|POV WILLIAM ANTSLEY|
Tanpa membawa perlengkapan, kami berangkat. Udara siang hari menghembus bebas diatas kami saat kami berjalan menuju kolam ajaib itu yang diarahkan Jack dengan aku mengikutinya dibelakang. Kemungkinan kolam itu tidak jauh dari sini karena kami tak perlu membawa barang apapun. Ya tentu juga karena tidak ada orang selain kami disini. Kami berjalan beberapa menit di padang rumput yang luas itu dan mengarah ke sebuah gundukan yang meninggi.
Sesampainya di gundukan tersebut, aku dapat melihat hutan hijau lebat yang luar biasa luas. Aku tak pernah melihat pemandangan ini sebelumnya, dalam kehidupan sebelumnya aku berfikir ini mirip seperti hutan Amazon, dimana hutan itu memang sebuah tempat hijau luas yang dipenuhi flora dan fauna endemik terdapat didalamnya. Bedanya hutan ini terlihat tak memiliki sebuah rawa, sungai atau aliran air apapun didalamnya. Hanya sebuah hutan yang penuh dengan daratan. Tetapi itu hanya asumsiku sementara, kau tak akan tau jika kau tak melihat langsung kedalamnya.
Mulai dari tempatku berpijak ini, suara-suara hewan terdengar dari arah hutan itu. Sebelumnya aku tak mendengar suara apapun kecuali angin yang menghembus rumput yang kami pijak saat ini. mungkin saja suara itu terpantul gundukan ini, jadi tidak akan terdengar sampai tempat kami berlatih.
Masih terus berjalan, aku menuruni gundukan dan terus mengikuti Jack dari belakang. Selang beberapa menit berjalan menuju hutan tersebut, rumput yang yang kami pijak menipis dan dedaunan gugur mulai kami jumpai sedikit demi sedikit.
Beberapa hewan-hewan liar mulai terlihat oleh mataku. Tak hanya 1 atau 2 hewan yang terlihat asing bagiku juga ada di hutan itu. Karena aku belum terbiasa dengan hewan hewan abnormal dari yang kulihat sebelum sebelumnya, aku merasa merinding dan takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mempercepat kakiku untuk lebih mendekat di belakang jack dan memegangi baju nya dengan erat. Aku berfikir hewan abnormal ini terlihat buas dan dapat menerkam kami dalam kondisi apapun. Tetapi aku juga mengingat kita tak perlu membawa peralatan apapun jadi hati ku sedikit tenang, namun jantungku berdebar cepat karena rasa takutku ini. Dulu aku mungkin sudah dewasa, tetapi melihat makhluk yang bahkan ukurannya 3 kali tubuhmu dan tak pernah kau lihat pasti membuatmu merasakan ancaman yang akan datang dari makhluk itu.
"Kau tak perlu khawatir, Willy. Tempat ini tidak berbahaya, tetapi tetaplah di dekatku dan jangan terpisah. Anggap saja seperti di dalam kota"
Tangannya mengusap kepalaku untuk menenangkan rasa ketakutanku. Tetapi itu tidak sepenuhnya berhasil. Dia terus berjalan kedalam hutan tanpa gelisah sedikitpun. Aku masih merasa merinding di sekujur tubuhku terlihat dari bulu kudukku berdiri. Hawa yang lebih dingin mulai terasa dan sinar matahari juga samar samar karena tertutup pepohonan yang lebat.
Semakin kedalam hewan-hewan liar juga semakin sering kami jumpai. Hampir mirip seperti kebun binatang, namun semua binatang ini dilepas dengan bebas. Anehnya mereka tidak saling menyerang satu sama lain. Itu seperti tempat ini memiliki peraturan tetap untuk tidak saling menyerang satu sama lain.
Dengan cahaya matahari yang muncul dari sela-sela dedaunan lebat pada setiap pohon, hutan ini tidak begitu gelap. angin dingin berhembus membuat pakaian kami bergoyang goyang dan membuatku sedikit kelilipan. Dedaunan gugur juga berterbangan bebas di dalam sini. kami memasuki hutan tidak begitu jauh, dan aku masih bisa melihat rumput hijau tebal yang berada sebelum memasuki hutan ini dibelakang.
"Kita hampir sampai, Willy"
Jack memberitahuku sambil terus berjalan dan tanpa menoleh kearahku. Aku mengambil langkah menuju sisinya untuk melihat pemandangan di depan. Seperti yang dia bilang, aku melihat sebuah kolam di tengah hutan ini yang dipancari sinar matahari di atasnya. Di pinggir Kolam itu dikelilingi bebatuan sungai yang sekilas terlihat dibuat agar air itu tidak merembes keluar dan sebuah dinding batu pada salah satu sisi nya.
Sesampainya di kolam, aku memperhatikan daerah sekitar sini. Asumsiku sementara untuk wilayah kolam ini mempunyai diameter kurang lebih 5 sampai 6 meter dengan radius daerah sekitarnya sekitar 10 meter tanpa pepohonan menutupi cahaya yang datang dari atas. Aku menatap kearah kolam yang dibilang ajaib ini.
Aku masih tak mengerti bagaimana kolam ini bisa merestorasi stamina dan tenaga saat kita memasukinya. Kolam ini terlihat biasa saja, airnya jernih karena aku bisa melihat dasar kolam yang juga terbuat dari batu sungai besar yang tersusun mengacak. Kolam ini terlihat tidak dalam, mirip seperti kolam pemandian terbuka umum.
"Ini kolam yang kau bicarakan itu?" aku bertanya heran.
"Tentu saja, kolam mana lagi yang kita cari? Ini lah dia" dia mengarahkan kedua tangan nya ke kolam "aku menyebutnya Blessing Pool" dia menyeringai.
Aku melihat dia berpose seperti itu dengan cahaya yang lebih terang menyinarinya tanpa kejelasan. Mencoba mendekati ke pinggir kolam itu, aku berjongkok dan menyentuh air didalamnya. Sensasinya dingin namun biasa saja seperti air pada kamar mandi rumah.
Sedang mengobok air kolam itu, aku menoleh ke samping melihat Jack sedang melucuti semua pakaiannya sampai tak tersisa kecuali cincin pada jari manis di lengan kanannya, meletakannya di atas sebuah dinding batu. Kemudian dia meregangkan satu persatu anggota tubuhnya yang terlihat banyak bekas luka di sekujur tubuhnya itu. Entah apa yang telah dilalui nya sebelum aku lahir, luka luka itu tidak bisa dianggap remeh dilihat dari ukuran nya yang mana tidaklah seperti luka ringan saat kau jatuh ke aspal kasar.
Dia memasuki kolam itu langkah demi langkah secara perlahan dan berendam didalamnya dilanjut dengan hembusan nafas lega. Dia menyandarkan tubuhnya ke sisi kolam dengan kedua tangannya berada diatas tepi bebatuan dan kepalanya yang mendongak ke atas dengan mata tertutup.
"Kenapa kau diam saja? Buka semua pakaianmu dan masuklah ke kolam. Rasakan sensasinya Willy, ini menyegarkan" ucapnya sambil menolah kearahku.
Mencoba memendam rasa tak sabar untuk mencobanya, aku melepaskan seluruh pakaianku juga. Langkah pertamaku membuat sekujur tubuhku sedikit gemetar karena sensasi dingin kolam tersebut. Permukaannya mencapai bahuku dan aku Cuma memojok disamping Jack dengan mengarahkan pandangan ke arah hutan itu.
Saking tak sabarnya dengan efek penyembuhan kolam ini, aku bertanya kepada Jack dengan nada sedikit kecewa "Lalu, bagaimana dengan restorasi tenaga dan stamina nya?" aku hanya menadahkan kepalaku di pinggiran kolam sejajar dengan tangan Jack disamping. Dia hanya diam saja sambil menikmati.
Tak lama aku mulai merasakan kekecewaan terhadap kolam ini. Aku tak mengerti bagaimana cara kerja kolam ini atau yang dia sebut dengan Blessing Pool, atau karena Jack hanya membual belaka agar aku tetap menyetujui persyaratannya. Tetapi itu juga disetujui jika kolam ini benar-benar ajaib.
Aku tak bisa menyembunyikan atau menipu bagaimana wajahku saat ini terlihat. Dengan menghembuskan nafas panjang dan rasa kesal yang kututupi, aku berdiri untuk keluar dari kolam itu. sesaat aku melewati depan Jack, aku merasakan aura dingin menguap ke udara dari sisi tubuh Jack. Apakah dia marah karena aku enggan berendam di kolam ini? tetapi aku tak melihat adanya kerutan kesal pada wajahnya yang mengarah keatas dengan mata tertutup dan senyuman menikmati.
"Kau lihat ini Willy? Cobalah untuk bersikap tenang sejenak agar kolam ini juga merasakan kedalam tubuhmu. Maka kau akan merasakan sensasi yang ingin kau ketahui itu" ucapnya dengan mata tertutup tanpa meninggalkan pose nya sedikitpun.
Dari nada bicaranya terdengar serius tanpa amarah didalamnya. Mataku melebar melihat fenomena yang dialami Jack. Aku kembali ke tempat awal ku berendam dengan rasa bersalah karena ketidak sabaran ku itu. aku mencoba menenangkan pikiran sejenak dan kembali bersandar pada pinggiran kolam seperti semula.
Aku menunggu dengan sabar hingga akhirnya aku merasakan nya sendiri. Air kolam yang dingin ini membuat tubuhku terasa hangat didalam. Sensasi yang mirip dengan proses penyembuhan yang dilakukan Liz padaku, namun ini bermula dari dalam. Uap yang sama dengan milik Jack juga muncul di sekitar tubuhku. Entah bagaimana caranya air ini juga bisa menyembuhkan luka ringan saat latihan tadi. Lecet pada lenganku mulai memudar dengan sendirinya.
Sulit dikatakan secara rinci bagaimana ekspresiku saat ini, sederhananya aku gembira dengan fakta blessing pool ini tak hanya kebohongan belaka yang dibuat-buat Jack. Gua air terjun seblumnya itu sendiri juga merupakan sebuah keajaiban bagiku. Aku tak tau gerbang yang kita masuki sebelumnya memberikan kita akses semacam teleportasi atau bukan.
Rasa lega menyelimuti diriku saat ini. aku menoleh kesamping melihat apa yang dirasakan Jack saat ini. Dari ekspresinya dia terlihat biasa saja seperti orang yang tak sengaja tertidur. Mengalihkan pandanganku ke arah tangan kananna yang menjulur tepat di hadapanku, aku melihat cincin yang berkilau dengan sedikit tetesan air pada sebuah permata ungu kehijauan terang yang menyatu dengan lingkaran cincinnya .
Aku mengingat tentang sebuah cincin yang didapatkan semua orang pada umur 10 tahun. Cincin tersebut dapat memunculkan sebuah senjata yang terpilih untuk masing masing orang yang mendapatkannya. Aku membayangkan seperti apa senjata yang dimiliki Jack.
Aku mencoba menyentuh cincin miliknya "Cincin ini...." sembari aku menggoyangnya, matanya terbuka dan menarik tangan nya ke hadapan wajahnya.
"Hmm... oh ini adalah sebuah Armament Ring, yang juga akan kau dapatkan saat berumur 10 tahun nanti di sebuah Sacred Temple" ucapnya sambil mengamati cincin miliknya yang sedikit bersinar.
Aku menyandarkan kepalaku diatas kedua tanganku yang dilipat "Bagaimana cara kerja agar cincin itu kita dapatkan nanti?" tanyaku penasaran.
Aku mengetahui tempat yang kita datangi saat mendapatkan cincin itu, namun aku tak mengetahui dari mana datangnya cincin tersebut. Dan mengapa kita tak mengambil lebih dari satu cincin untuk kita gunakan?. Aku tak mengetahui apakah ada peraturan dibalik itu semua atau tidak, benakku ini terasa menumpuk dengan rasa penasaran untuk mengetahui informasi lebih lanjut.
"Humu humu... Aku lupa bagaimana proses pendapatan Armament Ring itu secara rinci, karena itu sudah lama sekali, tetapi sederhananya, pada waktu pertengahan tahun, kau bersama dengan orang orang seusiamu yang sudah umur 10 tahun, akan pergi ke Sacred Temple dan mengantri satu-persatu untuk mendapatkan Armament Ring itu. Kau akan menempatkan tanganmu pada sebuah bola yang disebut High Propechy Orb of Truth untuk membaca garis dan mungkin juga sidik jari pada tangan mu untuk menentukan bentuk apa yang cocok untuk kau gunakan"
"saat itu aku dulu menyukai seni berpedang dan terus berlatih dengan pedang kayu sama seperti saat kita lakukan tadi, sebelum aku akhirnya mendapatkan Armament Ring ku sendiri. Aku mendapatkan sebuah Pedang yang dimana perwujudan dari Armament Ring milikku ini" lanjutnya.
Saat dia mengakhiri kalimatnya itu tangan kanan nya membuat sebuah pola dan memunculkan sebuah pedang panjang dengan warna yang sama dengan warna cincinnya yang aku asumsikan digunakan dengan 2 tangan. Pedang itu sekilas terbuat dari cincin itu sendiri. Mungkin ada sebuah benda seperti batu permata yang di buat atau dipahat menyerupai cincin yang dipakainya.
"Dari mana asal Armament Ring itu datang, ayah?" tanyaku tanpa memalingkan pandangan kearah pedangnya.
"Sejujurnya aku juga tidak tahu, mungkin itu sebuah berkat dari Dewa atau semacamnya"
terdengar sebuah keraguan yang diucapkannya itu. Apakah tidak ada sebuah keterangan bagaimana Cincin itu muncul dan untuk apa kita harus mempunyai Cincin Persenjataan pribadi itu? sepertinya masih banyak misteri yang tidak diungkapkan dengan tulisan atau ucapan kepada orang-orang yang hanya bisa menerima apa yang diberikan kepadanya.
"Yang terpenting sekarang adalah kau harus fokus untuk pertumbuhan dan perkembanganmu saat ini hingga waktu itu datang" lanjutnya dengan hilangnya pedang yang ia genggam.
Aku juga masih tak mengerti untuk apa gunanya latihan berpedang ini . Apakah ini untuk bekal sebuah petualangan pribadi? Beberapa game yang pernah kumainkan mungkin sama dengan hal ini. Dimana karakter harus memperkuat diri dan persenjataan untuk melawan monster-monster kuat bertahap hingga melawan raja iblis atau semacamnya. Menurutku hal ini pastinya akan berguna untuk menambah ilmu untuk menjaga diri dari ancaman manapun.
"Apa kau sudah pulih seperti semula?" tanya nya dengan mengarahkan pandangannya ke arah ku.
"Sepertinya sudah. Aku merasa bugar dan ber-energi kembali" jawabku dengan senyuman lega.
Jack bangkit dari pose nyaman nya keluar dari kolam. "Bagus, kita bisa melanjutkan latihannya kembali, hehehe" dia menyeringai.
Dengan ini aku setuju dengan latihan rutin setiap harinya yang diberikan Jack padaku. Kemungkinan besar aku bisa terus menerus melakukan ini hingga matahari terbenam.
"Pakailah kembali Pakaian mu dan kita akan kembali ke tempat latihan kita tadi"
Dia memberitahuku sambil memakai pakaiannya langsung.
Aku pun keluar dari kolam ini. "Sebaiknya kita mengeringkan tubuh kita terlebih dahu-"
Belum selesai dengan kata-kataku, ternyata sisa air yang kukira masih ada di tubuhku tidak ada. Indra perabaku tak merasakan air itu menguap atau menetes sedikitpun, namun itu terjadi dalam sekejap. Mungkin mekanisme nya seperti pengering tangan toilet mall.
"Cepatlah Willy, kita tak punya banyak waktu" ucapnya tanpa memperdulikan apa yang ku katakan sebelumnya dengan nada tergesa-gesa.
Sebentar... kupikir kita akan melakukan latihan seharian. Apa yang membuatnya tidak memiliki waktu banyak saat ini?
Aku bertanya sambil memakai pakaianku "Tunggu..., aku pikir kita akan melakukan latihan ini sampai matahari terbenam? Apa yang terjadi, ayah?"
"Ada sesuatu yang harus kau lakukan setelah Latihan ini selesai. Untuk penjelasan lebih lanjut sebaiknya kau tanya nanti saat kita pulang" jawabnya.
Entah apa yang ia rencanakan untukku nanti, tetapi bukannya bisa lebih cepat jika kita bisa berlatih dekat dengan kolam ini? maka hal ini tidak akan memakan waktu dibanding dengan berjalan mengarah Blessing Pool ini.
Aku mengikuti nya dari belakang sambil memakai baju kaos ku "Jika kita tidak punya banyak waktu lama, mengapa kita tidak berlatih di sekitar sini? di dekat Blessing Pool ini agar kita dapat menceburkan diri secara instant tanpa perlu berjalan jauh lagi" tanyaku heran.
Dia terus berjalan ke arah tempat kami latihan "Aku tidak suka mengganggu hewan-hewan di hutan dekat Blessing Pool itu. lagi pula kita membutuhkan dataran luas tanpa sesuatu yang menghalangi latihan kita."
Sepertinya dia seorang pencinta binatang yang tak suka melihat hewan hewan merasa terganggu oleh manusia. Hal itu cukup menyusahkan latihan ini dilihat jarak dari tempat kami berlatih sampai Blessing Pool itu lumayan memakan tenaga, ya mungkin itu hanya untuk beberapa waktu kedepan sampai aku terbiasa.
Kami menghabiskan sisa waktu latihan dengan duel penutup seperti sebelumnya. Namun itu berlangsung lumayan lama tanpa terkena serangan fatal dari kedua belah pihak. Aku berhasil menghemat tenaga lebih dari sebelumnya. Tetapi aku tetap meminta Jack agar bisa menggunakan Blessing Pool itu sekali lagi. Namun dia menolaknya dengan alasan kita hampir terlambat untuk kembali, padahal dia yang memberikan ketentuan seperti itu. dasar Jack sialan.
Sebelum berkemas untuk pulang, kami menutup latihan ini dengan mengisi perut dengan bekal yang Jack bawa di dalam tas nya. Awalnya aku meminta untuk makan bekal ini terlebih dahulu sebelum latihan, namun sepertinya makan setelah latihan itu memang waktu yang terbaik dibanding sebelum latihan.
Dengan Tempo makan yang lumayan cepat, aku menghabiskan makananku hanya beberapa menit saja. Hal itu juga dikarenakan ada sesuatu yang harus ku lakukan lagi setelah kami pulang. Setelah makan, kami mengemaskan barang-barang yang belum di bereskan.
Selesai berkemas, kami kembali menuju gerbang awal masuk. Sama seperti saat masuk sebelumnya, saat keluar, Jack membuat barrier untuk kami berdua untuk melewati gerbang menuju air terjun.
Dalam perjalanan kembali, aku mengingat apa yang membuat latihanku itu tadi berlalu tidak sampai matahari terbenam. dengan Angin yang lebih dingin dari saat kami berangkat menghembus melewati tebing gunung dan sinar matahari yang samar samar tertutup awan, suasana terasa sedikit sunyi hanya dengan suara air terjun. Dengan rasa penasaran, aku menanyakan hal ini kepada Jack sembari mengikutinya dari belakang.
"Ngomong-Ngomong kau bilang kita sedikit terlambat untuk pulang. Memangnya ada suatu hal penting apa yang harus aku lakukan setelah ini? kau akan ingin memberitahu lebih lanjut saat kita pulang kan?"
"Ah iya. Untuk menjawab itu, sebenarnya kau juga harus berlatih pengendalian sihir dengan ibumu. Seperti layaknya latihanku padamu tadi. Mungkin saja dia akan lebih lembut dalam mengajari mu sihir."
Hmmm... asumsiku sementara, sepertinya mereka berdua berencana mengajariku dasar-dasar bertarung aku rasa. Mengingat dunia ini begitu liar dan mistis, keterampilan sihir juga dibutuhkan untuk bertahan hidup untuk segala rintangan yang akan dilalui nantinya. Jadi kau sudah memiliki pengalaman untuk mengatasi masalah tersebut.
"Eh...apa ini diperlukan juga untuk anak seumuran ku saat ini?"
"Emm... khusus untuk mu dalam umur saat ini, kau sudah bisa kami ajarkan beberapa teknik dasar yang kami miliki untukmu" ada sedikit keraguan keluar dari jawabannya itu.
"Memang tidak banyak kondisi yang sama seperti mu. Bisa dibilang kau ini spesial karena sudah beradaptasi dengan cukup baik dan bertingkah layaknya remaja. Dulu ibumu memintaku untuk mengajari mu berpedang, dan dia akan mengajarimu sihir" lanjutnya.
Wajar saja aku ini dibilang anak yang spesial, untuk seumuranku mustahil mempunyai pengetahuan dan pengalaman pekerja berumur 32 tahun. Sebagian orang mungkin menganggap orang dengan kondisi seperti ini seperti orang aneh atau autis. Aku mencoba agar lebih normal sebagai anak seumuranku
"Jadi, karena aku termasuk orang 'spesial' ini mendapat pengajaran yang lebih cepat dari biasanya ya?"
"Benar. Aku bahagia mempunyai anak sepertimu, aku berharap kau akan menggapai hal yang ingin kau dapatkan, seperti hal nya menjadi pahlawan seperti Niels itu"
hal ini bisa juga menjadi suatu tujuan hidup baruku di dunia ini, untuk menggapai gelar pahlawan. Mungkin saja seolah-olah aku bisa menjadi seorang raja juga hehehe, siapa yang tau. Juga aku perlu mengetahui penyebab aku bisa datang ke dunia ini. hal ini menjadi tujuan utamaku sejak awal yang membuatku penasaran.
"Bagaimana dengan Dora? Apakah dia akan melalui hal yang sama sepertiku untuk umur 4 tahunnya nanti? Tanyaku mengingat adikku hanya berbeda 1 tahun dengan diriku.
"Hmmm... menurutku Dora saat ini berbeda dengan dirimu tahun lalu. Dora belum bisa berbicara dengan lancar. Tidak sepertimu dulu, kau juga sudah cukup pandai membaca tulisan dalam buku milik ibumu itu. Jadi menurutku, Dora masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi pendidikan dasar dari kami"
Aku mengira Dora ini juga seorang reinkarnasi sama sepertiku. Namun tanggapan dari Jack mematahkan hipotesisku itu. tetapi ada juga kemungkinan bahwa dia reinkarnasi dari seorang anak lugu yang tidak tau menahu di kehidupannya sebelumnya itu. ini masih hipotesisku saja, hal ini bisa terbantah kapan saja.
"Sebaiknya kita percepat langkah kita, kita tak mau ibumu menunggu lama bukan?"
"Baiklah" jawabku, mengikuti kecepatan pergerakannya dari belakang.
Saya mencoba membuat cerita pertama ini dengan beberapa referensi luar yang sudah terkenal tentunya
Berikan kritik dan saranmu tentang ceritaku ini seperti contoh soal penulisan dan kata kata yang kugunakan.
Punya ide tentang ceritaku? Beri komentar dan beri tahu saya.