lalu kubur itu menghimpit dan mencampur aduk tulang belulangnya.

Kemudian, datanglah kepadanya seorang yang buruk rupa dan busuk baunya seraya berkata, "Semoga Allah membalasmu dengan keburukan. Maka demi Allah, kamu tidak pernah beramal, tetapi kamu lambat dalam melakukan ketaatan dan bergegas dalam melakukan maksiat kepada Allah."

Dia pun bertanya, "Siapa kamu, aku tak pernah melihat di dunia orang yang lebih buruk rupa daripada kamu?" Lalu orang itu menjawab, "Aku adalah amal burukmu."

Kemudian, dibukakan pintu menuju neraka baginya sehingga dia melihat tempat duduknya di dalam neraka. Maka tiada henti seperti itu (siksa kubur) sampai hari kiamat.

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), orang mukmin diuji di dalam kuburnya selama 7 hari, sedangkan orang kafir selama 40 hari.

Nabi SAW bersabda :

"Barang siapa meninggal dunia di hari Jum'at, maka Allah Yang Maha Luhur akan memberinya keamanan dari fitnah kubur."

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan) dari Abu Umamah Al-Bahili ra, tatkala seseorang meninggal dunia dan diletakkan di dalam kuburnya, maka datanglah Malaikat Maut. Ia duduk di sekitar kepalanya, dia menyiksanya, memukulinya sekali dengan palu yang mana tidaklah tersisa anggota badannya kecuali terputus-putus, kuburnya terluap-luap oleh api.

Lalu dia berkata, "Berdirilah atas izin Allah." Maka tiba-tiba dia duduk tegak dengan menjerit yang mana jeritan itu terdengar oleh apapun yang ada di antara langit dan bumi kecuali jin dan manusia.

Dia bertanya kepada malaikat itu, "Mengapa kamu melakukan ini? Mengapa kamu menyiksaku? Padahal aku telah benar-benar mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, dan berpuasa di Bulan Ramadhan?"

Lalu, malaikat itu menjawab, "Aku menyiksamu karena sesungguhnya kamu pada suatu hari bertemu orang yang dianiyaya, dia meminta pertolongan kepadamu, namun kamu tidak menolongnya. Dan kamu sholat suatu hari dan kamu tidak bersuci dari kencingmu."

Maka jelaslah berdasarkan khobar ini bahwa menolong orang yang teraniyaya adalah wajib, sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi SAW :

"Barang siapa melihat orang yang teraniyaya, lalu dia meminta pertolongan kepadanya dan dia tidak mau menolongnya, maka dia akan dipukul di dalam kuburnya sebanyak 100 cambukan dari api neraka".

Dan diriwayatkan dari Nabi SAW :

"Ada empat golongan yang didatangkan Allah di hari kiamat di atas mimbar-mimbar dari cahaya dan Allah memasukkan mereka ke dalam rohmat-Nya. Para sahabat bertanya, "Siapa mereka, wahai Rosulullah?" Nabi SAW menjawab, "Orang yang memberi kenyang pada orang yang lapar, orang yang memberi bekal pada orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menolong orang lemah, atau orang yang menolong orang yang kesusahan".

Dan diriwayatkan dari Sahabat Anas bin Malik ra, bahwa dia berkata, Rosulullah SAW bersabda :

"Tatkala mayit diletakkan di dalam kuburnya dan ditimbunlah tanah kepadanya, keluarga dan anak-anaknya pun berkata, "Aduh tuanku, aduh orang muliaku". Lalu malaikat yang diserahi (untuk menyiksanya) berkata, "Apakah kamu mendengar apa yang mereka katakan?" Dia pun menjawab, "Iya." Malaikat pun berkata, "Kamu adalah orang yang mulia." Lalu hamba itu (mayit) berkata, "Mereka mengatakan hal itu, andai mereka diam." Lalu kubur pun menghimpitnya dan tercampur aduklah tulang belulangnya. Sedangkan dia menyeru di dalam kuburnya, "Aduh tulangku, aduh begitu hinanya tempatku, aduh penyesalanku, aduh begitu sulitnya pertanyan-pertanyaanku." Sampai masuklah awal malam Jum'at di Bulan Rajab dari tahunnya itu. Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, "Aku bersaksi kepada kalian wahai malaikat-Ku, sesungguhnya aku mengampuni keburukannya dan aku menghapus kesalahannya sebab dia telah banyak menghidupkan malam ini."

Wallahu a'lam bisshowab. Terima kasih." Halwa mengecup pipi Hasan dengan cepat tanpa permisi.

Hasan terbelalak.

Bersambung.