webnovel

stuck with yours love

Hi perkenalkan, aku Arnita perempuan yang terlahir dari keluarga sederhana tapi penuh kebahagian. Sampai pada suatu hari, ayah ibu ku meninggal dalam kecelakaan, dan adik tiri ibuku yang mengatakan akan mengurusku, tiba-tiba menjual semua aset keluargaku termasuk rumah yang aku tinggalkan. Dengan berbekal uang yang tidak seberapa aku dititipkan pada rumah yatim piatu, yang tidak jauh dari tempat tinggalku. aku beruntung karena Tuhan masih sayang padaku, pemilik yayasan yatim piatu itu tidak memiliki anak hingga aku di urus nya sampai dewasa. Keberuntungan aku tidak hanya sampai disitu, aku sekarang sudah menikah dengan anak bos yang kebetulan donatur tetap yayasan yatim piatu tempat aku dibesarkan. Bukan tanpa sengaja aku menikah dengannya tapi atas dasar cinta yang akhirnya tumbuh dihati kami. Bryan pria berwajah cantik karena wajahnya lebih mirip ibunya dari pada ayahnya.

rachma_akbari · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
282 Chs

Part 18. home sweet home

aku duduk di bangku taman kecil yang sengaja aku buat agar bisa menemaniku dikala jenuh melanda aku memandangi sekelilingmya disana tidak hanya ada taman dengan pepohonan hijau seperti mostera, aneka macam keladi mulai yang warna putih hingga merah serta beberapa jenis tanaman lainnya di pinggir tembok juga ada pepohonsn rambat dan dibawahnya terdapat kolam ikan koi yang tidak terlalu besar ditengah-tengah taman ada kursi gantung telur yang terbuat dari rotan agar aku bisa bersantai disana, aku masih memandangi sekelilingku tapi tiba-tiba aku ingat kejadian dimall, Irene yang berkelakuan absurd tapi kenapa Bryan bertingkah aneh dia benar-benar berkelakuan julit seperti ibu-ibu yang suka nyinyir, separah itukah Bryan padahal selama aku kenal dia itu pria matang dan dingin namun sifatnya tadi membuatku terheran-heran tidak hanya itu mengapa dia harus meladeni Irene yang padahal menurut aku itu seperti bukan hal yang perlu dia ladeni sampai seperti tadi, mungkin dengan menyuruh Dika mengusirnya sepertinya sudah cukup.

aku melempar makanan ikan kedalam kolam koi terlihat mereka saling merebutnya memakannya bersama dengan datangnya Bryan dari dalam rumah

"Kamu sedang apa sayang?" Bryan memelukku dari belakang lalu mencium pipiku wangi parfumnya menyeruak kedalam hidungku, jika tidak kekantor dia menyukai Parfum yang lembut dan dan sedikit manis walaupun tetap parfum untuk pria.

"Kasih makan ikan," aku membiarkan dia memeluku. sementara tangan Bryan turun kebawah mengelus-elus perutku yang sudah mulai sedikit kelihatan bulat.

"Anak papah sehat ya didalam sana cepat besar biar kita bisa bertemu," Bryan memutar badanku dan dia berjongkok sehingga kepalanya pas berada di perutku.

"kamu jangan bikin mama mu muntah-muntah ya sayang kasihan kalau dia tidak mau makan," kali ini Bryan mengecup perutku lalu berdiri didepanku.

"Terima kasih ya sayang sudah menjaga anak kita," Bryan lalu mengecup kening, mata, pipi kemudiam Bibir ku, aku memandangnya dan tersenyum wajah cantik dan hidung serta matanya yang membuat perempuan terkadang iri memandangnya, ia benar-benar mewariskan wajah ibunya hanya saja jenis kelaminnya pria.

"Maaf pa,bu mengganggu," Iwan masuk setelah Bryan melepaskan pelukannya padaku.

"Ada apa Pa?" tanyaku pada Iwan yang berdiri di pintu masuk taman kecilku.

"Mas Randy sudah datang bu dia diruangan tamu, atau saya suruh kesini saja?" tanyanya sopan.

"Tidak usah pa kita kedalam saja," Bryan memegang jari tanganku lalu kami berjalan keluar dari taman kecilku.

"Pa Iwan Randy suruh keruangan keluarga saja," Bryan memerintahkan Pa Iwan untuk mengajak Randy keruang keluarga, disini memang bisa lebih santai jika ingin berbicang-bicang lalu aku meminta tolong Mbo Darmi membawakan makanan dan Minuman keruang keluarga, mbo Darmi merupakan pengasuh Bryan waktu kecil malah dia sempat ikut waktu mereka tinggal di Landon namun kembali ke Indonesia setelah Bryan berusia 12 tahun dan lebih memilih membantu Mama Bryan, oleh karena Bryan lebih memilih tinggal diluar negeri bersama nenek dan Kakeknya. Jadi boleh dibilang dia mengetahui Bryan lebih dari pada aku.

"Hai Randy mana pepohoan titipan Ibu?" tanyaku ketika kulihat Randy memasuki ruang keluarga, dia kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa depan Bryan .

"Sabar mba aku baru sampai, bukan ditanya gimana kabar adenya malah nanyai Pohon," Randy menjawab pertanyaanku dengan sedikit kesal.

"Iiih kamu sejak kapan jadi sensitif?"Aku malah menggodanya.

"Yang hamil aku kenapa kamu yang sensitif?" Aku menyilangkan tanganku didada sambil memandang Randy sebal.

"Jangan gitu mba lihat mukaku tar anaknya kaya aku baru tau rasa," Randy malah balik meledekku.

"Amit-amit cabang bayi,"aku mengusap-usap perutku lalu mengetok kepalaku dengan tanganku dan kemudian menggetok-getok tangan ku keatas meja di ruang keluarga, Bryan dan Randy melihat apa yang aku lakukan malah tertawa.

"Betah ka dirumah ini?"Randy tiba-tiba menanyakan hal konyol padaku

"Home sweet home , betah banget apalagi aku punya taman pribadi sendiri,"Jawabku santai sambil duduk Disebelah Bryan sementara Bryan menatapku lalu tersenyum lembut sambil mengusap rambutku. sementara Randy hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kenapa? kamu mau tinggal disini juga?"goda Bryan .

"Gak lah mas, ihhh kebayang liat kalian bermesraan terus," Randy menggidikan bahunya seolah kami adalah mahluk asral.

"Jangan Yank makannya banyak," colekku pada Bryan sambil seperti orang berbisik tapi tentu saja terdengar oleh Randy.

"Gak papa tapi dia musti bayar, lumayan kan buat bayar listrik," kami tertawa sementara Randy hanya cemberut sambil memeluk bantal kursi.

"Kalian itu kaya tapi ama saudara sendiri pelit," rajuk Randy sambil mengambil pisang goreng hangat yang tadi disediakan Mbo Darmi.

"Jadi gimana hasil investigasimu katanya ada perkembangan baru?"tanya Bryan menatap Randy yang sedang menikmat pisang goreng.

"Kalau yang no Private number sudah dapat nomernya, dan sudah ditanyaan ke providernya itu nomer atas nama siapa namun untuk alamat aku terpaksa cari sendiri , terpaksa aku hack habis gimana lagi, dan besok anak buah Mas Adi akan periksa kelokasi," Jelas Randy lalu dia mengambil tisue dan mengelap tangan dan mulutnya yang ada minyak, sisa dari pisang goreng tadi.

"orangnya sama tidak yang meneleponku dengan Arnita?" tanya Bryan penasaran.

"Sama Mas, eh Mas kenal yang namanya Andini?" tanya Randy. Aku dan Bryan saling menatap lalu Bryan menganggukan kepala.

"Dulu dia pernah bekerja diperusahan ku namun dia melakukan pemalsuan penempatan tugas dan jabatan, makanya dikeluarkan. Memangnya kenapa'?" Bryan penasaran dengan pertanyaan Randy.

"Diki sudah menyerahkan dokumennya namun yang terima seorang Pria tapi siPria tersebut menyerahkan kembali pada seorang perempuan namanya Andini, tapi kita masih menyelidiki dia akan memberikan kepada siapa dokumen tersebut itu masih dalam pantauan," Randy lalu menatap kami lagi.

"Kalian punya musuh yang cukup punya pengaruh tidak sih?" tanya Randy sambil menatap kami, Aku memandang Bryan, karena selama kerja sebagai sekertarisnya aku tidak pernah melihat Bryan melakukan kelicikkan untuk memenangkan proyek besar apalagi sampai merugikan orang, dia selalu memenangkan proyek dengan cara yang seharusnya dan beberapa Pubriknyapun tidak ada satupun yang menjatuhkan saingan dengan cara tidak sehat, dia selalu melakukan dengan Fair. Sementara untuk produk yang di export pun dia selalu mengikuti jalur yang seharusnya karena beberapa pertambangannyapun selalu mengikuti aturan pemerintah walau menurut kakeknya Bryan itu terlalu lemah dan kurang menangani dengan tegas lawan bisnis namun justru itu bisnisnya sampai saat ini berjalan baik-baik saja. walauupun tidak seluas waktu Papahnya yang memimpin.

"Sepertinya kami tidak memiliki musuh tapi entah jika musuh dari haman kakek ?" tanyaku, sementara Bryan hanya terdiam lalu menatap Randy.

"Lanjutkan penyelidikan Ran dan laporkan jika sudah ada perkembangan selanjutnya," Perintah Bryan . Dia kemudian mengambil cangkir yang berisi air kopi hitam yang tadi disediakan oleh mbo Darmi. dan aku melihat wajah Bryan yang sedang mulai berfikir untuk mengambil langkah apa yang harus diambil , dia tidak pernah mengusik orang namun jika di usik aku tau pasti apa yag akan dia lakukan sisi lain Bryan sepertinya akan segera kembali aku lihat.

"ya sudah kalau gitu aku pulang dulu," Randy bersiap untuk berdiri.

"Kamu pulang naik apa?" Bryan bertanya pada Randy lalu dia berdiri mengikuti Randi.

"Naik Taxi online aku rasa kalau dari depan sini tidak akan terlalu lama menunggu karena didepan jalan besar dan mudah ditemui," Randy lalu berjalan hendak keluar dari ruang keluarga.

"Tunggu sebentar," Bryan berjalan keruang kerjanya tak lama dia keluar dengan sebah kunci dan STNK mobil.

"Bawa mobil jeep hitam digarasi minta Iwan tolong antarkan kegarasi," Bryan melemparkan kunci dan STNK kearah Randy yang bediri tidak jauh dari Bryan.

"Serius nih Mas, makasih ya nanti kalau uangku sudah cukup beli mobil akan aku kembalikan mobilnya," Randy tersenyum senang

"Ya, anggap saja fasilitas kantor," celetuk Bryan pada Randy. Randy mencium tanganku dan Bryan, dia keluar menuju garasi ditemani oleh pa Iwan yang merupakan komandan tugas hari ini yang bergantian dengan Dika. Bryan memang sangat murah hati dia tidak hanya akan memberikan bantuan pada orang yang perlu tapi juga pada orang-orang yang sudah bekerja keras untuknya

***

jangan lupa tinggalkan jejang guys dan terimakasih buat yang sudah kasih bintang love u guys happy reading.

rachma_akbaricreators' thoughts